Saya sangat setuju dengan perkataan seorang filsuf asal Perancis yang mengatakan, “Kita tidak akan pernah benar-benar bahagia jika kita tetap mencari hal apa yang dapat membuat kita bahagia.” Ya, kebahagiaan tidak didapatkan dari sumber manapun, melainkan kebahagiaan berpusat pada diri kita sendiri.
Nah, apakah rekan pembaca telah memiliki kebahagiaan yang sejati? Untuk mendapatkan kebahagiaan sejati, ada 4 rumus yang harus kita pahami. Lalu, apa sajakah 4 rumus tersebut? Yuk, kita simak 4 rumus kebahagiaan sejati di bawah ini.
1. Kebahagiaan datang dari pemecahan masalah.
Rumus pertama dalam mendapatkan kebahagiaan sejati adalah memahami bahwa kebahagiaan datang dari
pemecahan masalah. Jika tidak memiliki masalah, kita tidak akan bahagia.
Tidak ada masalah yang akan benar-benar berakhir. Saat kita berhasil menghadapinya, masalah tersebut akan berubah menjadi masalah lain atau menjadi masalah yang lebih besar. Kuncinya adalah menyelesaikan permasalahan tersebut. Ketika menghindari masalah, kita jutru akan menjadi sengsara. Namun, saat kita berhasil
menyelesaikan suatu permasalahan, pengalaman itu akan menjadi dasar pegangan saat menghadapi masalah lainnya.
Masalah adalah sebuah hal yang harus diupayakan secara terus menerus, begitu juga dengan kebahagiaan. Kebahagiaan adalah hal yang juga harus diperjuangkan secara terus-menerus. Kemanapun kita melangkah, pasti akan dihadapkan dengan masalah. Jadi, kita tidak perlu melarikan diri ya, rekan pembaca. Menghadapi dan menemukan cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan begitu, kita akan mampu mendapatkan kebahagiaan sejati.
2. Ekspektasi menentukan kebahagiaan.
Rumus kedua dalam
mendapatkan kebahagiaan sejati adalah memahami bahwa kebahagiaan sejati ditentukan oleh ekspektasi yang dimiliki. Pernahkah rekan pembaca mengalami hal yang terjadi sesuai dengan ekspektasi? Apa yang Anda rasakan? Bahagia, bukan?
Bagaimana perasaan Anda saat menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan? Kita pasti akan merasa sedih. Itulah sebabnya, ekspektasi menentukan tingkat kebahagiaan.
Mari kita ambil contoh. Saat berharap mendapatkan kejutan makan malam romantis dari pasangan, kita akan merasa bahagia saat hal itu terwujud dan sebaliknya, ketika tidak terwujud maka kita akan merasa sedih.
Jika apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, kita justru akan menjadi sangat kecewa. Ekspektasi dapat menjadi hal baik bahkan hal buruk bagi diri sendiri. Saat tidak memiliki ekspektasi apapun, kita justru memiliki peluang yang lebih besar dalam mendapatkan kebahagiaan.
3. Kebahagiaan ditentukan oleh pola pikir.
Rumus ketiga dalam mendapatkan kebahagiaan sejati adalah menyadari bahwa kebahagiaan ditentukan oleh
pola pikir. Ingatlah bahwa kebahagiaan mendatangkan kesuksesan, bukan sebaliknya.
Ada banyak institusi pendidikan yang mengajarkan bahwa semakin bekerja keras, semakin kita sukses. Semakin sukses, maka kita akan semakin merasa bahagia. Tetapi, ini bukanlah sebuah rumus kebahagiaan yang tepat.
Setiap kali mendapatkan kesuksesan, kita hanya akan mengubah definisi sukses itu sendiri, misalnya saat duduk di bangku kuliah, saya selalu berharap lulus dengan nilai yang baik. Setelah berhasil, saya berharap akan mendapatkan pekerjaan. Setelah mendapatkan pekerjaan, saya berharap dapat memenuhi target dan mengalami kenaikan gaji. Lalu, saya berharap mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Itulah yang terjadi jika kita berpikir bahwa kesuksesan akan memberikan kebahagiaan. Kita tidak akan benar-benar memiliki kebahagiaan sejati. Kita hanya terus mendorong diri untuk mencapai suatu hal dan hal lainnya.
Jadi, kita harus mampu mengubah pola pikir diri sendiri. Kebahagiaan adalah
kunci kesuksesan. Jika menanamkan prinsip ini dalam pola pikir, kita dapat mengubah banyak hal. Kita akan menjadi lebih optimis dan memiliki motivasi tinggi dalam menjalani kehidupan. Kita juga akan mampu menghadapi tantangan dengan lebih baik dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah.
4. Hubungan baik membuat kita lebih bahagia.
Rumus keempat dalam mendapatkan kebahagiaan sejati adalah
memiliki hubungan baik. Hubungan baik membuat kita jauh lebih bahagia dan lebih sehat. Mengapa demikian?
Pertama, hubungan sosial dapat menghilangkan kesepian yang dirasakan dan membuat kondisi kita lebih baik. Ini bukanlah tentang banyaknya orang yang kita miliki, tetapi seberapa sering menghabiskan waktu bersama orang-orang yang dicintai. Penelitian juga setuju bahwa jika kita memiliki hubungan sosial yang baik dengan keluarga, teman atau bahkan komunitas, kita akan jauh lebih bahagia dan jauh lebih sehat secara fisik.
Kedua, hubungan sosial tidak hanya memiliki dampak baik bagi tubuh jasmani saja. Hubungan sosial juga melindungi kesehatan otak. Hubungan sosial membuat kita menyadari bahwa memiliki banyak orang yang dapat diandalkan saat kita membutuhkan mereka.
Kita mengetahui bahwa akan selalu ada orang-orang yang mendukung kita. Ini akan jauh membuat kita lebih bahagia sekalipun kita menghadapi tantangan yang besar. Selain itu, hubungan sosial juga dapat mempertajam daya ingat.
Nah, bagaimana dengan rekan pembaca Career Advice? Apakah Anda memiliki hubungan sosial yang kuat? Yuk, kita mulai membuka diri dengan sekitar dan menjalin hubungan sosial dengan keluarga, teman atau bahkan komunitas.
Itulah 4 rumus kebahagiaan sejati. Kita dapat menyimpulkan bahwa kebahagiaan sejati dapat dimiliki jika kita menikmati setiap permasalahan yang datang dan menemukan cara untuk mengatasinya, memiliki ekspektasi dan pola pikir yang positif serta memiliki hubungan sosial dengan sesama.
Nah, semoga artikel ini dapat membantu rekan pembaca dalam mendapatkan kebahagiaan sejati. Ingatlah, kebahagiaan kita tidak berasal dari orang lain, melainkan dari dalam diri sendiri. Saat memiliki kebahagiaan sejati, kita akan semakin mampu mencapai tujuan dan keberhasilan dalam hidup. Jadi, mulailah mendapatkan dan memiliki kebahagiaan sejati Anda ya, rekan pembaca.