STUDILMU Career Advice - 5 Cara Memotivasi Generasi Milenial

5 Cara Memotivasi Generasi Milenial


by STUDiLMU Editor
Posted on Aug 05, 2019

Definisi Motivasi

Apa itu motivasi? Menurut Robert Kreitner, motivasi adalah proses-proses psikologis yang menyebabkan stimulasi, arahan dan kegigihan terhadap sebuah kegiatan yang dilakukan secara sukarela dan diarahkan oleh suatu tujuan yang sangat kita inginkan. Motivasi juga sering dikaitkan dengan dorongan psikologis yang membuat hidup kita menjadi lebih bersemangat dan termotivasi. 
 
Sebagai contoh, ketika kita merasa haus, maka kita akan termotivasi untuk berdiri dan jalan menghampiri dapur untuk mengambil minuman segar dari dalam kulkas. Kita juga termotivasi untuk menghabiskan minuman segar tersebut sampai akhirnya tujuan kita untuk menghilangkan rasa haus dapat terpenuhi. 

Seperti Apa Motivasi untuk Generasi Milenial? 

Banyak sih orang yang bilang bahwa “Generasi milenial itu suka berubah-ubah, suka hasil yang instan, sangat sensitif, tidak mau berjuang keras” dan lain sebagainya. Meskipun sebagian orang menganggap bahwa itu semua adalah karakter yang buruk, namun sebagian orang berpikir bahwa semua itu adalah keunggulan yang dimiliki oleh generasi milenial. 
 
Tidak peduli bagaimanapun persepsi kita terhadap generasi milenial, hal-hal yang perlu kita sadari adalah mereka adalah generasi yang sudah cukup umur untuk memasuki dunia kerja dan bisnis. Pada akhirnya, para generasi milenial ini nantinya akan menjadi para pemimpin masa depan. Oleh karena itu, para generasi sebelumnya harusnya menyadari dan memahami dengan betul bahwa sekarang ini adalah tugas mereka untuk mendorong para milenial menjadi lebih termotivasi dan membentuk mereka menjadi bibit-bibit unggul yang akan menjadi pemimpin masa depan. 
 
Sekarang kita berbicara tentang topik bisnis atau startup sedikit yuk, sebelum akhirnya kita akan menyambung percakapan pada acara memotivasi generasi milenial. Perkembangan bisnis startup di seluruh penjuru dunia telah menjadi keadaan ekonomi yang sangat fenomenal. Perusahaan startup besar yang bertaraf multinasional seperti yang kita temukan sekarang ini, dulunya hanyalah bisnis startup kecil loh rekan-rekan. Nah, evolusi budaya bisnis ini nyatanya telah dimengerti oleh para generasi milenial masa kini. 
 
Oleh karena itu, kita mungkin sering melihat bahwa anak-anak milenial zaman sekarang membuat bisnis warung kopi yang instagramable dengan desain cup atau nama produk yang unik. Mereka membangun bisnis ini tentunya bukan karena tidak ada alasan. Namun, mereka membangunnya dengan keyakinan bahwa zaman sekarang bisnis kecil akan jauh lebih mudah untuk berkembang menjadi bisnis besar. 
 
Pada tahun 2015, ada satu survei yang diadakan oleh The Go Game yang menunjukkan bahwa sebanyak 79% dari generasi milenial yang berusia 21-30 tahun sangat suka membentuk kegiatan-kegiatan yang membangun “tim” atau “budaya” dalam organisasi atau perusahaan mereka. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempertahankan bakat yang dimiliki para generasi milenial. Sementara itu, hanya 46% dari para baby boomer yang berumur 51-60 tahun setuju bahwa kegiatan-kegiatan tersebut diperlukan untuk mengembangkan bakat mereka. 
 
Dari hasil survei tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa generasi milenial juga bisa bersatu dan bersemangat untuk mengembangkan bakat mereka. Oleh karena itu, bagaimanapun juga kita tidak bisa memandang generasi milenial dengan sebelah mata, karena mereka adalah orang-orang yang masih memiliki motivasi untuk maju. Hanya saja, cara yang diterapkan haruslah tepat. 
 
Menurut website entrepreneur, ada 5 cara agar kita bisa memotivasi generasi milenial yang katanya susah-susah gampang untuk di manage. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini. 
 

1. Memberikan Kebebasan dalam Kepercayaan, Otonomi dan Kebebasan Kreatif.

BEBAS, itu adalah satu kata yang sering dicari oleh para generasi milenial. Milenial sangat menyukai lingkungan kerja yang mana mereka dapat dipercaya dengan baik, diberi kebebasan untuk berkarya, berpikir kreatif dan menentukan jalan mereka sendiri untuk mencapai kesuksesan. Jangan pernah mendikte bagaimana cara milenial harus menyelesaikan pekerjaannya. Itu hanya akan memecahkan kreativitas mereka, bahkan mood yang mereka miliki. 
 
Milenial memang tidak suka dengan segala hal yang rigid, ini bukan berarti mereka “liar” loh! Mereka hanya lebih kreatif dengan apa yang mereka lakukan. Beri mereka kepercayaan, maka mereka akan menciptakan hal yang sangat luar biasa. Selain itu, jangan gunakan metode “pengawasan mikro” kepada mereka. Mengawasi mereka secara berlebihan hanya akan membuat karyawan milenial kabur dari perusahaan. Siapa coba yang suka diintai secara terus-menerus? 
 
Banyak mitos yang mengatakan bahwa “Generasi milenial itu tidak setia, mereka suka gonta-ganti pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya”. Yap! itu memang benar. Tapi kalau kita cari tahu lebih dalam lagi, alasan mereka berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan adalah karena perusahaan sebelumnya terlalu kaku dalam aturan, sehingga mereka merasa tidak bebas dan tidak bisa menyalurkan ide-ide kreatif mereka. Berikan generasi milenial kebebasan, kepercayaan dan dorong mereka untuk berinovasi. 
 

2. Jauhi Bullshit atau Omong Kosong. 

Generasi milenial terdiri dari orang-orang yang sangat suka dengan “keaslian” atau “authenticity”. Bagi mereka, “menjadi diri sendiri itu adalah hal yang keren”. Mereka tidak segan-segan menjauhi orang-orang yang bersikap palsu atau bersikap sok asik hanya demi mendapatkan kepercayaan dan ketertarikan dari mereka. 
 
Oleh karena itu, ketika generasi baby boomer atau generasi lainnya ingin berusaha untuk memotivasi para generasi milenial menjadi lebih aktif dan giat di kantor, cobalah untuk menjadi diri sendiri. Milenial akan lebih menghargai hal ini daripada mereka harus ditipu dengan seseorang yang berusaha menjadi orang lain. 
 

3. Bangun Hubungan Interpersonal yang Kuat. 

Struktur organisasi atau perusahaan itu memang penting, namun cobalah untuk mengesampingkan hal itu sebentar. Ini bukan berarti struktur organisasi ditiadakan, namun jadikan ini sebagai sesuatu yang informal ketika kita ingin membangun hubungan interpersonal yang kuat dengan generasi milenial. 
 
Milenial akan lebih mudah merasa demotivasi ketika mereka bekerja di dalam lingkungan kerja yang terlalu kaku dan terlalu banyak protokol. Ini bukan berarti mereka tidak menghargai orang yang lebih tua dari mereka loh. Namun, mereka jauh lebih suka dengan hubungan yang fleksibel dan tidak menegangkan. Sehingga, dengan leluasa mereka dapat membangun hubungan interpersonal yang kuat. 

4. Sampaikan Umpan Balik dengan Sesering Mungkin.

Meskipun generasi milenial adalah orang-orang yang suka diberikan tanggung jawab dan kebebasan, mereka juga ingin tahu bagaimana hasil kinerja mereka di mata pemimpinnya. Dengan begitu mereka akan lebih bersemangat untuk bisa mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Tindakan ini juga akan meningkatkan motivasi para milenial loh! Dengan memberikan umpan balik secara rutin, misalnya sebulan sekali. Karyawan milenial akan merasa disayangi dan diperhatikan oleh para atasannya. Mereka akan paham bahwa para atasannya sangat peduli dengan perkembangan diri mereka di masa kini dan masa depan. 

5. Ciptakan Lingkungan Kerja menjadi Tempat yang Menyenangkan. 

“Kalau mau main-main jangan di kantor, di tempat lain saja!” Ups, rasanya pernyataan tersebut sudah tidak relevan lagi deh dengan lingkungan kerja di era modern seperti sekarang ini. Pada generasi-generasi sebelumnya mungkin pernyataan ini masih berlaku, karena tempat kerja adalah tempatnya orang-orang yang sangat serius. 
 
Milenial menginginkan sesuatu yang berbeda dari ini. Lingkungan kerja yang profesional, serius namun juga menyenangkan adalah tempat kerja impian bagi mereka. Misalnya, di waktu istirahat, izinkan karyawan kita untuk bermain PS (playstation) bersama. Dalam hal ini, kita bisa menyediakan beberapa fasilitas yang membuat mereka menjadi bahagia dan tetap profesional di kantor
 
Itulah 5 cara memotivasi generasi milenial, terutama di lingkungan kerja. Sudah siap untuk memotivasi karyawan milenial Anda? Yuk, kita mulai dari sekarang. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini