Leadership
4 Cara Pemimpin Memberikan Dukungan ke Tim
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Jul 09, 2018
Setelah berhasil menaklukan diri sendiri dan melakukan
continuous improvement, jangan lupakan PR wajib seorang leader: mementori team membernya untuk terus meningkat, memperbaiki diri. Memiliki karyawan yang bisa diberdayakan adalah impian setiap pemimpin. Semua leader ingin orang-orang yang menunjukkan inisiatif dengan mengambil dan menyelesaikan tugas dengan cara yang konsisten – sesuai value dan goal perusahaan, dengan sedikit bimbingan.
Sering kali pemimpin tidak melakukan bagian mereka untuk
mendorong pengembangan karyawan. Atau lebih buruk lagi, justru menjadi penghalang improvement itu sendiri. Bukan karena mereka egois, punya niat buruk, atau miskin keterampilan, tapi kadang kala karena kurangnya waktu dan fokus untuk mengembangkan team membernya. Mungkin juga karena terlalu meyakini bahwa team membernya “sudah pada gede” alias sudah memiliki kesadaran masing-masing untuk berkembang. Padahal kita lupa, tidak semua orang bisa diperlakukan sama, dan memiliki tingkat pembelajaran yang sama. Karena itu ada beberapa tips yang bisa diterapkan untuk membantu men-support team Anda agar terus berkembang.
Mungkin Anda masih ingat waktu kanak-kanak. Atau pernah membaca buku tentang mendidik anak, atau mungkin Anda sendiri sudah memiliki anak dan tahu bagaimana seharusnya membimbing mereka? Jika demikian Anda tentu paham bagaimana respon negatif (kemarahan) membuat anak akhirnya takut melakukan banyak hal, karena takut salah (gagal)? Hal yang sama masih berlaku pada orang dewasa.
Rasa takut ini bisa bertambah dosisnya jika lingkungan kerja pun menunjukkan kecenderungan menjadi Superman, di mana setiap orang hanya berusaha tampak tanpa kekurangan, dan sebisa mungkin menghindari hal yang tampaknya akan berujung pada kegagalan dan mengekspos kekurangan. Tapi akan lain ceritanya jika sang pemimpin memberi rasa yakin bahwa aman-aman saja jika ternyata melakukan kesalahan atau menuai kegagalan (tentunya dalam konteks tidak fatal). Tahu bahwa usaha mereka akan selalu dihargai. Seperti Pak Tino Sidin yang akan selalu memuji “Bagus.. bagus..”, walau hasil gambaran murid didiknya sulit diidentifikasi bentuknya.
2. Menciptakan komunikasi terbuka
Tentang ini sudah pernah kita bahas, bagaimana komunikasi terbuka bisa meningkatkan
engagement dan mendukung kelancaran kerjasama. Dalam improvement, komunikasi terbuka pun akan membawa faedah yang sama ke arah positif.
3. Feedback is a gift
Again, feedback adalah hal yang penting. Dan feedback yang tepat hanya bisa diberikan saat Anda sudah memiliki komunikasi terbuka yang baik dengan team member. Dan bukan hanya sekedar feedback, tetapi
feedback yang jelas alasan dan spesifik perbaikan yang diperlukan.
Misalnya, ketimbang sekedar berkata bahwa team member Anda belum berusaha maksimal dalam menyelesaikan project yang dipercayakan padanya, Anda bisa
meluangkan waktu untuk sesi coaching, dan mengutarakan area of improvement yang perlu difokuskan. Apakah ketelitian saat membuat laporan, atau strive for excellence yang masih belum ditunjukkan.
4. Good job, good reward
Saat seseorang menunjukkan kemajuan, maka dia perlu diberi tahu. Bukan dengan maksud agar dia besar kepala, tetapi untuk menyemangatinya, to stay on the right track. Juga agar dia tahu bahwa improvement yang diharapkan sudah mulai terlihat. Bukankah good job always deserves good reward? Tidak harus selalu berwujud. Dengan
menyampaikan feedback positif pun sudah menjadi reward yang menjadi semangat mereka untuk terus berkembang.