STUDILMU Career Advice - 5 Langkah Mengubah Ide Penemuan Baru Menjadi Sebuah Produk

5 Langkah Mengubah Ide Penemuan Baru Menjadi Sebuah Produk


by STUDiLMU Editor
Posted on Jun 10, 2019

 
Bola lampu atau bohlam yang menerangi rumah-rumah dan perkotaan saat ini adalah hasil penemuan Thomas Alva Edison yang sangat fenomenal dan begitu bermanfaat bagi kehidupan kita sampai sekarang. Pernah ga rekan-rekan Career Advice bayangkan “bagaimana kehidupan kita saat ini jika tidak ada lampu?” Hmm, pasti akan cukup sulit ya. Nyatanya, bukan hanya Thomas Alva Edison loh yang bisa menghasilkan sebuah penemuan hebat. Namun, semua rekan-rekan Career Advice juga bisa melakukannya. Eits, tapi tunggu dulu. Jauh sebelum rekan-rekan pembaca menjual penemuan baru yang Anda hasilkan pada berbagai perusahaan, ada satu hal yang perlu rekan pembaca lakukan yaitu, melindungi atau mematenkan penemuan baru Anda.  
 
Salah satu cara untuk bisa mendapatkan uang dari ide-ide penemuan baru kita adalah menjamin bahwa tidak akan ada satu orang pun yang dapat mencuri ide-ide cemerlang kita. Bagaimana caranya? Kita bisa mengajukan hak paten ke kantor Hak Paten yang ada di masing-masing Negara kita. 
 
Pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan 5 langkah penting yang dapat diterapkan oleh rekan-rekan pembaca dalam mengubah ide-ide penemuan baru Anda menjadi sebuah produk yang siap untuk diperdagangkan kepada para pelanggan. Yuk, simak penjelasannya berikut ini.  
 

Langkah 1: Mendokumentasikan Ide-ide Penemuan Baru Kita. 

Nah, ini adalah langkah pertama dan utama untuk mematenkan ide-ide cemerlang kita untuk menjadi sebuah penemuan baru. Mematenkan ide-ide penemuan baru yang kita miliki bisa dengan cara mendokumentasikannya. Ini sangat penting karena memiliki sebuah “ide” saja tidak akan ada artinya. Kita perlu memiliki bukti bahwa ide-ide tersebut memang datang dari otak kita, bukan dari orang lain. 
 
Pada langkah ini kita perlu menuliskan semua ide-ide yang berkaitan dengan penemuan baru kita, mulai dari “apa penemuan yang kita buat? bagaimana cara kerja penemuan tersebut? dan bagaimana cara memasarkannya?” Jangan lupa untuk menulis tanggal dari konsepsi ide-ide penemuan baru kita ya, ini untuk memudahkan kita dalam mengingat kapan ide hebat itu datang ke dalam pemikiran kita. 
 
Misalnya, rekan pembaca menemukan sebuah penemuan baru dari olahan berbagai tumbuhan sebagai obat kanker. Nah, tuliskan apa saja komposisinya, bagaimana obat tersebut dapat berfungsi untuk menyembuhkan kanker di dalam tubuh kita dan bagaimana cara memasarkannya. Semua poin-poin terpenting di atas bisa kita cantumkan di dalam jurnal penemuan dan memberikannya kepada lembaga Hak Paten yang ada di daerah atau Negara kita. Nantinya, jurnal penemuan tersebut perlu ditandatangani oleh rekan pembaca dan akan disaksikan oleh beberapa saksi.
 

Langkah 2: Melakukan Penelitian. 

Setelah melaksanakan tahapan pertama di atas, masih ada beberapa langkah lagi nih yang perlu rekan pembaca lakukan untuk mengubah ide penemuan baru menjadi sebuah produk. Ada dua langkah yang perlu kita ambil di tahap kedua ini. 
 
- Menyelesaikan Pencarian Paten yang Dilakukan Di Awal.
Meskipun ide-ide cemerlang yang rekan pembaca miliki belum terbentuk menjadi sebuah produk, bukan berarti ide penemuan baru Anda tidak berguna atau tidak akan pernah menjadi sebuah produk yang nyata. Nah sebelum beralih ke tahapan selanjutnya yaitu, mencari pengacara atau agen untuk mematenkan produk, rekan pembaca perlu memastikan bahwa belum ada orang lain yang memiliki ide ini dan belum mematenkannya. 
 
Apabila rekan pembaca menemukan segala jenis karya seni atau desain yang berkaitan dengan ide penemuan baru yang rekan pembaca miliki, maka rekan pembaca tidak dapat mematenkannya. 
 
- Meneliti Permintaan Pasar terkait Produk yang akan Dihasilkan. 
Sebelum rekan pembaca mengeluarkan banyak modal (uang), tenaga dan waktu untuk mengubah ide-ide penemuan baru tersebut menjadi sebuah produk, rekan pembaca harus melakukan riset kecil-kecilan terhadap permintaan pasar. Dan, menemukan jawaban “apakah penemuan baru yang saya hasilkan akan sangat bermanfaat dan laku di pasaran?”
 
Meskipun kita menganggap ide kita adalah penemuan yang sangat cemerlang, namun belum tentu hal yang sama juga dipikirkan oleh orang lain. Lebih dari 95% dari semua produk yang dipatenkan tidak pernah menghasilkan uang untuk para penemunya. Inilah mengapa penting bagi kita untuk melakukan riset sebelum menjual produk tersebut ke pasar. 

Langkah 3: Membuat Prototipe. 

Apa sih prototipe itu? Ini adalah model penemuan rekan pembaca yang mempraktekkan semua hal yang telah ditulis di dalam jurnal penemu. Dengan membuat prototipe, ini akan menunjukkan desain penemuan yang kita miliki ketika kita mempresentasikannya kepada calon pemberi pinjaman dan pemegang lisensi produk. Dengan kata lain, jangan sampai kita mengajukan hak paten, sebelum prototipe sudah dibuat secara matang.  
 
Ketika kita membuat prototype, kita akan menemukan poin-poin yang masing kurang di dalam fitur kita, sehingga kita bisa berpikir panjang untuk menambahkan beberapa fitur ke dalam penemuan kita. Apabila rekan pembaca terlalu terburu-buru untuk mematenkan penemuan sebelum membuat prototipe, dan pada akhirnya rekan pembaca menemukan hal-hal lain yang ingin ditambahkan di dalam fitur, wah ini sudah terlambat. 
 
Risiko kita untuk kehilangan hak paten dari penemuan baru kita akan sangat tinggi. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam membuat prototipe:
- Sebelum membuat prototipe, kita perlu membuat sketsa sebagai gambaran yang jelas dari semua ide-ide cemerlang kita yang dituliskan di dalam jurnal penemuan.
- Mengubah prototipe tersebut ke dalam model 3D agar terlihat lebih ‘hidup’ dan nyata.
- Apabila rekan pembaca merasa ada fitur-fitur baru yang perlu ditambahkan ke dalam penemuan Anda, jangan lupa tambahkan ya. 

Langkah 4: Mengajukan Hak Paten dari Penemuan Kita. 

Nah, setelah menerapkan 3 langkah di atas, sekarang saat yang tepat untuk rekan-rekan pembaca mengajukan hak paten. Ada dua hak paten utama yang bisa dipilih oleh rekan-rekan Career Advice yaitu, (i) paten utilitas yang digunakan untuk mematenkan sebuah proses atau mesin baru dan (ii) paten desain yang berfungsi untuk mematenkan pembuatan desain-desain baru. 
 
Dalam mengajukan hak paten, pastikan rekan pembaca sudah memiliki ahli profesional paten seperti pengacara atau agen paten yang terpercaya. Jadi, jangan mengisi aplikasi sebelum orang-orang terpercaya ini ada ya. Apabila penemuan baru yang Anda miliki sangat berharga, maka kemungkinan penemuan baru ini akan dicuri sangatlah tinggi. Jadi, penting untuk memiliki pengacara atau agen paten dalam mematenkan penemuan baru kita. 
 

Langkah 5: Memasarkan Penemuan Baru Kita. 

Setelah menerapkan 4 langkah awal tersebut, inilah saatnya penemuan baru yang kita miliki menghasilkan uang atau pendapatan lebih untuk kita. Caranya? Membawa penemuan baru kita untuk diperjualkan di pasar. 
 
Dalam memasarkan penemuan baru, kita bisa memilih apakah kita akan memproduksi dan menjualnya sendiri ke pasaran atau melisensikannya untuk dijual melalui perusahaan lain. Apabila kita akan melisensikannya, kita hanya akan menerima 2-5% biaya royalti dari penjualan produk. Positifnya, rekan pembaca tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk membangun produk tersebut agar bisa dijual di pasaran. 
 
Sebaliknya, apabila rekan pembaca memproduksi dan menjualnya sendiri (tanpa lisensi ke perusahaan lain), mungkin rekan pembaca akan mendapatkan pendapatan lebih, namun biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk ke pasaran juga memerlukan biaya yang tinggi. Jadi, pilihan ada di tangan rekan-rekan Career Advice. 
 
Bagaimana? Apakah rekan pembaca semakin tertarik untuk mengubah ide penemuan baru Anda menjadi sebuah produk yang terkenal dan laris di pasaran? Atau, bahkan terkenal sepanjang sejarah seperti penemuan-penemuan yang dihasilkan oleh Thomas Alva Edison? Yuk, tunggu apalagi? Segera kita sulap ide penemuan baru menjadi sebuah produk yang berharga. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice. 
Featured Career Advices

Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien

Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien

Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien

Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten

Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten

Tantangan Konsistensi dan Langkah-Langkah untuk Tetap Konsisten

Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien

Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien

Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien

Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien

Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok

Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok

Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok

Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok

Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama

Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama

Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama

Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama

Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor

Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor

Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor

Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor

Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja

Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja

Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja

Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja

Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah

Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah

Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah

Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah