STUDILMU Career Advice - 5 Cara Menangani Penolakan dan Rasa Takut Ditolak

5 Cara Menangani Penolakan dan Rasa Takut Ditolak


by STUDiLMU Editor
Posted on Feb 13, 2019

 
Saya dan semua pembaca Career Advice pasti pernah mengalami penolakan pada beberapa hal tertentu. Tentunya, tidak ada yang menyukai penolakan, karena penolakan adalah sebuah hal yang menyakitkan. Sebagai manusia, kita ingin dicintai dan diterima oleh orang lain. Rasa memiliki dalam komunitas adalah salah satu nilai dasar untuk dapat bertahan hidup. 
 
Lantas bagaimana cara menangani sebuah penolakan? Berikut adalah enam cara untuk membantu rekan-rekan Career Advice dalam menyeimbangkan emosi dan mental dalam menghadapi penolakan, sehingga penolakan bukan lagi hal yang menjengkelkan atau menyedihkan. Melainkan, menjadi satu hadiah yang dapat mengubah hidup kita menjadi lebih positif. Penasaran apa saja beberapa cara tersebut? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini. 

1. Menyadari bahwa Penolakan Akan Tetap Ada

Ini adalah langkah utama, yang harus kita sadari dan akui. Selama ini kita selalu merasa kecewa karena terlalu berharap pada suatu hal yang mungkin belum jelas. Bahkan, sesuatu yang sudah jelas pun bisa mengecewakan kita di suatu waktu. 
 
Jika kita menyadari bahwa penolakan akan selalu ada dimanapun kita berada, kapanpun dan dalam kondisi apapun, saat kita menghadapinya pasti kita akan merasa lebih tenang dan tidak terbawa emosi. 
 

2. Berhenti Merenungi Kesedihan 

Tidak hanya kita yang pernah mengalami penolakan, orang lain pasti juga pernah merasakannya, bahkan lebih pahit dari yang kita rasakan. Terus-terusan merenungi kesedihan yang kita hadapi, tidak hanya membuat orang lain gerah dan lelah mendengar segala keluh kesah kita, mereka akan mulai menjauhi kita yang terlalu mendramatisir segala hal. 
 
Sedih adalah reaksi wajar, yang dilakukan oleh tubuh kita. Tapi, sedih juga ada batasannya. Kita tidak bisa merenungi kesedihan dengan waktu yang lama. 
 
Jika pembaca Career Advice menghadapi sebuah penolakan dan ini sangat menyakitkan, bersedihlah sewajarnya, dan bangkit kembali untuk meraih kesempatan hidup lainnya. Alihkan perhatian kita ke dalam sesuatu yang lebih produktif, dan pilih aktivitas dengan bijak. Kesibukan yang baik akan mengalihkan rasa sakit hati kita dari penolakan yang ada. 

3. Atur Jumlah Peluang Penolakan yang Dihadapi

Kita semua memiliki ambang yang berbeda dari jumlah penolakan yang bisa kita tangani. Penolakan berkali-kali yang kita rasakan saat mendengar “Kami menyesal memberitahu Anda bahwa lamaran Anda tidak berhasil’, ini dapat menjadi tamparan yang begitu menyakitkan, tapi ini juga akan menjadikan diri kita menjadi individu yang lebih kuat dari sebelumnya. 
 
Ketika masa-masa sulit datang, kita perlu melindungi kondisi mental dan emosional diri. Mempertimbangkan dengan bijaksana berapa banyak lagi hal yang bisa kita tangani, dan ini sangat penting. Sebelum kita melangkah maju, tanyakan pada diri sendiri apakah kita memiliki sumber daya dan dukungan yang tepat untuk mendukung kita maju kembali?
 
Saat kita berputus asa, seringkali yang kita perlukan hanyalah waktu. Waktu untuk mengistirahatkan diri. Biarkan pikiran kita beristirahat untuk sementara, sampai akhirnya mental kita sudah kuat untuk melangkah maju kembali. 
 
Ketahuilah bahwa kapasitas dan ketahanan kita dalam menangani penolakan akan berbeda dari rekan-rekan sejawat kita. Jadi berhati-hatilah dalam menetapkan tujuan untuk kembali ke ring tinju sebelum kita benar-benar siap.
 

4. Mengoreksi Kesalahan

Seringkali sebuah penolakan terjadi karena ada sesuatu yang salah. Dalam kata lain, ada sesuatu yang perlu kita koreksi dalam diri kita agar mendapatkan sebuah penerimaan. Coba ajak diri kita untuk mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini:
- Mungkinkah penolakan ini hanyalah indikasi bahwa saya ingin menjadi bagian dan tidak cocok dengan saya?
- Mungkinkah penolakan ini menjadi penuntun untuk mengarahkan saya kembali ke jalan yang seharusnya saya tuju, atau sesuatu yang lebih baik lagi yang belum dapat saya pahami?
- Apakah penolakan ini benar-benar menjadi peluang besar untuk tumbuh dan berkembang menjadi versi yang lebih baik dari diri saya?
- Apa yang telah kita pelajari dari penolakan yang didapatkan? 
- Peluang apa yang sekarang bisa kita lihat yang mungkin belum bisa dilihat sebelumnya?
- Ketika kita merasa siap untuk melangkah maju lagi, apakah kita akan menuju ke arah yang sama? Mungkinkah kita melakukan hal-hal yang berbeda kali ini?
 
Kita tidak akan pernah mengerti rencana Tuhan di awal, bisa jadi dengan berbagai penolakan yang kita hadapi, malah membawa kita kepada kesempatan emas yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Jadi saat kita menghadapi penolakan, akankah lebih baik jika kita mengoreksi diri terlebih dahulu, apakah ada hal-hal yang perlu kita perbaiki dan tingkatkan untuk mendapatkan sebuah penerimaan di masa depan. 
 

5. Belajarlah untuk Menghadapi Ketakutan akan Penolakan di Masa Depan

Setelah mengakui bahwa penolakan memang akan selalu hadir di dalam kehidupan kita, perlu untuk membuat pencegahan atau melindungi diri sebelum suatu penolakan datang dan menurunkan kekuatan mental kita. Jika kita tidak punya rencana pencegahan, buatlah.
 
Dengan memprediksikan bagaimana emosi dan pikiran kita saat menerima penolakan, kita memberi perasaan yang lebih kuat untuk mempertahankan kontrol diri seandainya ditolak. Secara tidak langsung, kita sudah memiliki rencana pertolongan pertama sebelum penolakan benar-benar datang kepada kita.
 
Tuliskan pikiran dan emosi apa yang bisa kita alami dalam menghadapi penolakan. Jika kemarahan, siapkan strategi sehat untuk memproses energi kemarahan itu. Jika itu adalah kesedihan, luangkan waktu dalam jadwal yang kita miliki untuk membiarkan diri merasakan kesedihan itu sendirian atau bersama teman, kolega atau anggota keluarga yang tercinta. 
 
Ok, itulah beberapa cara sederhana yang dapat kita terapkan saat menghadapi penolakan dan menangani rasa takut untuk ditolak. Penolakan adalah suatu hal yang pasti pernah terjadi di dalam hidup kita, dan rasa takut untuk ditolak adalah perasaan wajar yang dimiliki oleh semua manusia. Tapi, kita punya alternatif lain untuk menghadapi penolakan tersebut. Tetap semangat untuk semua pembaca Career Advice, jangan takut ditolak lagi ya!
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini