STUDILMU Career Advice - 3 Cara Mengembalikan Motivasi

3 Cara Mengembalikan Motivasi


by STUDiLMU Editor
Posted on Nov 03, 2018

 
Semua orang pasti pernah menghadapi hari-hari di kantor dengan merasa tidak termotivasi. Pasti ada saat-saat ketika Anda menunda banyak pekerjaan, kurang fokus, atau bergelut dengan cara-cara yang tepat untuk memulai proyek-proyek penting.
 
Anda dapat bereaksi dengan meremehkan diri sendiri, bertanya-tanya ke mana perginya tekad Anda. Ketika Anda tidak memenuhi aspirasi Anda, Anda merasa kecewa, terutama ketika ada pekerjaan penting yang harus dilakukan. Kecepatan, efisiensi, dan produktivitas adalah yang mendorong hasil, dan ketika energi kita tidak sesuai dengan ambisi kita, itu bisa membuat frustasi.
 
Ketika Anda tidak termotivasi, satu hari di kantor dapat terasa seperti perjuangan yang berat. Kemerosotan motivasi dapat membuat Anda stress dan merasa bersalah karena Anda tidak cukup melakukan kemajuan dalam karier Anda.
 
Hal ini juga dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan Anda, seperti kesulitan tidur, daya tahan tubuh yang menurun, dan sulit untuk berkonsentrasi. Kesehatan mental Anda terpukul karena kelelahan emosional, ditambah dengan kecemasan dan pesimisme membayangi suasana hati Anda.
 
Tetapi Anda tidak harus tetap terjebak dalam kebiasaan ini. Dengan beberapa eksplorasi dan refleksi, Anda bisa mencari tahu hal yang menguras energi Anda dan menggali sendiri solusi yang dapat Anda lakukan dari itu.
 
Berikut adalah tiga alasan yang membuat Anda tidak termotivasi dan solusi untuk mengembalikan motivasi Anda.

1. Anda Tertangkap dalam "Perangkap Sibuk"

Saat ini sibuk adalah simbol status, tanda bahwa Anda dicari dan diminati. Sementara ego Anda yang ada terus-menerus dalam "mode kerja" dan tersedia sepanjang waktu dapat menyebabkan kelelahan. Jika Anda berpikir bahwa tetap sibuk terus-menerus membantu Anda maju secara profesional, ini dapat menjadi boomerang bagi Anda. Sibuk dapat memberi Anda gelar jabatan di kantor namun itu juga dapat mendorong Anda untuk membenci pekerjaan, atasan, dan rekan kerja Anda. Untuk memisahkan diri dari jebakan “sibuk”, Anda harus memprioritaskan dan menghilangkan tugas-tugas yang tidak mendesak, yang memungkinkan Anda berinvestasi dalam pekerjaan yang benar-benar penting.
 
Untuk mengatasinya, mulailah melepaskan diri dari tanggung jawab yang sebenarnya adalah pekerjaan orang lain. Berlatihlah mengatakan "tidak" lebih sering. Ketika Anda setuju untuk mengambil sesuatu, lakukan dengan niat yang jelas. Coba katakan, "Saya memilih untuk ..." daripada "Saya harus ..." Ini mungkin terdengar sederhana, tetapi kata-kata Anda menciptakan realitas Anda, dan pergeseran verbal yang halus ini memicu pilihan otonomi dan pribadi, yang memicu motivasi. 
 

2. Anda Terlalu Khawatir

Meyakinkan diri Anda untuk menyelesaikan semua tugas tanpa batasan adalah hal yang sulit.  Seringkali, memulai dengan tujuan besar atau proyek yang rumit adalah bagian tersulit. Setelah Anda benar-benar bekerja di dalamnya, seluruh proyek terasa tidak menakutkan, seperti yang Anda pikirkan. 
 
Trik untuk tetap termotivasi adalah dengan menciptakan kebiasaan kecil yang membantu produktivitas dan membuat Anda merasa baik tentang apa yang Anda capai. Anda juga dapat mencoba mengembangkan rutin pemanasan yang memicu rangkaian peristiwa positif untuk membantu Anda menghasilkan momentum. Misalnya, mungkin Anda memiliki isyarat seperti menyeduh kopi pagi Anda atau memeriksa email Anda yang berfungsi sebagai transisi ke mode kerja. Banyak pengusaha yang memulai hari mereka dengan 10 menit meditasi. Ini bisa menjadi cara terbaik untuk mempersiapkan hari Anda dan memberi isyarat pada pikiran Anda untuk masuk ke suasana kerja. 
 

3. Anda Mengalami Kelelahan Emosional

Jika Anda merasa seperti berjalan dalam tidur sepanjang hari kerja, kemungkinan Anda termasuk di antara 70% orang yang merasa terputus secara emosional di kantor. Jangan meremehkan kebutuhan sosial Anda saat Anda menemukan penghalang motivasi Anda. Merasa diterima dan berguna di tempat kerja adalah penting untuk mempertahankan motivasi Anda dalam mengerjakan tugas Anda hari demi hari.
 
Faktanya, dalam sebuah penelitian, membuktikan bahwa "keamanan psikologis" merupakan faktor yang paling penting dalam kesuksesan sebuah tim. Grup yang memiliki kepercayaan interpersonal dan saling menghormati tidak hanya lebih bahagia, mereka juga lebih produktif. Ketika karyawan memiliki rasa percaya diri bahwa rekan kerja mereka tidak akan mempermalukan, menolak, atau menghukum mereka, mereka mencapai lebih banyak target dan lebih berkembang dalam karier mereka.
 
Untuk memperbaiki kelelahan emosional Anda, mulailah dengan menyusun peluang sosial ke dalam alur kerja Anda. Cara mudah untuk memulai adalah dengan hadir lima menit lebih awal pada saat pertemuan. Gunakan waktu tersebut untuk memiliki percakapan ringan dengan rekan kerja Anda. Pembicaraan kecil informal ini bukan hanya obrolan yang tidak berarti, itu dapat berjalan jauh untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan rekan kerja. Jika Anda seorang manajer, cobalah menyalakan kembali motivasi tim Anda dengan memberikan tugas sehari-hari yang lebih bermakna. Kepemimpinan yang berempati memiliki kaitan dengan mengapresiasi orang lain akan hal yang telah dicapai. Dan juga memberikan laporan langsung terkait dengan sasaran-sasaran gambaran besar dan misi perusahaan. 
 
Tidak seorang pun di antara kita memiliki motivasi dan menjadi produktif 100% dari waktu ke waktu, tetapi jika Anda lebih sering merasa lesu dan bosan tentang pekerjaan Anda daripada merasakan sebuah kebahagiaan, maka Anda harus menemukan cara untuk mengembalikan motivasi Anda. Membaca tips dan nasihat karier yang menginspirasi adalah satu hal yang dapat Anda lakukan, tetapi Anda juga perlu untuk mengambil tindakan. Melakukan sesuatu untuk mengurangi kelesuan adalah penangkal nyata untuk melepaskan diri dari kebiasaan bekerja.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini