Persaingan adalah suatu hal yang alami yang pasti pernah dihadapi oleh semua manusia. Contohnya, manusia di zaman purba dulu saling bersaing untuk mendapatkan makanan lewat perburuan. Persaingan juga masih berlanjut di era digital seperti saat ini, yang mana semakin banyak perusahaan, bisnis, bahkan individu yang bersaing satu sama lainnya demi mendapatkan tujuan yang mereka miliki masing-masing. Persaingan bisa membuat orang saling ‘menyikut’ dan berebut untuk menjadi pelari paling terdepan dan terhebat.
Di dalam dunia bisnis, sudah dipastikan kita memiliki banyak kompetitor. Apabila tidak ada kompetitor, itu belum bisa dikatakan sebagai bisnis secara utuh, namun lebih kepada monopoli perdagangan. Saat berbisnis, mungkin kita pernah berharap agar pesaing kita hilang atau pergi begitu saja, agar kita tidak memiliki kompetitor satupun. Namun pada kenyataannya, memiliki kompetitor itu sangat baik dan sangat diperlukan untuk
perkembangan bisnis kita loh!
Mengapa begitu ya? Ternyata persaingan itu memaksa kita untuk memberikan yang terbaik, karena kita takut akan diungguli oleh para kompetitor kita, sehingga setiap waktunya kita akan selalu berpikir untuk dapat lebih unggul dan terdepan dari semua kompetitor yang ada. Kita akan tertantang untuk bisa berlari lebih cepat, bekerja lebih keras dan berpikir lebih dalam. Tidak hanya itu, kita juga akan mendapatkan banyak pelajaran dari keberhasilan dan kegagalan saat berusaha untuk mengungguli para kompetitor. Hasilnya? perjuangan bisnis kita akan menjadi semakin menarik dan tentunya jauh lebih menyenangkan!
Intinya, sebagai karyawan, bos, manajer,
pemimpin perusahaan atau pengusaha, kita tidak boleh takut dalam menghadapi persaingan. Pada artikel kali ini, kami akan memberikan pencerahan kepada semua pembaca Career Advice tentang 4 cara menghadapi kompetitor dengan cara pintar. Apakah rekan pembaca sudah siap membacanya? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Jangan Menjadi Peniru
Rekan-rekan Career Advice, ini adalah langkah yang paling utama saat kita bersaing di dalam bisnis. Meskipun kita memiliki banyak kompetitor yang menawarkan jenis produk dan jasa yang sama dengan kita, bukan berarti kita harus meniru apa yang mereka tampilkan dan berikan kepada para pembeli. Kita perlu membuang jauh-jauh pemikiran yang seperti ini. Selain meniru adalah sebuah pelanggaran, meniru juga hanya akan membuat produk kita semakin buruk di mata masyarakat. Mereka akan menganggap kita sebagai plagiat. Coba rekan pembaca posisikan diri sebagai salah satu kompetitor yang idenya Anda ambil? Pastinya kita akan merasa kesal, dan ini hanya akan membuat persaingan bisnis menjadi tidak berkembang dengan baik. Hasilnya, inovatif yang ada pada para pebisnis dan pemilik perusahaan akan menurun. Bagaimana tidak, setiap pengusaha mencoba untuk meniru satu sama lain, jadi tidak akan perkembangan apapun, bukan?
Sebagai contoh, saya dan beberapa kerabat saya mulai mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang perangkat lunak. Kami sadar bahwa sudah ada beberapa perusahaan lain yang sudah lebih mapan dan handal dalam produk tersebut. Namun, dengan ilmu pengetahuan, informasi dan kemampuan yang kami miliki seadanya, kami sama sekali tidak tergoda untuk meniru apa yang telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan sebelumnya. Atas segala yang ada pada lingkungan persaingan kami, secara tegas kami memilih jalan yang berbeda dengan segala ide yang dimiliki.
Kami mencoba mengembangkan perangkat lunak berdasarkan pengalaman yang kami miliki sebagai pemilik usaha kecil yang baru ingin berkembang. Dengan tenang dan penuh percaya diri, kami mengikuti jalur usaha yang kami miliki, tanpa tergoda untuk menjadi seperti yang lain. Intinya, kita hanya perlu fokus pada segala keunggulan kompetitif kita dan ‘resep rahasia’ yang kita miliki.
2. Jangan Lengah terhadap Kompetisi
Tantangan semakin menjadi nyata, saat lima tahun yang lalu ada satu perusahaan yang menciptakan produknya dengan konsep yang benar-benar mirip dengan produk kami. Apakah kami khawatir? Tidak. Kami mencoba bersikap dengan setenang mungkin pada saat itu. Kami merasa tidak takut apa yang telah kami ciptakan akan diambil oleh orang lain. Kami menghadapinya dengan sangat tenang, karena kami yakin bahwa kami adalah pemimpin di jalur kami sendiri.
Saya dan kerabat lainnya mengabaikan hal ini dengan berasumsi bahwa semua pelanggan kami dapat melihat perbedaan kualitas dengan sangat jelas antara produk kami dan produk sang kompetitor.
Akan tetapi, saat satu per satu
pelanggan kami beralih kepada kompetitor, kami baru menyadari bahwa produk yang mereka tawarkan benar-benar terlihat lebih baik dan keren dari yang kami miliki. Oleh karena itu, saya dan kerabat bisnis saya berupaya untuk menyegarkan penampilan produk kami dan
meningkatkan strategi penjualan kami kepada pelanggan. Apa inti yang bisa diambil dari hal ini? pada akhirnya kami menyadari bahwa mengabaikan persaingan adalah sebuah risiko yang sangat besar, dan itu merupakan bencana bagi usaha kami. Kalau saja kami tidak menyadarinya, mungkin sekarang produk kami sudah tidak ada lagi di pasaran. Ingat, kita tidak boleh lengah dengan kompetisi yang ada.
3. Jangan Menganggap Remeh Sebuah Kompetisi
Cara ketiga ini juga tidak boleh diabaikan. Sebuah kompetisi bukanlah hal yang harus diabaikan atau dianggap enteng. Setiap hari, setiap jam, setiap menit bahkan setiap detik, akan lahir kompetitor baru yang dapat mengancam bisnis kita. Para kompetitor akan hadir dalam berbagai bentuk ukuran dan jenis dari setiap pintu peluang yang ada. Namun, semua kompetitor datang dengan satu tujuan yang sama yaitu, mereka ingin mengalahkan kita yang menjadi kompetitor bagi mereka juga.
Selain itu, kita juga tidak boleh meremehkan para pesaing kecil yang mungkin produk dan jasa mereka tidak lebih terkenal dari produk-produk yang kita miliki. Justru, para pesaing kecil itulah yang terkadang sangat berbahaya bagi kita loh!
Perusahaan-perusahaan besar dapat tersandung dalam birokrasi yang mereka miliki, tetapi
startup yang gesit dapat bergerak lebih cepat dan beroperasi di bawah radar. Para perusahaan kecil mungkin akan sangat berani dalam mengambil risiko besar dan mengambil jalan pintas. Jadi, jangan remehkan para pesaing kita ya, terutama para pesaing kecil.
4. Jangan Bermain Kotor (Licik)
Sebagai pebisnis, kita perlu bersikap bijak dan cerdas dalam mengambil setiap keputusan dan bertindak. Kita tidak perlu membalas dendam saat ada kompetitor lain yang berusaha mencuri daftar pelanggan (database) kita. Apabila kompetitor kita sampai berani melakukan hal seperti itu, berarti ada sesuatu yang tidak beres yang mereka kerjakan, atau bahkan yang mereka jadikan panduan.
Perusahaan yang berani bertindak licik seperti itu, berarti kemungkinan besar mereka tidak mengutamakan pelayanan pelanggan, yang mereka utamakan mungkin hanya profit, profit dan profit. Saat para pelanggan kita menyadari hal ini, mereka pasti akan kembali lagi pada produk kita. Jadi intinya, kita tidak perlu bermain kotor (licik) karena sesuatu yang dijalankan dengan cara yang tidak baik, tidak akan pernah bertahan lama.
Rekan-rekan Career Advice, di dalam dunia bisnis kita tidak akan pernah bisa menghilangkan kompetisi sepenuhnya. Namun, ini bukanlah masalah yang besar. Kita harus bisa menerima dan menghadapi segala tantangan yang ada. Dan, dengan segala tantangan yang ada itulah, kita akan selalu terdorong untuk terus berkembang demi memajukan bisnis kita secara terus-menerus. Jadi, apakah pembaca Career Advice sudah siap menghadapi kompetitor dengan cara pintar?