STUDILMU Career Advice - 3K Dalam Transformasi Dari Bos Menjadi Pemimpin

3K Dalam Transformasi Dari Bos Menjadi Pemimpin


by STUDiLMU Editor
Posted on Aug 01, 2018

Jadi akhirnya Anda dipromosikan masuk dalam jajaran atas dalam perusahaan? Selamat, semoga Anda menjadi seorang leader yang baik, bukan seorang boss. Lho, gimana sih? Boss  dan leader kan sama. Atasan, pimpinan, head, atau apapun istilahnya, intinya ya sama, orang yang memimpin. Bukankah itu hanya pembedaan istilah? Iya, but only if you say so. Berarti Anda tidak keberatan kalau saya sebut mandor? Bukan Supervisor, Manager, atau Department Head. Kan sama saja, intinya orang yang memimpin. 
 
Jika Anda keberatan disebut sebagai mandor, Anda tentu punya alasan. Anda tahu ada hal yang membedakan antara seorang mandor dengan pemimpin. Sama seperti adanya perbedaan antara boss dengan leader. Apa yang membedakan seorang boss dengan leader? Keduanya memang sama-sama bertugas memimpin, tapi cara mereka memimpin lah yang membedakan. Anda bisa bertanya pada mbah Google dan menemukan ribuan quote dan artikel tentang perbedaan boss dengan leader, dan akan sampai pada kesimpulan yang sama. Tiga hal utama yang membedakan seorang boss dengan leader adalah cara memandang dirinya, cara memandang timnya, dan caranya memandang tugasnya. Boss uses the power, leader empowers. Boss says “I”, while leader says “We”. Jika seorang bos menitah “Go!”, maka seorang pemimpin akan menggebah “Let’s go!”. Catch the different? Mana yang menurut Anda akan menjadi favorit karyawan, boss atau leader? Jika Anda sendiri lebih menyukai karakteristik seorang leader, maka Anda tahu apa pilihan karyawan.
 
So what does it takes to be a leader? Kembali pada tiga hal utama. Seorang leader terlebih dahulu harus mengenal dirinya (Know yourself), lalu mengenal tugasnya (Know your job), dan mengenal timnya (Know your people). Dan first thing first, kenalilah diri Anda sendiri dahulu. Untuk apa? Tentu saja agar Anda dapat memimpin diri Anda. Memimpin diri sendiri adalah cikal bakal kesuksesan anda menjadi pemimpin bagi orang lain. Gagal memimpin dan mengendalikan diri Anda adalah sinyal awal kegagalan Anda menjadi pemimpin. 
 
Anda Butuh P 3K!
 
Ok, jadi saya perlu mengenal tiga hal di atas. Tapi rasanya saya sudah cukup tahu ketiganya. Apa lagi yang kurang? Mari lebih dulu berbagi tentang apa kelengkapan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Apa yang dibutuhkan? Anda butuh P 3K. Bukan kotak perlengkapan darurat P3K, tetapi Punya 3K: Kompetensi, Karakteristik, dan Kepercayaan diri. Tiga hal ini yang akan membantu Anda bertransformasi dari seorang bos menjadi seorang pemimpin.
 

1. Kompetensi (Skill and Knowledge)

Brian E. Becker, Mark A. Huselid, David Ulrich dalam The HR Scorecard (2001) mengatakan bahwa competency refers to an individual’s knowledge, skill, ability or personality characteristics that directly influence job performance. Artinya, kompetensi mengandung aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan (keahlian) dan kemampuan yang mempengaruhi kinerja. 
 
Ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan di sini bukan hanya seputar pekerjaan atau bidang pendidikan Anda. Ingat, anda sudah bukan berada di posisi staff. Fokus Anda bukan hanya pada penyelesaian tugas Anda. Anda perlu mengetahui garis besar tugas setiap anggota tim Anda, dan apa kompetensi yang perlu dimiliki untuk ada di posisinya. Anda juga wajib tahu lebih dalam tentang perusahaan tempat Anda bekerja. Rekan kerja perusahaan Anda, bahkan mungkin hingga vendor dan supplier. Ada jaringan yang harus Anda bangun untuk mendukung tercapainya target kerja tim Anda. Anda butuh memperluas network.
 
Kompetensi bisa membawa Anda naik ke posisi yang lebih tinggi. Semakin banyak pengetahuan dan ketrampilan yang Anda miliki, semakin besar peluang Anda untuk memanjat ke atas.

2. Karakteristik (Attitude)

Karakter yang diharapkan muncul dari seorang leader adalah positive attitude, sikap yang positif. Cara kita berpikir atau merasa tentang seseorang atau sesuatu akan tercermin dalam sikap kita. Karena itu penting bagi kita untuk terus memandang segala hal secara positif. Dan menjaga sikap yang positif dimulai dari pikiran kita. Seperti nasihat bijak dari Mahatma Gandhi, “Keep your thoughts positive, because your thoughts become your words. Keep your words positive, because your words become your behavior.”
 
Sikap Anda adalah identitas Anda. Orang menilai Anda berdasarkan apa yang Anda tunjukkan dan ucapkan. Anda pasti pernah mendengar quote “You are what you say”. Saya setuju dengan kalimat tersebut. Perkataan Anda memang menunjukkan sikap Anda terhadap suatu hal. Tapi ingat, makna kalimat tersebut tidak sama dengan pengakuan diri. You are what you show. Not what you say you are. Mengaku proaktif tidak berarti Anda menjadi proaktif dan orang menilai Anda proaktif. Mengajak proaktif tidak membuat respon reaktif Anda terlupakan. Jangan sampai tim Anda menilai bahwa Anda hanya pandai berteori atau tidak konsisten dengan perkataan Anda sendiri. Walk the talk. Ingatlah bahwa a leader leads by example. Jangan membagi contoh tidak positif pada tim Anda. Anda juga tentu tidak mau pemikiran dan sikap negatif terhadap suatu hal diteruskan sampai lini terbawah dan menjadi behavior organisasi. Jika Kompetensi dapat membawa Anda naik, maka Karakter positif Anda lah yang mampu mempertahankan Anda di posisi tersebut. Kalau Anda sendiri tidak suka bekerjasama dengan orang berkarakter negatif, jangan tuntut orang untuk mau berlama-lama bekerjasama dengan karakter yang tak kunjung positif.
 

3. Kepercayaan diri

Sudah tentu seorang pemimpin harus percaya diri untuk menunjukkan kompetensi yang ia miliki. Bagaimana orang bisa tahu apa yang Anda mampu, kalau Anda bahkan tidak berani menunjukkannya, karena tidak percaya diri? Tetapi berhati-hati agar mengembangkannya selaras dengan kompetensi dan karakter Anda. Jangan sampai Anda begitu PD-nya mengarahkan tim, tanpa menambah pengetahuan dan skill Anda. Memangnya Anda mau terlihat bodoh saat tidak bisa menjawab pertanyaan staff Anda seputar tugas yang Anda berikan? Logikanya, tidak ada pemimpin orkestra yang tidak paham cara membaca not balok. Anda bisa dilabeli “over PD” oleh tim Anda, lagi-lagi cuma bisa menitah.
 
Lengkapi ketiga K tersebut, dan kembangkanlah ketiganya dengan selaras. Dukung pengembangan diri Anda dengan soft skill yang berguna, dan bersiaplah bertransformasi dari seorang boss menjadi seorang leader. 
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini