STUDILMU Career Advice - 3 Cara Menjadi Tegas

3 Cara Menjadi Tegas


by STUDiLMU Editor
Posted on May 13, 2019

 
Ketegasan adalah cara kIta mengendalikan perilaku diri sendiri, bukan orang lain. Sebagai pribadi yang baik, kita selalu memiliki keinginan untuk tidak berargumen dan mengecewakan orang lain.memang rasanya segalanya akan menjadi lebih mudah ketika kita mengatakan ya untuk setiap permintaan yang diajukan. Tetapi, tentu saja ini justru akan membuat kita frustasi, terjebak dan bahkan tertekan. Kita tidak mendapatkan apa yang kita butuhkan karena kita menghabiskan seluruh waktu untuk melayani orang lain. Apakah rekan pembaca juga pernah mengalami hal yang sama?
 
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang ketegasan, mari kita simak gaya perilaku berikut:
- Orang yang pasif. Mereka cenderung tidak merasa memiliki kendali atas hidup mereka. Mereka menghindari konflik.
- Orang yang agresif. Mereka malah bersikap sebaliknya. Mereka tahu bahwa mereka memiliki kendali penuh atas diri sendiri. Mereka juga percaya bahwa mereka dapat mengendalikan orang lain. 
- Orang yang pasif agresif. Mereka memiliki kendali atas diri sendiri dan mengendalikan orang lain. Tetapi, mereka tidak ingin melakukannya secara langsung. Mereka tidak ingin dilihat sebagai orang yang agresif dan mereka tidak ingin berhutang budi kepada orang lain setelah meminta sesuatu. Jadi mereka memainkan peran. Pada akhirnya, mereka dianggap tidak peduli atau manipulatif.
 
Dan salah satu hal yang dicari oleh banyak orang adalah ketegasan. Ketegasan adalah hal yang membantu kita mendapatkan apa yang kita mau. Hal utama yang perlu diingat adalah bahwa kita bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri. Dan orang lain bertanggung jawab atas perilaku mereka. Ketika kita bersikap tegas, kita dapat mengakui pikiran dan keinginan kita sendiri dengan jujur, tanpa harus mempertimbangkan orang lain melakukannya. Kita tidak menggantungkan diri pada apa yang orang lain inginkan atau harapkan.
 
Kita tidak harus melakukan apa yang orang lain mau. Ingatlah bahwa kita memiliki pilihan. Hanya saja, kita terkadang merasa bahwa ketika kita memilih pilihan itu kita akan melukai orang lain dan mendatangkan bencana besar. Kita perlu menanamkan dalam diri kita bahwa kita berada di bawah kendali kita sendiri. Ketegasan merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan oleh setiap orang. Semakin kita berlatih, semakin kita menguasainya dengan ahli. Nah, kali ini, kita akan membahas cara menjadi tegas. Jadi bagaimana kita dapat meningkatkan keterampilan ini? Mari kita lihat 3 masalah besar yang ditakuti dan cara menanganinya.

1. Menjadi tegas dalam mengatakan tidak.

Ketika seseorang meminta kita melakukan suatu hal, kita mungkin berharap ia tidak pernah mengatakannya. Ingatlah bahwa kita tidak bisa mengendalikan perilaku orang lain. Jadi, ketika kita berharap mereka tidak meminta hal tersebut, kita melanggar aturan utama tentang ketegasan: yang dapat dikendalikan adalah perilaku kita sendiri. Kita selalu punya pilihan. Jika harus mengatakan ya, katakan ya. Dan jika harus mengatakan tidak, maka lakukanlah.
 
Bagaimana kita dapat mengatakan tidak? Pertama, tetaplah tenang. Jangan bereaksi dan langsung mengatakan oke. Selanjutnya, periksa keyakinan kita. Lalu pikirkan apa hasil yang akan muncul jika kita mengatakan tidak? Putuskan berdasarkan keyakinan yang masuk akal. Apakah kita bersedia menerima konsekuensi yang mungkin terjadi? Jika ya, silakan dan katakan tidak. Jika tidak, buat pilihan untuk mengatakan ya. Tetapi kita bukanlah budak. Kita harus membuat keputusan.
 
Ketika pertama kali mencoba, kita akan memiliki masalah. Jika kita adalah orang yang pasif, orang lain akan terkejut ketika kita mengatakan tidak. Dan jika kita berurusan dengan orang yang agresif, mereka akan berpikir bahwa kita mencoba untuk mengendalikan mereka. Tetapi, kita tidak perlu menemukan kata-kata ajaib yang akan memuaskan orang lain. Lakukan saja.
 

2. Meminta tanpa merasa tidak enak.

Orang lain bukanlah peramal. Mereka tidak dapat menebak apa keinginan kita. Ketika kita memiliki keinginan, kita harus bertanya. Jangan meminta maaf atau merendahkan diri saat bertanya. Tanamkan di pikiran kita bahwa ini adalah pertanyaan yang masuk akal. Kita tidak perlu merasa seperti membebani siapapun. Pastikan untuk mengatakannya sebagai permintaan bukan pemaksaan. Kita harus menghormati orang lain.
 
Sebelum bertanya, pikirkan kembali dan pertimbangkan waktu yang tepat. Kita pasti menginginkan orang tersebut menerima permintaan kita. Mereka mungkin saja mengatakan tidak. Dan itu tidak masalah. Kita tidak dapat mengendalikan perilaku mereka, hanya perilaku kita. Dan jangan anggap penolakan mereka sebagai sebuah kegagalan. Jika masih memungkinkan, kita dapat melakukan negosiasi. 

3. Menghadapi masalah yang ditimbulkan orang lain.

Ketika kita dijahati oleh seseorang, seringkali kita menginginkan orang lain mengakui bahwa apa yang dilakukan mereka adalah kejahatan. Tetapi sekali lagi kita tidak dapat mengendalikan orang lain. Jika mereka benar-benar menyayangi kita, mereka tidak mungkin akan membawa kita pada hal-hal yang buruk. Dan jangan berusaha memaksa mereka untuk mengakui kejahatan mereka. 
 
Lalu apa yang harus dilakukan? Dengarkan saja. Dengarkan alasan yang membuat mereka melakukan hal tersebut. Yang terpenting adalah, kita harus berpegang teguh pada nilai yang kita miliki. Tunjukkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan hal yang bertentangan dengan nilai yang kita miliki. Bicarakan langsung dengannya tentang nilai yang kita miliki dan apa yang dilakukannya adalah hal yang sangat bertentangan dengan nilai kita. berfokuslah untuk mengubah perilakunya. Dengan begitu, mereka akan menyadari bahwa perilaku mereka telah melanggar nilai yang kita miliki. Dan mereka tidak akan lagi melakukan hal yang sama. 
 
Itulah 3 cara menjadi tegas dalam menghadapi 3 permasalahan yang sering kita temui. Menjadi tegas memang memerlukan waktu dan latihan yang konsisten. Semakin kita berlatih, semakin kita menjadi ahli. Ingatlah bahwa kita hanya dapat mengendalikan perilaku kita, bukan perilaku orang lain. Biasakan diri untuk merasa nyaman menyampaikan pikiran kita sendiri. Karena jika tidak, itu hanya menimbulkan konflik dalam diri sendiri.
 
Ketika kita berhasil menjadi tegas terhadap orang lain, kita akan menjadi seorang yang mampu mendorong, mendukung dan membuat hidup orang lain lebih baik. Sehingga, orang lain akan menghargai kita.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini