STUDILMU Career Advice - 3 Ciri Kepemimpinan Buruk yang Perlu Dihindari CEO

3 Ciri Kepemimpinan Buruk yang Perlu Dihindari CEO


by STUDiLMU Editor
Posted on Jul 03, 2019

Ketika rekan-rekan Career Advice sudah berhasil memiliki semua kriteria yang diperlukan untuk menjadi seorang CEO dan bersedia untuk menanggung semua tanggung jawab utama yang perlu dimiliki, dan sampailah pada akhirnya rekan pembaca terpilih sebagai CEO dari perusahaan Anda dan rekan pembaca sangat bersemangat untuk menjalani tugas ini. 
 
Sayangnya, rekan pembaca tidak akan memiliki waktu yang banyak untuk pamer sana-sini atas jabatan baru yang baru saja didapatkan, atau pergi berlibur untuk merayakan prestasi ini. Dunia bisnis selalu berubah-ubah dengan sangat cepat dan memerlukan tindakan yang cepat dan tepat dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. 
 
Kabar buruknya, ketika rekan pembaca tidak bisa memenuhi tanggung jawab dan kinerja yang diperlukan oleh perusahaan selama masa jabatan rekan pembaca berlangsung, maka dengan cepat rekan pembaca akan kehilangan posisi bonafit ini. Itulah mengapa kami mengajak semua rekan-rekan Career Advice yang baru saja diangkat menjadi CEO sebuah perusahaan untuk menjalankan tugas ini dengan sebaik mungkin dan menjauhi 3 ciri kepemimpinan buruk yang perlu dihindari seorang CEO, di perusahaan manapun kita memimpin. 
 
Yuk, kita simak apa saja 3 ciri kepemimpinan buruk tersebut? 

1. Hindari Sikap yang Menyombongkan Diri.

Manusia cenderung mudah memiliki sifat sombong dan bersikap berlebihan dalam membanggakan dirinya sendiri. Ketika kita sudah terpilih menjadi seorang CEO, akan sangat mudah bagi kita untuk bersikap sombong, terutama kepada bawahan kita. Orang-orang sombong biasanya tidak ingin mengembangkan diri mereka untuk menjadi lebih baik lagi, karena mereka sangat yakin bahwa semua hal sudah mereka kuasai dengan baik. Itulah alasannya mereka bisa menjadi CEO seperti sekarang. 
 
Sejujurnya, tidak ada yang salah ketika kita bahagia dengan pencapaian diri sendiri. Namun, ini akan menjadi suatu hal yang membahayakan ketika kita menyikapi hal ini secara berlebihan. Sikap sombong seperti ini akan membuat kita “menutup diri” untuk menerima pendapat yang diberikan dari karyawan kita, kolega, klien, mitra bisnis, bahkan para pelanggan kita.
 
Kita akan selalu merasa bahwa produk kita adalah yang terbaik, sehingga kita tidak perlu melakukan inovasi apapun pada produk, padahal pelanggan sudah banyak yang mulai kecewa dengan kualitas produk yang kita tawarkan. Celaka! Jika kesombongan benar-benar sudah memengaruhi cara kerja kita, baik di dalam bisnis maupun tidak. Cepat atau lambat posisi kita sebagai CEO akan berpindah tangan kepada orang yang lebih pantas memilikinya. 
 
Seorang CEO perlu bersikap rendah hati dan membuka diri, terutama kepada para karyawannya, mitra bisnis, dan klien. Sikap rendah hati akan menunjukkan bahwa kita adalah orang yang menghargai karyawan kita, dengan segala kinerja yang mereka berikan kepada perusahaan dan juga komitmen yang tinggi. 
 
Kita mau mendengarkan ide-ide cemerlang mereka, segala keluh kesah dan umpan balik yang membangun. Itu semua akan menjadi motivasi yang kuat bagi mereka untuk terus memberikan kinerja terbaik dan di sisi lain merasa bahagia karena selalu dihargai kehadirannya. 
 

2. Tidak Bisa Membuat Keputusan secara Cepat.

Di awal karier sebagai CEO, bersikap hati-hati dan lambat dalam mengambil keputusan adalah hal yang cukup wajar. Mungkin kita masih merasa takut atau was-was dalam mengambil setiap keputusan yang diperlukan. Kita takut jika terlalu terburu-buru, nantinya keputusan kita akan menghasilkan efek yang buruk. Selalu ada pertanyaan di dalam diri, “apakah keputusan yang saya ambil ini sudah benar? Apakah saya harus mengambil keputusan ini atau itu?”
 
Kami mengerti segala kerisauan itu pasti ada, namun bisnis selalu menawarkan perubahan yang sangat cepat, dan kecepatan memang sangat kritikal untuk bisnis. Sehingga, ketika kita tidak berani untuk segera mengambil keputusan di dalam bisnis, bisnis kita bisa terancam. 
 
Selain itu, apabila kita tidak segera mengimplementasikan ide-ide inovatif yang ada untuk perkembangan bisnis, bisa saja perusahaan lain segera mengambil dan mengeksekusi ide-ide ini. Itulah mengapa, keputusan yang cepat dan tepat sangat diperlukan. Dan, salah satu kriteria penting yang perlu dimiliki oleh setiap CEO di seluruh dunia adalah berani dalam mengambil risiko. 
 
Kenyataannya, ada banyak inovasi dan keberhasilan yang telah dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan karena para pemimpin atau CEO mereka berani dalam mengambil risiko yang besar sekalipun, yang tentunya risiko tersebut sudah diperhitungkan dengan sangat baik. Meskipun begitu, tidak semua risiko besar dapat membawa kita kepada kesuksesan dengan cepat. Namun setidaknya dengan berani mengambil risiko, kita bisa mempelajari banyak hal baru yang sangat berarti untuk bisnis kita. Selain itu, kita juga akan semakin terlatih untuk bisa menjadi seorang CEO yang hebat dan tangguh. 
 

3. Memprioritaskan Kepentingan Pribadi. 

Mungkin sebelum menjadi CEO kita bisa mengedepankan kepentingan pribadi. Namun ketika kita sudah sah menjadi seorang CEO, maka kepentingan perusahaan dan pelanggan adalah hal yang perlu kita dahulukan. Coba lihat dan baca setiap situasi di dalam perusahaan, apa saja hal-hal yang harus kita perhatikan. 
 
Misalnya, akhir-akhir ini para karyawan sedang tidak bersemangat dalam bekerja. Dengan melihat isu ini, kita perlu mengambil keputusan yang tepat dengan sesegera mungkin. Misalnya, solusi yang akan kita berikan adalah dengan mengadakan pelatihan kerja dan motivasi untuk para karyawan. Dengan begitu, kita bisa membangkitkan motivasi dan kinerja karyawan kembali. 
 
Selain itu, tidak hanya kepentingan perusahaan saja yang perlu digaris bawahi, namun kita juga perlu memerhatikan kepentingan dan kepuasan para pelanggan. Sehingga, bisnis kita akan tetap maju dan sukses. 
 
Itulah 3 ciri kepemimpinan buruk yang harus-kudu-wajib dijauhi oleh para CEO di seluruh dunia. Jangan sampai hanya karena 3 karakter kepemimpinan di atas, kita bisa kehilangan pencapaian terbesar di dalam hidup sebagai seorang CEO. Yuk, kita mulai melatih diri menjadi seorang CEO yang hebat dan tangguh mulai dari sekarang. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini