STUDILMU Career Advice - 4 Trik Mencintai Bisnis

4 Trik Mencintai Bisnis


by STUDiLMU Editor
Posted on Jan 06, 2019

 
Cinta adalah satu rasa yang sangat menakjubkan. Pernah dengar kan pernyataan bahwa “dengan cinta, semuanya akan terasa mudah dan indah”. Meskipun terdengar sedikit puitis, namun pernyataan tersebut sangat bekerja dengan baik bagi kebanyakan orang. Pada artikel ini kita akan membahas tentang rasa cinta kepada bisnis atau produk yang kita miliki. Jika Anda adalah seorang pemilik bisnis, artikel ini sangat cocok untuk meningkatkan gairah cinta kita terhadap produk yang kita jual. Penasaran? Yuk simak beberapa kiat-kiat di bawah ini. 

1. Apakah kita benar-benar mencintai bisnis yang ada?
Sebelum produk kita dibeli dan dicintai oleh pelanggan, sangat penting bagi kita untuk mencintai bisnis sendiri. Hal ini sama seperti saat kita mencoba untuk mencintai diri kita sendiri sebelum ada orang lain yang mencintai kita dengan apa adanya. Berbagai macam perawatan diri pun dilakukan, karena kita begitu mencintai segala yang ada pada diri kita. 
 
Nah, sekarang bagaimana jika kita menerapkan konsep “perawatan diri” ini terhadap produk-produk yang kita miliki? Hal ini sejalan dengan cara kita untuk dapat meningkatkan hubungan kita dengan bisnis kita dan mencoba untuk memperbaikinya pada saat yang sama.
 
Di awal bisnis, ketika kita memulai bisnis pasti kita adalah orang pertama yang sangat mencintai bisnis ini, lebih dari siapapun. Namun, menjalani aktivitas yang sama setiap harinya bahkan sampai bertahun-tahun, adalah hal yang dapat membuat kita menjadi bosan. 
 
Jika hal ini terjadi pada diri kita dan merek yang kita miliki, saatnya menilai kembali posisi yang ada. Apakah bisnis yang sekarang dimiliki adalah sesuatu yang masih kita cintai? Dan apakah kita masih benar-benar berkomitmen untuk itu?
 
Jika jawabannya “ya”, maka kita masih dalam posisi yang aman dan harus tetap mempertahankannya. Untuk semakin membuat bisnis kita semakin maju, kita juga dapat membuat perayaan seperti memberikan bonus kepada karyawan yang telah membantu kita mencapai posisi sekarang, sehingga gairah dan kecintaan kita terhadap bisnis yang dimiliki masih sama seperti rasa saat pertama kali memulainya. 
 
Lalu bagaimana jika ternyata jawabannya kita tidak lagi mencintai bisnis yang ada? Jawabannya adalah tidak masalah. Justru ini menandakan bahwa kita harus berubah. Bagaimana caranya mengubah perasaan tersebut? Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah meninjau kembali misi perusahaan kita. Mungkin ini saatnya kita harus mulai membimbing perusahaan ke arah yang berbeda. Coba ditinjau kembali, langkah-langkah apa saja yang sudah benar dan memberikan hasil yang signifikan serta langkah apa saja yang mungkin kurang membawa perusahaan kita ke arah yang lebih baik, atau malah mengalami kemunduran. 
 
Jika kita sudah mencoba untuk meninjau kembali, namun semangat dan rasa cinta terhadap produk sudah menghilang, hmm mungkin ini saatnya bagi kita untuk mengucapkan selamat tinggal dan menemukan orang lain yang akan mencintai bisnis kita dengan membawanya ke tahap berikutnya, dan mungkin ini menjadi kesempatan bagi kita untuk mengerjakan proyek berikutnya yang lebih menggairahkan.  

2. Mengembangkan bisnis dengan rasa cinta
Mungkin poin ini akan menimbulkan sedikit pertanyaan, seperti apa sih cara mengembangkan bisnis dengan rasa cinta? Hmm, sebenarnya poin ini dapat menjadi suatu tantangan yang hebat bagi para pemilik bisnis. Terutama ketika mereka mendapatkan keluhan dari para pelanggan yang ditunjukkan melalui data analitik dan media sosial. Sebagai seorang pemilik bisnis, tentunya setiap hari kita akan merasa tertantang. Kira-kira keluhan apalagi yang akan didapatkan dari produk kami hari ini?.
 
Namun, percayalah bahwa terlalu berfokus pada hal-hal yang telah dilakukan dengan buruk tidak akan mengubah apapun menjadi lebih baik, dan terlalu memikirkan alasan dibalik setiap postingan yang mengecewakan, atau setiap komentar negatif secara online, dapat melumpuhkan kemampuan kita untuk terus mencintai bisnis yang dimiliki. Sebagai gantinya, cobalah untuk membuat gambaran seimbang tentang produk yang kita miliki. Pastinya ada hal-hal yang telah kita lakukan dengan baik dan hal-hal yang kurang efektif.
 
Dengan menyatukan kedua hal ini, kita tidak hanya akan dapat mencintai produk yang dimiliki dengan meninjaunya tanpa henti, namun kita juga dapat membuat lebih banyak informasi tentang kesuksesan produk yang dapat dibagikan kepada pelanggan. Melalui cara ini, kita akan melihat keseluruhan gambar, bukan hanya satu bagian.

3. Jangan lupa untuk mencintai pelanggan
Meskipun mencintai pelanggan mungkin terdengar sedikit berbeda dari mencintai bisnis yang kita miliki, tetapi sebenarnya tidak. Seperti yang banyak kita ketahui bahwa pelanggan adalah alasan bisnis kita hadir. Kita mungkin memiliki idenya, tetapi sebenarnya kita tidak memilikinya secara utuh, pelanggan kita adalah pemilik sesungguhnya, segalanya tentang dari pelanggan dan untuk pelanggan.  Tanpa kita sadari, mencintai pelanggan adalah suatu tindakan mencintai diri untuk produk yang kita miliki.
 
Coba renungkan kembali, kira-kira usaha apa yang telah kita lakukan baru-baru ini untuk menunjukkan kepada pelanggan tentang seberapa besar kita menghargai mereka? Sebagai pemilik bisnis, kita adalah orang yang paling tahu apa yang tepat untuk para pelanggan dan apa yang paling sesuai dengan mereka.
 
4. Dorong produk untuk memiliki keaslian yang lebih tinggi
Ketika kita sangat mencintai bisnis yang kita miliki, pastinya kita ingin membagikan kepada semua orang tentang perjuangan, nilai-nilai apa saja yang yang selama ini telah dilakukan dan apa alasan yang kuat untuk kita memulai bisnis ini? 
 
Salah satu cara untuk merawat dan mempertahankan bisnis kita adalah dengan mendorong bisnis serta produk ke arah tingkat keaslian yang lebih tinggi.
 
Coba untuk membina koneksi dengan karyawan Anda, dan berupaya membantu mereka merasa terhubung dengan bisnis. Ambil segala risiko yang ada dan mencoba untuk memperbaiki setiap kesalahan bisnis, entah dengan cara meningkatkan kualitas produk atau mengubah teknik promosi yang kurang tepat. Jika kita dapat melakukan semua ini karena rasa cinta dan penghargaan terhadap bisnis yang kita miliki, maka kita akan dapat melangkah maju dengan rasa berterima kasih, percaya diri, dan semangat yang menyala kembali. 
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini