Rasa bahagia pastinya ingin dimiliki oleh semua orang di dunia ini, bukan hanya di Indonesia saja loh ya, hehe. Meskipun sama, namun indikator kebahagiaan yang dimiliki oleh satu orang bisa saja berbeda dengan orang-orang di sekitarnya. Jadi, kita tidak bisa memukul rata rasa bahagia yang kita miliki dengan orang lain.
Menurut data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk bisa mengukur tingkat kebahagiaan di seluruh dunia, ada 6 variabel utama yang perlu kita ukur, antara lainnya adalah:
- Pendapatan.
- Harapan untuk hidup sehat.
- Dukungan sosial.
- Kemurahan hati.
- Kebebasan dan
- Kepercayaan.
Dari Negara-negara di seluruh dunia, data menunjukkan bahwa beberapa Negara di Eropa memiliki tingkat kebahagiaan yang sangat tinggi. Contohnya, Norwegia pernah terpilih menjadi Negara yang penduduknya paling bahagia di dunia, lalu disusul oleh Denmark, Islandia, dan Swiss.
Nah karena perbedaan rasa bahagia yang dimiliki oleh setiap orang, dan tentunya setiap negara memiliki rasa bahagia yang berbeda-beda, inilah yang membuat kami tertarik untuk menceritakan 10 fakta rasa bahagia dari seluruh dunia.
1. Wirausahawan Memiliki Tingkat Kebahagiaan yang Lebih Tinggi.
Fakta pertama menunjukkan bahwa para wirausahawan, pebisnis atau pengusaha di seluruh dunia lebih sering merasa bahagia, dibandingkan dengan mereka yang bekerja di kantor, di bawah kontrol seorang bos. Meskipun mereka juga pasti mengalami situasi yang buruk dan tidak mudah, sehingga sering merasakan stres dan khawatir. Namun, tingkat kebahagiaan yang mereka miliki jauh lebih baik daripada karyawan kantor yang harus berhadapan dengan tugas kerja yang menumpuk setiap harinya dan bos yang menyebalkan.
Jadi, apakah rekan pembaca tertarik untuk berpaling menjadi wirausahawan?
2. Memiliki Kehidupan Sosial di Akhir Pekan akan Membuat Kita Bahagia.
Hampir seluruh negara menyetujui hal ini, terutama masyarakat di Amerika. Mereka selalu merasa lebih bersemangat dan bahagia di akhir pekan. Apalagi mereka yang bekerja dengan bos yang selalu memberikan rasa kepercayaan diri kepada karyawannya dan merasa bahwa atasannya adalah seorang mitra bisnis, maka mereka akan memanfaatkan akhir pekan mereka dengan sangat baik tanpa ada rasa takut untuk kembali bekerja di hari Senin.
Orang-orang ini cenderung akan menghabiskan waktu mereka di akhir pekan untuk kehidupan sosial. Entah itu pergi ke panti asuhan, panti jompo, atau sekedar pergi jalan-jalan bersama keluarga mereka. Semuanya dilakukan tanpa rasa beban dan penuh dengan kebahagiaan.
3. Keadaan Negara yang Tidak Stabil akan Menggoyahkan Rasa Bahagia.
Kita memang tidak bisa selalu berharap bahwa Negara kita memiliki keadaan aman dan selalu stabil, entah itu dalam bidang perekonomian atau bidang lainnya. Namun, kenyataannya keadaan Negara yang tidak begitu stabil akan sangat berpengaruh pada tingkat kebahagiaan masyarakatnya. Misalnya, pebisnis di Negara tersebut akan merasa khawatir dan tidak bahagia melihat hasil saham-nya yang selalu menurun dari waktu ke waktu. Semuanya terjadi karena keadaan Negara yang tidak stabil. Jumlah pengangguran yang semakin meningkat juga akan membuat kita semakin pusing.
4. Kesehatan Mental yang Baik akan Membawa Rasa Bahagia.
Merawat kesehatan fisik memang penting, namun
menjaga kesehatan mental juga tidak kalah penting. Para peneliti hebat dari Amerika Serikat, Australia, Inggris dan Indonesia telah melakukan survei dan menemukan fakta mengejutkan bahwa salah satu faktor utama yang menghambat rasa bahagia adalah kesengsaraan.
Kesengsaraan akan menghasilkan perasaan depresi pada seseorang. Dalam hal ini, setiap negara perlu berfokus untuk memperbaiki keadaan pendapatan negara, lapangan pekerjaan, dan faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan depresi bagi masyarakatnya.
Selain itu, pemerintah harus memikirkan cara untuk mengurangi angka kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Mengapa? Karena keduanya dapat membantu mengurangi tingkat depresi. Semakin kaya dan mapan masyarakatnya, maka akan semakin banyak rasa bahagia yang terpancar.
5. Memiliki Teman atau Pasangan yang Bisa Diandalkan.
Tahu tidak, ternyata orang-orang yang sudah memiliki pasangan hidup, entah suami atau istri yang dapat diandalkan, mereka akan merasa lebih bahagia loh! Kenapa begitu ya? Hal ini dikarenakan mereka memiliki seseorang yang bisa diajak berbicara dan berbagi cerita, serta pasangan mereka dapat diandalkan dan dipercaya.
Tidak peduli seberapa besar keluh kesan yang dirasakan, mereka selalu memiliki cara terbaik untuk menghilangkan kesedihan itu, karena dukungan yang diberikan oleh orang-orang tersayang. Sebuah data menyatakan bahwa setiap negara yang membangun dukungan sosial, maka tingkat kebahagiaan akan melonjak lebih dari 20%.
6. Peran Keluarga, Masa Kecil dan Sekolah dapat Memengaruhi Kebahagiaan Seseorang di Masa Depan.
Seringkali kita mengabaikan apa yang terjadi di masa lalu. Padahal, latar belakang pendidikan kita, kehidupan masa kecil, serta didikan yang diberikan oleh keluarga akan memengaruhi tingkat kebahagiaan kita di masa depan.
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting untuk membangun jati diri kita menjadi orang yang kuat. Sehingga, apapun masalah kehidupan yang datang, kita bisa menghadapinya dengan respon terbaik.
Masa kecil juga memiliki peranan yang kuat. Ketika masa kecil kita dipenuhi dengan rasa bahagia, maka kita akan beranjak dewasa menjadi seseorang yang suka menyebarkan rasa bahagia kepada orang lain.
Sekolah juga sangat penting loh! Latar belakang pendidikan yang kuat akan membantu kita menjadi orang sukses di masa depan, sehingga kita terhindar dari perasaan depresi yang disebabkan oleh persaingan kerja yang semakin ketat.
7. Penghasilan Lebih Penting daripada Pendidikan.
Fakta ketujuh ini mungkin agak sedikit mengejutkan. Ternyata penghasilan yang tinggi akan membuat kita merasa lebih bahagia dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Mungkin ada benarnya juga, karena tidak peduli setinggi apapun tingkat pendidikan kita, setelah pendidikan selesai kita akan berusaha untuk mencari nafkah melalui pekerjaan.
8. Kebahagiaan tergantung pada Jenis Pekerjaan yang Dimiliki Seseorang.
Pekerjaan dan jenis profesi memainkan peran yang sangat penting pada tingkat kebahagiaan seseorang. Orang-orang yang memiliki pekerjaan pastinya akan merasa lebih bahagia daripada mereka yang menganggur. Namun, ternyata jenis profesi yang kita miliki juga sangat berpengaruh pada rasa bahagia kita loh!
Penelitian yang menyangkut para pekerja di dunia menunjukkan bahwa para pekerja kerah biru seperti mereka yang bekerja dalam bidang konstruksi, pertambangan, manufaktur, transportasi, pertanian, perikanan dan kehutanan cenderung memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang bekerja di kantoran dengan ruangan ber-AC.
9. Uang bukan Faktor Utama Kebahagiaan.
Meskipun fakta sebelumnya menyatakan bahwa pendapatan sangat memengaruhi tingkat kebahagiaan orang-orang di dunia, namun nyatanya semua itu bukan hanya tentang “uang” saja. Ada faktor-faktor pendukung lainnya yang dapat
menciptakan rasa bahagia di kehidupan kita. Misalnya, status sosial di kantor, hubungan sosial dengan rekan-rekan kerja, tugas kerja sehari-hari, dan kondisi lingkungan kerja kita.
Jadi ketika kita ingin
mencari kebahagiaan pada pekerjaan kita, jangan hanya terpaku dengan gaji yang ditawarkannya saja ya. Cobalah untuk lebih teliti terhadap faktor-faktor pendukung lainnya.
10. Rasa Syukur yang Tiada Henti.
Dari semua poin-poin di atas, kebahagiaan akan terasa kurang tanpa
rasa syukur di dalam hati. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap orang memiliki takdir yang berbeda-beda dan ujian hidup yang tidak sama antara satu dan lainnya. Jadi, rasa syukur sangatlah diperlukan agar kita selalu merasa bahagia.
Itulah 10 fakta tentang rasa bahagia yang dirasakan oleh semua orang di seluruh dunia. Jadi, sudahkah rekan pembaca merasa bahagia hari ini? Tetap semangat dan bahagia ya, rekan-rekan Career Advice.