Happiness
4 Kebiasaan Baik yang Dapat Menciptakan Kebahagiaan Sejati
by
STUDiLMU Editor
Posted on
May 02, 2019
Halo rekan pembaca, ada banyak cara dan saran dalam menciptakan kebahagiaan kita. Ya, kebahagiaan adalah tujuan yang selalu kita cari dalam setiap langkah hidup kita. Tidak ada yang tidak ingin bahagia, bukan? Bahkan, para ahli saraf mempelajari struktur tubuh dan otak manusia untuk mempelajari hal yang dapat membuat seseorang
memiliki kebahagiaan sejati.
Nah, kali ini kita kan membahas 4 kebiasaan baik yang dapat menciptakan kebahagiaan sejati bagi saya dan juga rekan pembaca Career Advice. 4
kebiasaan baik ini juga disimpulkan melalui penelitian para ahli saraf. Apa sajakah kebiasaan baik tersebut? Mari kita simak 4 kebiasaan baik yang dapat menciptakan kebahagiaan sejati berikut ini.
1. Tanyakan hal penting disaat sedang merasa dalam titik terendah.
Ketika kita menghadapi masalah, kita merasa bahwa sulit rasanya untuk bahagia. Kita merasa malu dan bersalah. Mengapa ini bisa terjadi? Ketika kita merasa bersalah dan malu, sistem otak yang dapat memberikan penghargaan terhadap diri menjadi aktif. Setiap emosi yang kita rasakan baik itu rasa bangga, malu dan rasa bersalah mengaktifkan sistem saraf yang sama. Fakta yang menarik, kesombongan adalah emosi yang paling kuat dalam memicu aktivitas di wilayah-wilayah sistem otak dari emosi lainnya. Inilah sebabnya ketika kita menimbun rasa bersalah dan malu pada diri kita sendiri, emosi tersebut mengaktifkan sistem otak yang dapat memberikan penghargaan diri. Sistem otak kita bekerja lebih baik. Dan juga ketika kita merasa sangat khawatir, sistem otak kita bekerja lebih baik. Emosi khawatir dapat membantu menenangkan sistem limbik dengan meningkatkan aktivitas di korteks prefrontal medial dan mengurangi aktivitas di amigdala. Itu menunjukkan bahwa jika kita merasa cemas atau khawatir, kita melakukan suatu hal yang lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. Namun, jika membiarkan rasa bersalah, malu, dan khawatir berkepanjangan, itu malah akan menjadi hal yang mengerikan. Jadi, apa yang harus dilakukan? Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan ini: Apa yang patut saya syukuri? Rasa syukur meningkatkan kadar dopamine dalam tubuh dan membuat kita merasa lebih baik. Memikirkan hal-hal yang kita syukuri memaksa kita untuk fokus pada aspek positif kehidupan Anda. Rasa syukur adalah salah satu bentuk kecerdasan emosional. Sebuah studi menemukan bahwa itu benar-benar mempengaruhi kepadatan neuron di kedua korteks prefrontal ventromedial dan lateral. Perubahan kepadatan ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya kecerdasan emosional, neuron di area ini menjadi lebih efisien. Dan
rasa syukur tidak hanya membuat otak bahagia, tetapi juga dapat membuat lingkaran umpan balik positif dalam hubungan Jadi ucapkan terima kasih kepada orang-orang yang Anda sayangi.
2. Beri nama perasaan negatif yang dirasakan.
Ketika kita merasa negatif, namai perasaan itu, marah sedih, gelisah? Ini hal yang mungkin terdengar konyol. Dalam satu penelitian fMRI, yang bertemakan menggambarkan perasaan yang tepat, peserta melihat gambar orang dengan ekspresi wajah emosional. Amigdala masing-masing peserta menjadi aktif. Tetapi ketika mereka diminta untuk menyebutkan emosi, korteks prefrontal ventrolateral menjadi aktif dan mengurangi reaktivitas amigdala emosional. Dengan kata lain, ketika kita secara sadar mengenali emosi negatif yang dirasakan, itu dapat mengurangi dampaknya. Jika kita menyimpan emosi negatif tersebut, itu hanya akan menjadi boomerang.
3. Membuat keputusan.
Membuat keputusan dapat menenangkan otak kita. membuat keputusan mengurangi kekhawatiran dan kecemasan serta membantu kita memecahkan masalah. Membuat keputusan termasuk memiliki niat dan menetapkan tujuan adalah bagian dari sirkuit saraf yang sama dan melibatkan korteks prefrontal dengan cara yang positif, yang dapat mengurangi kekhawatiran dan kecemasan. Membuat keputusan juga membantu mengatasi aktivitas striatum, yang biasanya menarik kita ke arah impuls dan rutinitas negatif. Membuat keputusan mengubah persepsi kita tentang dunia dan menemukan solusi untuk masalah yang kita miliki. Tetapi memutuskan itu sulit. Saya setuju. Jadi keputusan apa yang harus Anda buat? Buat keputusan yang "cukup baik". Jangan terobsesi untuk membuat keputusan terbaik 100%. Ketika kita mencoba menjadi perfeksionis, itu dapat memenuhi otak dengan emosi. Sehingga, kita malah akan menjadi stres dan di luar kendali.
4. Menyentuh orang lain.
Kita perlu merasakan cinta dan penerimaan dari orang lain. Ahli saraf melakukan penelitian di mana orang-orang memainkan permainan video lempar-bola. Para pemain lain melemparkan bola kepada seseorang dan melemparkannya kembali kepada yang lainnya. Pada satu titik mereka berhenti berbagi, mereka hanya saling melempar satu sama lain, dan mengabaikan peserta lainnya. Lalu, apa yang terjadi ketika mereka tidak bermain dengan cara yang tepat dan tidak membagikan bolanya? Otak subjek merespons dengan cara yang sama seperti ketika mengalami sakit fisik. Penolakan menimbulkan rasa sakit seperti patah hati. Bahkan, seperti yang diperlihatkan dalam percobaan fMRI, pengucilan sosial mengaktifkan sirkuit yang sama dengan rasa sakit fisik. Hubungan sangat penting bagi perasaan kebahagiaan otak.oleh karena itu, kita harus mampu menyentuh orang lain. Sentuhan kecil seperti jabat tangan dan tepukan di punggung adalah sentuhan wajar yang dapat membuat kita merasa bahagia. Berikan sentuhan yang lebih sering dengan orang-orang terdekat. Dan dalam karier, sentuhan ini dapat membuat Anda lebih persuasif, meningkatkan kinerja tim, bahkan meningkatkan keterampilan matematika. Menyentuh seseorang yang Anda cintai sebenarnya mengurangi rasa sakit.
Inilah 4 kebiasaan baik yang dapat menciptakan kebahagiaan sejati yang disimpulkan melalui penelitian para ahli saraf. Kebahagiaan adalah tujuan yang dicari oleh banyak orang dalam karier maupun tujuan pribadi. Dan ketika kita tidak merasakan kebahagiaan itu, semua yang dilakukan adalah hal yang sia-sia. Nah terapkanlah 4 kebiasaan baik ini sehingga rekan pembaca memiliki kebahagiaan sejati dalam karier dan juga kehidupan pribadi Anda.