Apa Pengertian dari Kolaborasi?
“Kolaborasi tim akan membawa kita pada kesuksesan bersama”. Mungkin kita sering mendengar pernyataan tersebut, namun apakah kita tahu apa yang dimaksud dengan “kolaborasi”? Kolaborasi adalah suatu bentuk interaksi, diskusi, kompromi, kerjasama yang berhubungan dengan individu, kelompok atau beberapa pihak lainnya, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, kolaborasi artinya memiliki nilai-nilai yang sama dan kuat sebagai komponen kolaborasi efektif. Misalnya, memiliki arah tujuan yang sama, persamaan persepsi, rasa keinginan untuk saling berkompromi, tekad untuk mencari solusi bersama-sama, dan lain sebagainya.
Kolaborasi sangat diperlukan di dalam dunia kerja. Yap! Kolaborasi kerja ditanamkan di banyak perusahaan agar semua karyawan memiliki kolaborasi tim yang kuat. Memang benar bahwa kolaborasi tidak selamanya membawa keuntungan bagi kita. Meskipun begitu, sama seperti hal-hal lainnya, kolaborasi juga memiliki beberapa kerugian bagi yang menjalankannya. Salah satu kerugian kolaborasi adalah kita akan mengalami stres karena terlalu banyak konflik yang terjadi. Logikanya semakin banyak orang, maka ide-ide yang disampaikan juga akan semakin banyak, dan konflik yang hadir pun akan semakin beragam.
Meskipun begitu, kolaborasi tetap menjadi hal yang penting untuk diterapkan di dalam tempat kerja. Pentingnya kolaborasi juga menjadi salah satu kunci kesuksesan bagi orang-orang jenius di zaman dahulu loh! Ada begitu banyak para penemu dan orang jenius yang sangat terkenal sampai sekarang yang dulunya sangat bergantung dengan kolaborasi.
Dalam buku yang ditulis oleh Vera John-Steiner dengan judul “Kolaborasi Kreatif” menceritakan tentang bagaimana kesuksesan yang dimiliki orang-orang cerdas seperti Pablo Picasso dan Albert Einstein sangat dipengaruhi oleh kemitraan dengan orang-orang di zaman mereka. Kolaborasi kreatif juga masih diperlukan sampai sekarang. Terlebih lagi, perkembangan teknologi telah mempermudah kita untuk bisa saling berkolaborasi dengan menggunakan kemajuan teknologi yang ada.
Sebagai contoh, rekan pembaca memiliki satu penyanyi idola, dan penyanyi idola Anda ini bisa berkolaborasi dengan band musik lain dan menggunakan aransemen lagu yang lebih menarik. Itu bisa dikatakan sebagai kolaborasi yang kreatif. Contoh lainnya, perusahaan rekan pembaca bergerak di bidang pendidikan dan training. Mungkin di lain kesempatan Anda bisa berkolaborasi dengan perusahaan digital, yang mana kedua perusahaan membuat bisnis yang berkaitan dengan training secara digital. Itu juga bisa dikatakan sebagai kolaborasi kreatif, yang mungkin akan sering kita temukan di era modern seperti sekarang ini.
Apa Saja Cara untuk Meningkatkan Kolaborasi yang Kreatif?
Kolaborasi kreatif sangat diperlukan agar kita tetap bisa unggul bersama-sama dengan tim. Dilansir dari website entrepreneur, ada 4 cara yang bisa kita terapkan untuk meningkatkan kolaborasi yang kreatif. Apa saja ya? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Pastikan Seluruh Anggota Tim Benar-benar Diikutsertakan.
Hal pertama dan paling utama untuk kita pikirkan adalah memastikan bahwa seluruh anggota tim memang benar-benar dilibatkan dalam setiap proses pekerjaan. Jangan biarkan mereka merasa tertinggal atau merasa “left out”. Percaya deh, itu adalah hal yang sangat menyakitkan. Ketika ada salah satu atau beberapa anggota tim yang merasa tertinggal, maka kolaborasi kreatif tidak akan terbentuk dengan baik.
Hasil survei Hightail menunjukkan bahwa 60% karyawan merasa bahwa para pemimpin yang berperan penting dalam setiap proyek kerja tidak terlalu detail dan tidak memberikan pengawasan yang teliti terhadap karyawannya, sehingga banyak dari karyawan yang tidak diikutsertakan dalam proses proyek kerja. Biasanya hal ini sering terjadi pada orang-orang di luar tim kreatif inti.
Lantas, apa sih yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kolaborasi kreatif dalam hal ini? Solusinya, kita perlu menggunakan kekuatan digital. Kita bisa menggunakan ruang digital umum yang mudah diakses oleh semua karyawan atau anggota tim. Tujuannya agar mereka semua dapat membagikan ide-ide atau karya kreatif mereka. Dengan cara ini, para pemimpin tidak akan lupa untuk mengikutsertakan semua anggota tim ke dalam proses kolaborasi kreatif.
2. Kurangi Penggunaan E-mail sebagai Media Kolaborasi.
Penggunaan e-mail memang masih sangat terkenal sampai sekarang. Dalam survei terbaru yang dilakukan oleh Hightail menunjukkan bahwa sepertiga responden bekerja pada proyek kolaborasi kreatif yang tidak selesai dengan tepat waktu (terlambat). Wah, mengapa bisa terjadi seperti itu ya? Faktanya, 66% orang di dalam proyek tersebut hanya melakukan peninjauan terhadap proyek tersebut melalui email. Maknanya, mereka melihat dan mengecek dokumen-dokumen visual yang dikirim melalui e-mail seperti, gambar dan video. Sayangnya, hanya 30% orang yang menggunakan email sebagai media kolaborasi yang efektif untuk
memberikan umpan balik terhadap dokumen-dokumen visual tersebut.
Logikanya, bagaimana kita bisa menciptakan kolaborasi yang kreatif jika interaksi dan umpan balik yang ada hanyalah sedikit. Selain itu, yang berpartisipasi aktif hanya 30% orang, sedangkan 66% diantaranya hanya menjadi “silent observer” atau pengamat yang bisu.
Lalu, apa solusinya? Daripada terlalu terpaku pada email sebagai media kolaborasi, mengapa tidak menggunakan cara
komunikasi yang lebih efektif seperti berdiskusi secara langsung (presentasi), video conferencing atau meeting online.
3. Tingkatkan Frekuensi dalam Berkomunikasi.
Salah satu ilmuwan terkenal bernama Alex Pentland sangat kagum dengan cara kolaborasi secara kelompok yang dapat berjalan dengan aktif karena setiap anggotanya merasa terdorong untuk menyampaikan ide-ide kreatif yang mereka miliki.
Sampai-sampai, salah satu tim dari Alex yang bekerja di Human Dynamics Laboratory MIT berusaha untuk mencari informasi dan memahami rahasia di balik kolaborasi tim kerja yang sangat baik. Salah satu cara yang digunakan oleh timnya adalah menggunakan alat sensor elektronik untuk menangkap interaksi antar anggota kelompok secara real time.
Dan… hasilnya cukup mengejutkan loh rekan-rekan! Hasil penelitian menunjukkan bahwa tim kerja dengan kolaborasi tim yang sangat baik ternyata selalu menjaga komunikasi mereka dengan teratur. Maksudnya, frekuensi mereka dalam berkomunikasi sangatlah sering. Semua anggota tim saling mengobrol, berinteraksi, mendengarkan satu sama lain. Mereka juga sering terlibat dalam komunikasi informal seperti minum kopi bersama di luar kantor untuk mencari ide bersama-sama atau sekedar menikmati indahnya sore bersama rekan-rekan kerja. Komunikasi yang terjalin dengan frekuensi yang tinggi akan memudahkan pembentukan kolaborasi kreatif.
4. Pastikan Kita Merekrut Anggota Tim yang Berbakat.
Untuk memaksimalkan proses kolaborasi kreatif yang kita inginkan, kita perlu melakukan penyeleksian yang bijak dan selektif dari awal. Kolaborasi memerlukan orang-orang yang tangguh dan benar-benar berbakat. Itulah mengapa salah satu kunci kolaborasi kreatif yang efektif adalah memastikan seluruh anggota tim memiliki bakat-bakat yang bersinar.
Dengan kata lain, kita tidak boleh asal pilih untuk mengikutsertakan seseorang ke dalam proses kolaborasi kreatif kita. Hindari membeli “kucing di dalam karung”, karena dengan proses penyeleksian yang tepat, maka kolaborasi kreatif akan lebih mudah tercipta.
Untuk meraih keberhasilan dan kesuksesan suatu perusahaan, kita bukan hanya memerlukan sumber daya manusia yang jenius. Akan tetapi, kita juga memerlukan kolaborasi yang kreatif. Namun, kolaborasi kreatif juga memerlukan usaha keras dari para sumber daya manusianya. Dengan menerapkan 4 cara di atas, kita akan lebih mudah untuk menumbuhkan kolaborasi kreatif pada proyek-proyek selanjutnya. Jadi, apakah rekan pembaca dan tim sudah siap untuk menerapkan cara-cara di atas? Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.