STUDILMU Career Advice - 10 Cara untuk Mulai Mengasah Strategi Pemasaran

10 Cara untuk Mulai Mengasah Strategi Pemasaran


by STUDiLMU Editor
Posted on Jul 07, 2019

Dalam ilmu strategi pemasaran, sebenarnya kita tidak hanya dituntut untuk bisa memasarkan produk dan layanan jasa kita. Namun, kita juga diminta untuk bisa memasarkan diri sendiri dengan baik. Logikanya, ketika kita ingin menawarkan produk pada calon pelanggan, namun kita tidak menarik atau tidak dipercaya oleh calon pelanggan tersebut, kira-kira mereka akan membeli produk kita atau tidak? Tentu saja jawabannya tidak. 
 
Itulah mengapa di dalam strategi pemasaran, kita bukan hanya memasarkan produk dan layanan jasa kepada para calon pelanggan, namun kita juga memasarkan diri kita (dalam konteks positif) agar mereka percaya pada kita dan pada akhirnya juga mempercayai produk dan layanan jasa kita. 
 
Bagi rekan-rekan Career Advice yang sedang ingin belajar dan mulai mengasah keterampilan Anda di dalam strategi pemasaran, artikel ini sangat cocok untuk dibaca dan diterapkan nih! Ada 10 cara untuk mulai mengasah strategi pemasaran yang telah kami ambil intisarinya dari website entrepreneur. Apa saja ya kira-kira 10 cara tersebut? Yuk, simak langsung penjelasannya. 
 

1. Merasa Nyaman untuk Melakukan Pemasaran. 

Pernah tidak rekan pembaca melihat seseorang yang dipaksa melakukan sesuatu? Kira-kira bagaimana dengan hasil pekerjaan mereka? Kebanyakan orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan setengah hati atau merasa tidak nyaman dengan apa yang mereka lakukan, tidak akan menghasilkan suatu karya yang bagus dan signifikan. 
 
Jadi, hal paling pertama yang perlu kita lakukan untuk mengasah strategi pemasaran adalah dengan merasa nyaman dengan apa yang akan kita lakukan. Contohnya, merasa nyaman untuk berbicara dengan orang lain, melakukan presentasi, membangun hubungan baik dengan calon pelanggan, dan lain sebagainya. 

2. Berpikir Lebih Spesifik “Siapa yang akan Menjadi Target Pelanggan Saya?”

Setelah merasa nyaman dengan apa yang akan kita lakukan, coba berpikir sejenak dan tanyakan pada diri sendiri, “siapa yang akan menjadi target pelanggan dari produk atau layanan jasa saya?” apakah targetnya para eksekutif muda, anak-anak, atau generasi milenial? Perlu diingat bahwa target pelanggan harus sesuai dengan produk dan layanan jasa yang kita tawarkan. 
 
Misalnya kita membuat produk dasi kerja yang elegan, maka target pelanggan kita adalah para eksekutif muda, bukan anak-anak atau para ibu muda. Ini merupakan hal yang sering diabaikan oleh orang-orang yang ingin mengasah kemampuan strategi pemasaran mereka. Bagi mereka, semakin luas cakupan target pelanggan, maka akan semakin baik. Padahal nyatanya tidak seperti itu. 
 

3. Ciptakan Hubungan yang Baik dengan Calon Pelanggan.  

Pada cara ketiga ini kita sudah mulai mengasah kemampuan untuk memasarkan produk dan layanan jasa dengan didahului pemasaran terhadap diri sendiri, tentunya dalam konteks yang baik ya. Pemasaran diri sendiri disini maksudnya membangun hubungan baik dengan para calon pelanggan
 
Mulai segalanya dengan obrolan ringan antara kita dan calon pelanggan, berinteraksi selayaknya seorang teman yang sangat kita hargai. Ketika kita sudah mendapatkan simpati dari mereka, maka lanjutkan dengan bertanya tentang masalah apa yang mereka miliki, apa solusi yang mereka harapkan, jika solusi yang mereka mau relevan dengan produk dan layanan jasa kita, maka kita bisa langsung memasarkannya kepada mereka. 

4. Tetap pada Garis yang Tepat. 

Apabila rekan pembaca sudah berhasil mendapatkan kepercayaan dari calon pelanggan dan menjalin hubungan yang baik, maka itu bagus! Pertahankan dan tetaplah berjalan pada garis yang tepat. Coba untuk menemukan cara-cara yang baik agar kita tetap bisa mendapatkan perhatian utama dari calon pelanggan. Misalnya, mengirimkan buletin berita terkait produk kita, mengirimkan artikel bermanfaat, dan lain sebagainya. Usahakan untuk tetap berinteraksi dengan calon pelanggan, namun tetap membuat mereka nyaman. 

5. Kebiasaan Membeli seperti Apa yang Selalu Dilakukan oleh Calon Pelanggan? 

Setelah kita mengidentifikasi target pelanggan, menciptakan hubungan yang baik dengan mereka, dan terus berkomunikasi dengan tetap membuat mereka nyaman, maka ini saatnya untuk mempelajari lebih dalam terkait kebiasaan membeli yang dilakukan oleh para calon pelanggan. 
 
Sebagai contoh, ketika kita menjual produk dengan harga yang cukup tinggi, apakah calon pelanggan kita langsung membelinya, atau dia akan berpikir dalam waktu yang cukup lama untuk membuat keputusan? Sebaliknya, ketika kita memasang harga produk terlalu murah, apakah para calon pelanggan akan menjadi ragu? 
 
Karena bisa saja mereka mempertanyakan kualitas produk kita dengan harga yang terbilang murah bagi mereka. Oleh karena itu, mempelajari kebiasaan membeli dari para calon pelanggan sangatlah penting. 
 

6. Hindari Menarik Asumsi dengan Begitu Cepat. 

Cara keenam ini juga sangat perlu untuk kita perhatikan. Seringkali kita merasa sok-sokan sudah mengenal calon pelanggan dengan sangat baik. Padahal masih ada banyak hal yang perlu kita pelajari lebih lanjut terkait calon pelanggan. Misalnya, kita sering berasumsi bahwa calon pelanggan seperti ini pasti inginnya harga yang kisaran dari segini sampai segitu, ingin produk yang seperti ini, bukan yang seperti itu, dan lain sebagainya. 
 
Asumsi akan membuat strategi pemasaran kita berakibat fatal. Sudah mengenali calon pelanggan bukan berarti sudah memahami mereka dengan sangat baik. Kita perlu mengajukan beberapa pertanyaan untuk mempelajari apa yang membuat mereka tertarik untuk membeli suatu barang dan kriteria (standar) seperti apa yang mereka gunakan untuk membuat keputusan.
 

7. Mencoba untuk Merayu Pelanggan Pertama Kita. 

Apabila kita sudah mulai menerapkan 6 langkah sebelumnya, kini saatnya untuk mulai merayu pelanggan pertama kita. Untuk merayu pelanggan pertama kita, tentunya kita akan menciptakan suasana yang baik dan menyampaikan kalimat-kalimat positif kepada mereka, ya namanya juga sedang merayu calon pelanggan kan! 
 
Meskipun pada akhirnya calon pelanggan tidak jadi membeli produk atau layanan jasa kita, namun merayu calon pelanggan dengan cara yang baik akan membangun reputasi yang baik bagi perusahaan kita. 
 

8. Membuat Jadwal Harian dan Tetapkan Target. 

Jadwal harian akan berperan penting bagi kegiatan pemasaran kita. Jadwal ini akan membantu kita untuk tetap produktif dan terus maju dalam mengasah strategi pemasaran yang ada. Contoh jadwal harian bisa seperti, menelepon perusahaan calon pelanggan sebanyak 20 perusahaan setiap harinya, atau bertemu dengan calon pelanggan potensial minimal 2 kali dalam seminggu. Dengan jadwal harian yang teratur, kita akan merasa lebih mudah dalam menetapkan target. 
 

9. Berusaha Menjadi Pakar Industri. 

Strategi pemasaran akan jauh lebih mudah dipraktekkan jika kita adalah orang-orang yang ahli dalam bidang industri tersebut. Melatih diri kita menjadi seorang yang ahli dalam suatu bidang industri akan menarik lebih banyak pelanggan. Logikanya, para calon pelanggan akan mempercayai para penjual yang ahli pada bidangnya. Contohnya, ketika kita ingin membeli skincare, kita akan lebih mendengarkan saran dari montir atau dari dokter kulit? Yap! tentu saja kita akan lebih mendengarkan dokter kulit daripada montir. 
 

10. Memperlihatkan Kualitas dan Kesuksesan dari Produk Kita.  

Perhatikan segala sesuatu yang kita tulis atau unggah di dalam website produk atau layanan jasa kita. Website adalah forum yang paling sering dikunjungi oleh para calon pelanggan. Oleh karena itu, kita perlu memperlihatkan kualitas, kesuksesan atau pencapaian apa saja yang dimiliki oleh produk dan layanan jasa kita. 
 
Dengan menerapkan 10 cara di atas, kita akan semakin mudah dalam mengasah strategi pemasaran produk dan layanan jasa kita. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini