STUDILMU Career Advice - 10 Kebiasaan Milenial yang Berbeda dengan Baby Boomers

10 Kebiasaan Milenial yang Berbeda dengan Baby Boomers


by STUDiLMU Editor
Posted on Sep 05, 2019

Milenial dan Kebiasaan Uniknya

Mungkin kita akan bertanya-tanya, kira-kira generasi milenial tahun berapa sih lahirnya? Secara umum, generasi milenial adalah orang-orang yang lahir di akhir tahun 1980 dan lahir sebelum tahun 1995. Mengenal generasi milenial secara lebih dalam memang susah-susah gampang. Namun, kita bisa kok mempelajari sifat-sifat dan kebiasaan para milenial secara perlahan-lahan. 
 
Era milenial artinya kehidupan yang mengharuskan kita untuk terus bergerak maju dan beradaptasi dengan segala perubahan yang ada. Nah, era milenial ini juga memberikan pengaruh yang besar pada karakteristik generasi milenial. Itulah mengapa karakteristik milenial juga bisa dikatakan sangat berbeda dengan para orang tuanya. Yap! Para orang tua generasi milenial memang berasal dari generasi Baby Boomers yang mana keduanya memiliki sifat, karakteristik dan sudut pandang yang sangat berbeda.
 
Nah, jika rekan-rekan Career Advice ingin mengenal generasi milenial secara lebih dalam, langsung saja yuk kita simak karakteristik apa saja yang dimiliki para milenial dan sangat bertolak belakang dengan generasi Baby Boomers. 

Apa Saja Kebiasaan Milenial yang Bertolak Belakang dengan Generasi Baby Boomers? 

Kami menemukan fakta-fakta baru bahwa anak-anak, remaja atau karyawan milenial memiliki karakter dan sikap yang sangat berbeda dengan generasi Baby Boomers, yaitu generasi dari para orang tuanya. Dilansir dari website business insider dot sg, ada 10 kebiasaan yang bisa kita pahami bahwa milenial memang hidup di periode waktu yang sangat berbeda dengan Baby Boomers. Langsung saja yuk kita simak penjelasannya berikut ini. 
 

1. Milenial Lebih Suka Membeli Makanan secara Instan daripada Memasak Makanan di Rumah. 

Faktanya, kondisi ini juga terjadi pada generasi milenial Indonesia yang mana mereka lebih suka untuk membeli makanan dari restoran, restoran cepat saji atau order makanan langsung dengan menggunakan jari dan telunjuk mereka, lalu datang deh makanannya. Semua serba instan dan semua serba praktis! Yap, seperti itulah pola hidup generasi milenial sekarang ini. 
 
Kondisi ini dianggap sebagai kesempatan emas bagi para industri makanan untuk mendirikan bisnis kuliner sebanyak-banyaknya. Tentunya, mereka mendesain tempatnya secantik dan sebaik mungkin agar bisa menarik perhatian para generasi milenial dan instagramable (cocok untuk diupload di Instagram). Jadi, kalau rekan-rekan Career Advice jarang melihat para milenial yang suka makan makanan rumahan atau memasak di rumah, jangan kaget deh. Karena memang ini sudah menjadi salah satu karakteristik yang mengakar di dalam diri mereka. 
 
Menurut survei yang dilakukan oleh Business Insider, generasi milenial menghabiskan waktu yang sangat sedikit untuk mempersiapkan dan menyantap makanan, jika dibandingkan dengan generasi Baby Boomers. Di sisi lain, para orang tua mereka yang berasal dari gen Baby Boomers jauh lebih suka untuk memasak makanan di rumah dan menyantapnya bersama keluarga. 
 

2. Milenial Lebih Suka Belajar secara Online daripada Belajar di Dalam Kelas. 

Seperti yang kita ketahui bahwa layanan kursus online memang sangat populer di era milenial seperti sekarang ini. Hal ini terjadi bukan karena sebuah kebetulan saja, namun kursus online semakin berkembang karena generasi milenial memang lebih suka belajar secara online melalui layar gadget mereka dibandingkan belajar melalui tatap muka secara langsung seperti yang terjadi di dalam kelas-kelas perkuliahan. Dengan kata lain, layar vs kelas menjadi perhatian yang sangat besar bagi milenial. 
 
Fakta ini didukung oleh survei yang dilakukan oleh Business Insider, yang mana hasil surveinya menunjukkan bahwa 69% orang yang berusia 18 sampai 34 tahun (milenial) mengatakan bahwa mereka bisa mendapatkan pelajaran yang lebih banyak ketika belajar melalui teknologi dibandingkan belajar langsung dari seorang trainer atau guru. Berbeda dengan generasi Baby Boomers, generasi ini lebih merasa nyaman ketika mereka dapat berinteraksi secara langsung dengan trainer atau pengajar. Mereka merasa bahwa informasi dan wawasan akan lebih mudah dicerna ketika mereka belajar secara langsung di kelas. 
 

3. Milenial Lebih Suka Menerapkan Hobi Mereka secara Bebas daripada Bergabung dengan Grup-grup Ekslusif. 

Baby Boomers percaya bahwa bergabung dengan grup-grup eksekutif seperti komunitas pecinta golf adalah hal yang sangat kece dan bergengsi. Akan tetapi, anak-anak Baby Boomers atau generasi milenial jauh lebih suka menerapkan hobi mereka secara bebas daripada sekedar memikirkan apakah hal tersebut sesuatu yang bergengsi atau tidak. 
 
Bahkan, dalam hal ini generasi milenial bisa membuat hobi-hobi baru loh! Misalnya hobi untuk ngevlog atau mencoba makanan-makanan baru yang disarankan oleh para influencer di media sosial. Semua itu menjadi ketertarikan sendiri bagi rekan-rekan milenial kita.
 

4. Milenial Lebih Suka Menabung dan Menunggu sampai Mampu Membeli Rumah Sendiri.

Bagi Baby Boomers, membeli rumah adalah suatu kebutuhan yang sangat penting untuk diraih. Yap! Milenial juga sama seperti para orang tuanya yaitu, ingin membeli rumah sebagai pelengkap kebutuhan kehidupan mereka. Akan tetapi, generasi milenial akan memilih untuk menyewa rumah atau kamar terlebih dahulu sampai akhirnya keuangan mereka dirasa cukup untuk membeli satu unit rumah. 
 
Mereka tidak harus tinggal di rumah sendiri karena mereka bisa menyewa satu kamar di apartemen, kos-kosan atau sewa kontrakan. Ketika tabungan mereka sudah cukup dan perekonomian mereka sudah matang, maka mereka siap pindah ke rumah yang baru. 
 

5. Milenial Suka Memberitahu Berapa Gaji Mereka kepada Kerabatnya daripada Merahasiakan Hal tersebut dari Orang Lain.

Dahulu, Baby Boomers percaya bahwa membicarakan tentang uang adalah hal yang sangat tabu. Bahkan, kita dianggap sangat tidak sopan ketika membicarakan soal pendapatan atau gaji kepada orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya, generasi milenial cenderung lebih suka untuk mendiskusikan perihal gaji kepada rekan-rekan kerja mereka, keluarga, bahkan teman-teman yang berasal dari generasi yang lebih tua. 
 
Uang menjadi hal yang tidak tabu bagi generasi milenial. Baru-baru ini diadakan sebuah survei yang mana hasilnya menyatakan 30% para milenial sangat suka membahas total gaji atau pendapatan mereka kepada rekan-rekan kerjanya. Hal ini sangat berbeda dengan generasi orang tuanya, yang mana hanya 8% generasi Baby Boomers (usia 53 hingga 71 tahun) yang merasa nyaman untuk memberitahu total gaji mereka kepada orang lain. 
 

6. Milenial Lebih Suka Mendapatkan Umpan Balik secara Rutin daripada Menunggu Penilaian Kinerja. 

Bagi milenial, daripada menunggu pertengahan tahun atau akhir tahun untuk mendapatkan penilaian kinerja, generasi milenial akan lebih suka jika mereka mendapatkan umpan balik atau feedback secara rutin. Misalnya, setiap seminggu sekali atau tiga bulan sekali. Penilaian kinerja yang dilakukan sebanyak dua kali setahun hanya akan membuat mereka lupa tentang kemajuan apa saja yang sudah mereka lakukan dalam periode waktu tersebut. 
 

7. Milenial Lebih Suka Berinvestasi pada Aset yang Lebih Canggih dibandingkan Aset Tradisional.

Berbeda dengan para orang tuanya yaitu Baby Boomers, milenial jauh lebih suka dan lebih percaya diri untuk berinvestasi di aset-aset modern yang sangat canggih. Misalnya, modal ventura, produk yang lebih terstruktur dan terjamin, serta ekuitas swasta. Dalam hal ini, para milenial sangat berani dalam menanamkan investasi mereka untuk meraih kesuksesan di masa depan. 
 

8. Milenial akan Lebih Suka Belajar Parenting dari Internet daripada Bertanya melalui Kerabat dan Keluarga Mereka. 

Ingin tahu ini itu, solusinya tanya saja kepada Mbah Google! Para milenial adalah generasi yang sangat mandiri. Dengan adanya perkembangan teknologi, mereka semakin yakin bahwa mereka dapat bertahan hidup tanpa bantuan dari orang lain. Para milenial yang sudah menikah, berumah tangga dan menjadi orang tua akan lebih suka belajar parenting dari internet atau membaca artikel-artikel parenting dari Google daripada bertanya langsung melalui kerabat dan keluarga mereka. 

9. Generasi Milenial Jauh Lebih Suka Berbelanja Merek-Merek Produk yang Terkenal.

Salah satu survei yang dilakukan oleh Business Insider menyatakan bahwa para milenial jauh lebih suka membeli barang dengan merek yang terkenal dibandingkan produk yang mereknya tidak terkenal sama sekali. Berbeda dengan generasi Baby Boomers, mereka lebih suka membeli produk di toko-toko serba ada dan tidak terlalu mementingkan merek produk atau nama dari toko tersebut. 

10. Generasi Milenial Lebih Suka Berbagi Tempat Kerja daripada Menggunakan Satu Tempat untuk Sendirian. 

Pernah mendengar tentang Co-working space? Milenial sangat suka berbagi tempat dalam bekerja. Mereka memilih konsep satu tempat digunakan untuk bersama-sama, sehingga mereka juga bisa mengeluarkan biaya yang lebih hemat. Berbeda dengan generasi Baby Boomers, mereka jauh lebih tertarik untuk bekerja di satu tempat yang nyaman dan secara khusus jauh dari kebisingan. 
 
Nah, itulah 10 kebiasaan milenial yang sangat berbeda dengan para orang tuanya yang datang dari generasi Baby Boomers. Layaknya perbedaan yang terjadi antara generasi x, y, z dan milenial, kami yakin bahwa setiap generasi PASTI memiliki keunikannya masing-masing. Jadi, jangan jadikan perbedaan ini sebagai faktor yang memisahkan milenial dan Baby Boomers ya, namun jadikanlah informasi di artikel ini sebagai alat pengikat antara keduanya. Tetap semangat ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini