Saat kita masih kecil, duduk di bangku SD atau SMP, kita selalu meminta pengakuan dari orang tua kita. Kita ingin orang tua kita tahu bahwa anaknya adalah seorang siswa yang pintar karena telah mendapatkan peringkat 1 di kelas. Kita ingin mereka memuji nilai-nilai yang kita raih, bahkan sangat ingin mendapatkan hadiah penghargaan dari mereka. Apakah pembaca Career Advice juga mengalami hal yang sama seperti ini?
Saya rasa hampir semua dari kita pernah mengalami fase itu. Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin dewasa, sebenarnya kita sudah tidak memerlukan pengakuan dari orang lain lagi untuk merasa dihargai.
Pada artikel kali ini, kami ingin mengajak seluruh pembaca Career Advice untuk dapat menghargai diri sendiri dengan sangat baik, tanpa harus menunggu orang lain
mengapresiasi kita.
1. Budaya Kita Mengajarkan Kita untuk Berfokus Pada Kelemahan Kita
Ini adalah masalah yang sering terjadi di seluruh penjuru Indonesia. Budaya kita seringkali membuat individu terlalu memikirkan kekurangan yang mereka miliki. Sampai-sampai mereka lupa bahwa Tuhan juga memberikan mereka kelebihan yang sangat banyak, yang mana ini menjadi penyeimbang antara kelebihan dan kekurangan yang dimiliki setiap manusia.
Tidak hanya itu, ini juga memengaruhi pola pikir umum kita tentang perbaikan diri. Saat kita berpikir ingin memperbaiki diri, secara otomatis kita langsung memikirkan apa saja kekurangan kita dan bagaimana cara menghilangkan semua kelemahan yang ada.
Padahal, ada sebagian kekurangan yang dapat kita perbaiki dan sebagiannya lagi memang tidak dapat diubah. Itu sudah menjadi sifat dasar yang mendasari kepribadian kita. Dan, cara untuk menutupi segala kekurangan yang kita miliki adalah dengan mengasah kelebihan yang ada.
Kita perlu memutar otak dan mencari jalan, bagaimana caranya agar kekurangan kita dapat tertutupi dengan
kekuatan diri. Masalah lainnya adalah saat kita mencoba meminta umpan balik dari orang lain, mereka cenderung menyoroti segala kekurangan kita dan menyalahkannya dengan kalimat kritik yang kurang membangun. Padahal, umpan balik yang membangun juga bukan selalu melihat kekurangan seseorang, namun juga bisa memberikan pujian terhadap kelebihan dan pencapaian yang sudah dikerjakan oleh orang tersebut.
Yap, ini adalah budaya yang sering terjadi di sekitar kita. Karena kelebihan dan kebaikan seseorang sangat jarang diapresiasi, ini cukup membahayakan bagi mental setiap individu. Kita akan selalu merasa kekurangan, daripada merasa bersyukur atas kelebihan yang Tuhan berikan kepada kita.
2. Apa Pengakuan Yang Dilakukan Terhadap Otak Kita
Mendapatkan pengakuan dari orang lain memang sangat perlu. Tapi, bagaimana jika kita tidak mendapatkannya? Jangan tunggu. Yap, jangan tunggu sampai orang lain sadar bahwa ada kinerja kita yang perlu diapresiasi oleh orang lain.
Pengakuan dari orang lain memang penting, tetapi jangan jadikan itu sebagai satu-satunya sumber kekuatan kita untuk dapat menghargai diri sendiri. Mengenali pencapaian dan kekuatan diri kita sendiri jauh lebih kuat dibandingkan validasi dari luar.
Seperti yang dikatakan oleh beberapa studi, tulis saja segala pencapaian yang kita punya. Tidak peduli itu adalah pencapaian yang kecil ataupun besar, dengan menulis dan mengakui pencapaian diri kita sendiri, otak akan memberikan perasaan ‘bahagia’ kepada hati kita. Inilah sebabnya mengapa menunggu pengakuan dari orang lain bisa sia-sia.
3. Mengenali Prestasi Diri Sendiri
Coba deh rekan-rekan Career Advice tulis tiga prestasi kecil ataupun besar yang telah berhasil rekan pembaca lakukan setiap harinya. Salah satu kejelekan kita adalah, kita sering banget merendahkan diri sendiri. Setiap hari, selama 24 jam yang kita lalui, kita sering merasa bahwa kita belum melakukan pencapaian apapun pada hari itu.
Padahal, ada banyak pencapaian kecil yang mungkin kurang kita sadari. Sebagai contoh, kita memiliki kenalan baru dari departemen lain, kita berhasil berjalan selama 10 menit, kita berhasil membantu rekan kerja yang kesulitan dalam pekerjaannya, dan sebagainya. Semua itu bisa kita jadikan sebagai bahan apresiasi untuk diri kita sendiri.
Dengan menuliskan setidaknya tiga
pencapaian kecil setiap harinya, ini dapat membuat kita lebih memperhatikan diri sendiri daripada sebelumnya. Dan, kumpulan-kumpulan prestasi kecil tersebut dapat membawa kita kepada kesuksesan yang lebih besar.
4. Tulis Kelebihan yang dapat Menutupi Kekurangan Diri
Tuhan menciptakan kita dengan adil, memberikan kelebihan juga kekurangan. Jika kita sudah mengenali kekurangan kita dengan sangat baik dibandingkan orang lain, ini sangat bagus. Namun, kita juga perlu ingat bahwa kita memiliki kelebihan yang pastinya bisa menutupi kekurangan kita tersebut. Mungkin kita tidak akan pernah bisa menghapus segala kekurangan diri, namun kita bisa menutupinya dengan kekuatan diri.
Dengan kata lain, kita dapat memberi putaran positif pada sesuatu yang tampaknya negatif. Ini juga membantu kita melihat gelas setengah penuh dan melihat kekuatan lain yang belum tentu kita ketahui.
Sebagai contoh, jika kita adalah seorang yang terlalu pemikir (yang mungkin kita anggap sebagai sebuah kekurangan), maka tulis disampingnya bahwa “saya adalah seseorang yang berpikiran secara detail, sehingga saya jarang melewati poin-poin yang sangat penting”.
Dengan menuliskan hal tersebut dapat membantu kita melihat hal-hal dari perspektif yang berbeda dan membuat kita tidak memandang kekurangan sebagai hal yang sepenuhnya negatif.
5. Jangan Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain
Ini adalah salah satu problematika lainnya yang sering terjadi di masyarakat kita. Terlebih lagi kemajuan teknologi memudahkan kita untuk dapat melihat kebahagiaan dan prestasi-prestasi yang dimiliki oleh orang lain. Akibatnya? Kita pun juga dengan mudah membandingkan takdir kita dengan orang lain.
Kita harus selalu ingat bahwa setiap orang berada di jalurnya masing-masing dengan kecepatan yang tentunya berbeda-beda. Tidak ada gunanya membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Apalagi jika kita merasa iri terhadap pencapaian mereka, percayalah bahwa ini tidak akan mengubah apapun.
Dunia memang memiliki sifat kompetitif yang alami. Namun, ini bukan berarti bahwa kita harus menunggu pujian dan pengakuan dari orang lain agar tetap merasa ‘ada’ di muka bumi ini. Dengan belajar mengapresiasi diri,
mengenali kelebihan dan kekurangan diri, dan terus bergerak untuk maju menjadi pribadi yang lebih baik, ini adalah cara-cara yang baik untuk menghargai diri sendiri. Jika orang lain tidak mengapresiasi diri kita, tidak masalah. Karena kita bisa menjadi orang yang paling terdepan untuk menghargai diri kita sendiri. Selamat mencoba rekan-rekan Career Advice.