STUDILMU Career Advice - 10 Cara Membangun Konflik dan Stres Kerja yang Baik

10 Cara Membangun Konflik dan Stres Kerja yang Baik


by STUDiLMU Editor
Posted on Apr 09, 2019

Apa yang Dimaksud dengan “Konflik” dan “Stres Kerja”? 

Pertama-tama, apa sih yang dimaksud dengan “konflik”? Konflik adalah suatu permasalahan yang timbul dari proses interaksi antara dua individu atau kelompok dimana masing-masing pihak saling memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda. Dikarenakan perbedaan tujuan dan kepentingan yang ada, maka masing-masing pihak berusaha untuk menyingkirkan pihak lain demi mencapai tujuan mereka. 
 
Lantas, bagaimana dengan arti dari “stres kerja”? Stres kerja adalah perasaan pusing dan mumet yang dihasilkan dari konflik-konflik yang ada. Konflik dan stres adalah dua hal yang paling sering dihindari oleh banyak orang di dalam sebuah organisasi. Bahkan, bukan hanya di organisasi saja, namun juga dalam hubungan dan lingkungan manapun. Tahu tidak rekan-rekan Career Advice? Faktanya, konflik kerja dan stres adalah salah satu landasan yang penting untuk membangun organisasi atau perusahaan yang sehat dan sukses. Namun, tentunya konflik dan stres yang dimaksud disini adalah konflik dan stres kerja yang sehat.
 
Mengapa demikian? Konflik dan stres sangat diperlukan untuk pemecahan masalah yang efektif, demi terciptanya hubungan interpersonal yang efektif. Terlebih lagi kita tahu bahwa, tidak mungkin ada suatu hubungan yang terjalin tanpa kehadiran konflik dan stres. Semakin banyak konflik dan stres yang dihadapi oleh suatu perusahaan, maka mereka semakin terlatih dalam mencari pemecahan konflik yang efektif. 
 
Nah, apabila rekan-rekan Career Advice adalah para individu yang menghindari konflik dalam kehidupan kerja sehari-hari, ini menandakan bahwa kita hanya melihat hasil negatif dari konflik tersebut. Apalagi jika rekan pembaca adalah seorang manajer, bos atau seorang yang sangat sibuk, pasti rekan pembaca sangat menjauhi konflik agar waktu yang dimiliki tidak terbuang banyak hanya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada. 
 

Lantas, mengapa banyak orang yang tidak mau berpartisipasi dalam konflik dan stres kerja yang tepat? 

Konflik dan stres kerja sering terjadi saat kita mengemukakan pendapat. Ada berbagai alasan kuat yang dimiliki masing-masing individu terkait mengapa mereka tidak ingin mengemukakan dan mempertahankan pendapat yang mereka miliki di hadapan orang lain, terutama di lingkungan kerja seperti, rapat kerja? Dari berbagai alasan yang dimiliki, satu yang paling umum adalah karena mereka malas berhadapan dengan konflik dan stres kerja. 
 
Mereka tahu jika melawan keputusan tim manajemen atau membawa pendapat lain yang ‘berbeda’, maka mereka akan mendapatkan konsekuensi yang berat. Sehingga, konflik kerja akan timbul dan stres kerja pun menghampiri. Hasilnya? mereka bersikap setuju dengan apapun yang dicadangkan oleh tim manajemen, dan mengeluhkannya setiap hari. Yap, ini adalah realita yang sering terjadi, masih banyak orang yang tidak tahu bagaimana cara berpartisipasi dan mengelola konflik dan stres kerja secara positif.

Dan, mengapa konflik dan stres kerja yang tepat sangatlah penting?

Pastinya ada konflik dan stres kerja yang baik dan buruk. Nah pada artikel kali ini, kita akan berfokus pada konflik dan stres kerja yang baik dan tepat untuk kita semua miliki. Nyatanya, konflik kerja yang dikelola secara efektif dan tepat akan menghasilkan banyak hasil positif bagi bisnis, organisasi atau perusahaan kita.
 
Coba bayangkan, saat semua peserta rapat aktif dalam menyampaikan ide-ide mereka, semua orang akan saling tidak setuju dan memberikan ide-ide yang variatif. Maka, apa implikasi positif yang akan didapat dari rapat tersebut? Tentu saja, ide-ide cemerlang yang memberikan opsi yang lebih banyak untuk keputusan yang lebih tepat dan bijak. 
 
Intinya, kita perlu mengetahui cara yang tepat dalam mengangkat masalah, berani dalam menyuarakan pendapat dan tahu strategi yang tepat untuk berpartisipasi di dalam konflik kerja. Nah, inilah yang nantinya akan menjadi kunci kesuksesan dan keberhasilan kita dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Jadi, rekan-rekan Career Advice sudah tahu kan pentingnya bergabung dengan konflik dan stres kerja yang tepat? Sekarang, mari kita simak kiat-kiat apa saja untuk membangun konflik dan stres kerja yang baik. 

10 Tips untuk Membangun Konflik dan Stres Kerja yang Baik

 

1. Konflik dan stres kerja yang tepat dengan harapan yang jelas.

Kiat yang paling pertama, kita perlu menciptakan lingkungan kerja yang berisi konflik dan stres kerja yang tepat dan memiliki harapan yang jelas bagi para anggota atau karyawannya. 
 
Maksudnya disini adalah tim manajemen atau atasan perlu menciptakan budaya yang mana sangat mendorong dan mengapresiasi para karyawan yang mau menyuarakan aspirasi mereka. Sehingga, mereka tahu apa yang diharapkan oleh tim manajemen yaitu, pendapat dan ide-ide cemerlang dari mereka. Sebaliknya, tim manajemen pun sadar apa yang karyawan inginkan dari ide-ide yang mereka sampaikan. 
 
Kita juga perlu membuat perbedaan yang jelas agar harapan dan debat yang sehat dapat berjalan sesuai nilai-nilai perusahaan. Jika rekan pembaca adalah seorang manajer atau pemimpin tim, mintalah karyawan Anda untuk mengungkapkan pendapat mereka sebelum Anda berbicara. Apabila mereka tidak setuju akan suatu pendapat, dorong mereka untuk menyuarakan pendapat mereka. 
 

2. Apresiasi karyawan yang mau menyuarakan pendapat dan membela pendapat mereka. 

Tidak cukup hanya menciptakan budaya berpendapat dan membuat harapan yang jelas akan hal ini, namun kita juga perlu mengapresiasi para karyawan yang telah berani menyuarakan pendapat mereka dan mempertahankan apa yang mereka ucapkan. Dalam hal ini, kita bisa memberi mereka hadiah kecil seperti mentraktir mereka makan siang, atau mengucapkan terima kasih di saat rapat berlangsung. 
 
Mereka adalah para karyawan yang perlu diapresiasi dan dipertahankan. Terlebih lagi, jika ide-ide yang mereka sampaikan sangat baik untuk masa depan perusahaan atau organisasi kita. Mereka juga merupakan orang-orang yang sangat bersemangat untuk melobi pendapat mereka, namun ketika semua perdebatan selesai, mereka akan mendukung keputusan yang telah dibuat bersama oleh tim.
 

3. Apabila ada perselisihan di dalam kelompok, coba periksa sikap kita masing-masing.

Apabila rekan pembaca sudah menyampaikan pendapat di dalam tim, namun terjadi perselisihan atau pertikaian kecil di dalam tim. Jangan gegabah dan langsung mengatakan bahwa mengungkapkan pendapat itu sangat buruk. Kita perlu melihat ke dalam diri kita masing-masing. 
 
Apakah saat kita mengutarakan pendapat, kita benar-benar ingin memberikan ide-ide yang baru ke dalam rapat? Atau, kita sengaja menyampaikan ketidaksetujuan karena alasan yang tidak valid, sehingga menciptakan konflik? Kita perlu merefleksi diri sendiri dan mungkin meminta umpan balik dari orang lain terhadap perilaku kita selama ini. 
 

4. Dorong para karyawan untuk menggunakan data dan fakta dalam mendukung pendapat mereka. 

Untuk menciptakan konflik dan stres kerja yang sehat, kita memang mendorong para karyawan untuk mengemukakan pendapat. Namun, akankah lebih baik jika pendapat yang mereka berikan bukan hanya berdasarkan logika, tetapi juga ada data dan fakta yang valid sebagai pendukung. Dorong anggota staf untuk mengumpulkan data-data yang dapat menjadi penguat opini mereka. 
 

5. Buat norma kelompok yang melarang serangan pribadi. 

Setiap anggota tim di dalam rapat diperbolehkan untuk berbicara, namun sebagai tim manajemen, kita perlu membuat norma-norma yang berlaku sebagai patokan mereka dalam menyuarakan pendapat. Satu norma kelompok yang paling penting untuk dibuat dan diterapkan adalah melarang serangan pribadi.
 
Semua karyawan perlu kritis dalam menyuarakan pendapat, tetapi apabila keputusan sudah disepakati di dalam tim. Diharapkan tidak ada yang tersinggung atau menyerang secara pribadi kepada pihak yang berbeda pendapat dengan mereka. 
 

6, Berikan pelatihan menghadapi konflik dan stres kerja untuk memecahkan masalah. 

Ini juga merupakan langkah yang sangat penting untuk membangun konflik dan stres kerja yang baik di lingkungan kerja. Berikan pelatihan yang terkait dengan komunikasi interpersonal, penyelesaian masalah, resolusi konflik, dan khususnya komunikasi non-defensif. Pelatihan-pelatihan seperti itu akan memberikan ‘bekalan’ yang sangat tepat bagi mereka untuk berani menghadapi konflik dan stres kerja. 
 

7. Cari tahu tanda-tanda apabila konflik dan stres kerja sudah di luar kendali. 

Dalam hal ini, sebagai pemimpin kita perlu menjadi seorang yang peka terhadap situasi di lingkungan kerja. Jangan sampai kita tidak menyadari bahwa konflik dan stres kerja yang terjadi di dalam tim sudah berada di luar garis aman. 
 
Jika sudah seperti ini, konflik dan stres kerja sudah beralih dari sehat ke tidak sehat. Apa yang harus dilakukan? Apabila dari pengamatan kita, konflik dan stres kerja sudah di luar batas aman atau bahkan membahayakan keharmonisan tempat kerja. Maka, kita perlu mengadakan pertemuan untuk resolusi konflik. Misalnya, melakukan mediasi. Memang tidak masalah memiliki konflik dan stres kerja yang positif, namun bukan berarti kita membiarkan konflik negatif menghancurkan lingkungan kerja.

8. Rekrut para kandidat yang dapat menambah nilai bagi perusahaan kita. 

Saat sesi wawancara berlangsung, ini adalah kesempatan emas bagi para perekrut untuk membawa para kandidat yang berkualitas masuk ke dalam organisasi atau perusahaan mereka. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan saat wawancara dapat melihat ketegasan dari para kandidat yang potensial. 
 
Kita dapat menilai apakah mereka adalah orang-orang yang suka menyampaikan aspirasi dan membela pendapat mereka? Apakah mereka bisa bekerja secara tim dan mau menyelesaikan masalah bersama-sama? Dan lain sebagainya. Pastinya, kita semua menginginkan tempat kerja yang harmonis dengan memiliki konflik dan stres kerja yang positif. 

9. Berikan insentif atas pencapaian tim. 

Apabila budaya berpendapat sudah tercipta, para karyawan juga semakin apik dalam berinteraksi dengan saling menghargai pendapat dari rekan-rekan kerja lainnya. Ditambah lagi jika ide-ide yang mereka berikan sangat bervariasi dan benar-benar menunjang kemajuan dan keberhasilan perusahaan. Buat karyawan semakin nyaman dengan lingkungan kerja yang penuh konflik dan stres kerja yang positif. Selain itu, kita juga bisa memberikan insentif atau bonus kepada mereka sebagai penghargaan atas pencapaian tim. 
 

10. Apabila sembilan tips di atas belum membantu, coba cara ini!

Apabila kesembilan cara jitu di atas masih belum berjalan secara efektif, mungkin sebagai tim manajemen kita bisa duduk dan berdiskusi dengan mereka yang memberikan ide-ide cemerlang atau pendapat lainnya secara langsung kepada kita. Tanyakan apa alasan mereka menyuarakan hal tersebut, apakah itu didukung dengan data dan fakta yang valid atau tidak? 
 
Dengan mengadakan diskusi positif, ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi dan memperbaiki setiap masalah yang ada, sehingga semua permasalahan dapat disalurkan menjadi konflik dan stres kerja yang positif. Keberhasilan dan kesuksesan perusahaan kita tergantung pada kesediaan semua anggota tim untuk berpartisipasi dalam konflik dan stres kerja yang baik, tepat dan positif. 
 
Nah, jadi bagaimana menurut rekan-rekan Career Advice terhadap konflik dan stres kerja? Ternyata konflik dan stres tidak selalu menjadi hal yang menakutkan, bukan? Yuk, kita mulai membangun konflik dan stres kerja yang sehat dan positif di lingkungan kerja kita mulai dari sekarang. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini