Self Improvement
5 Manajemen Krisis untuk Mengubahnya Menjadi Peluang
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Jul 04, 2019
Setiap harinya, kita sebagai karyawan, pemimpin, pebisnis atau pengusaha selalu berhadapan dengan berbagai masalah. Baik masalah yang dapat diprediksi maupun masalah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Beberapa masalah yang sering kita hadapi adalah terjebak macet padahal ada rapat kerja di pagi hari, berjuang untuk bisa membayar gaji karyawan,
bertemu dengan klien yang menyebalkan, mendapatkan karyawan yang membocorkan rahasia perusahaan, dan lain sebagainya.
Setiap orang perlu memiliki manajemen krisis yang baik.
Manajemen krisis dapat membantu kita untuk menghadapi dan menyelesaikan segala permasalahan yang ada. Setidaknya, manajemen krisis dapat membantu kita menjadi pribadi yang berani dalam mengambil risiko. Bukan menjadi individu yang menjauhi setiap permasalahan yang datang, karena pada kenyataannya kita memang tidak bisa menghindar dari permasalahan yang hadir di kehidupan kita.
Masalah hadir untuk diselesaikan, bukan untuk dijauhi. Jika kita menunda
penyelesaian masalah, semakin lama kita menundanya, maka masalah tersebut akan menjadi semakin rumit. Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang 5 manajemen krisis yang sangat penting, dan akan membantu kita dalam mengubah krisis menjadi sebuah peluang.
Terlebih lagi, salah satu kriteria orang sukses adalah selalu melihat masalah sebagai peluang emas. Jadi bagi rekan-rekan Career Advice yang ingin menjadi orang sukses, Yuk mulai dari sekarang kita ubah krisis menjadi peluang. Menurut website entrepreneur, ada 5 manajemen krisis yang kita perlukan dalam hal ini yaitu sebagai berikut.
1. Menjaga Pikiran agar Tetap Tenang.
Ini mungkin cara yang sangat klasik dan sudah diperbincangkan oleh banyak orang sebelumnya. Namun kenyataannya, cara ini merupakan manajemen krisis yang paling utama.
Untuk bisa menghadapi permasalahan, baik terkait kehidupan dan pekerjaan di kantor. Pikiran yang tenang dan jernih sangatlah diperlukan. Tanpa pikiran yang tenang, kita tidak bisa berpikir dengan baik. Efeknya, kita akan membuat keputusan yang kurang tepat, bahkan mungkin membahayakan bagi diri sendiri dan banyak orang.
Ketika masalah datang, coba langsung bayangkan bahwa masalah tersebut adalah “santapan lezat” yang perlu kita makan. Untuk menikmati santapan tersebut, kita perlu menyantapnya dengan pisau, garpu dan sendok sebagai alat yang tepat untuk menyantap makanan lezat yang kita miliki.
Nah, pikiran yang tenang akan membantu kita untuk memikirkan alat-alat atau strategi apa saja yang bisa kita gunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Apakah kita harus bertemu dengan klien untuk mengadakan rapat kerja? Apakah kita harus mengadakan pelatihan khusus kepada para karyawan? dan lain sebagainya.
Intinya ketika permasalahan datang, langsung ambil tindakan untuk menjaga pikiran kita agar
tetap tenang. Selebihnya, biarkan pikiran kita berpikir dengan baik perihal solusi yang tepat untuk setiap permasalahan yang ada.
2. Membuang Jauh-jauh Pikiran Negatif.
Apa yang kita pikirkan, itu akan menjadi hasil yang akan kita dapatkan. Apabila kita selalu berpikir negatif ketika menghadapi krisis, maka alam bawah sadar kita akan membuat usaha kita menjadi sia-sia. Hasilnya? kita tidak mampu untuk menyelesaikan konflik dengan baik.
Sebaliknya, jika kita berusaha untuk selalu berpikir positif. Meskipun rasanya dunia tidak mendukung pikiran positif kita, namun rasa optimis akan lahir di dalam diri kita. Sehingga sesulit apapun masalahnya, kita selalu punya kemampuan untuk menyelesaikannya dengan baik dan tepat.
3. Mengabaikan Peraturan yang Ada.
Percaya atau tidak, ada kalanya kita perlu mengabaikan peraturan-peraturan yang ada. Tetapi, ini bukan berarti bahwa sebuah peraturan diciptakan untuk dilanggar loh! Alasannya karena peraturan-peraturan yang ada di sekitar kita seringkali sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga, manajemen krisis terlihat sangat datar. Padahal, kita bisa lebih berinovasi dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap krisis yang ada di dalam kehidupan kita.
Dengan kata lain, ada saatnya kita perlu mengambil tindakan yang cukup berani dan mengabaikan atau berpura-pura tidak tahu terhadap peraturan yang ketinggalan zaman tersebut, ini dilakukan demi mencapai tujuan yang kita harapkan. Hal yang paling terpenting adalah permasalahan dapat terselesaikan dengan baik tanpa merugikan orang lain.
4. Berusaha untuk Berpikir Berbeda.
Berani untuk mengabaikan peraturan-peraturan kuno adalah langkah awal untuk bisa berpikir secara kreatif dan inovatif dalam menghadapi krisis. Logikanya, jika kita masih belum berani untuk melangkah keluar dari kotak, selamanya kita akan terperangkap di dalam kotak tersebut. Dan, selamanya juga kita akan menghadapi krisis dengan peraturan dan ide-ide kuno yang sebenarnya sudah tidak relevan lagi dengan krisis yang kita hadapi. Terlebih lagi, bisnis selalu mengalami perubahan yang signifikan dari waktu ke waktu.
Sehingga, kita dituntut untuk terus bergerak mengikuti perkembangan zaman agar tidak terbelakang. Begitu juga dengan menyelesaikan krisis, diperlukan pemikiran yang kreatif dan cemerlang untuk menyelesaikan krisis-krisis zaman sekarang.
5. Mencintai Nasib yang Kita Miliki.
Ada kalanya, kita suka membanding-bandingkan krisis atau masalah yang kita miliki dengan krisis yang dihadapi orang lain. Padahal, setiap orang sudah memiliki tantangan dan masalah kehidupannya masing-masing. Untuk memiliki manajemen krisis yang baik, kita perlu mengesampingkan takdir atau nasib yang dimiliki orang lain.
Cukup berfokus pada apa yang kita hadapi sekarang dan cintai nasib apapun yang kita miliki sekarang. Dengan menerima kenyataan yang kita hadapi sekarang, kita akan lebih mudah untuk berpikir dalam menghadapi segala krisis yang ada.
5 manajemen krisis di atas benar-benar dapat membantu kita dalam menyelesaikan segala
tantangan atau ujian di dalam hidup. Dengan kata lain, manajemen krisis di atas adalah cara-cara utama yang perlu kita lakukan ketika masalah sudah hadir di depan mata. Jadi, mulai sekarang rekan pembaca tidak perlu takut lagi ya dalam menghadapi krisis. Tetap semangat ya, rekan-rekan Career Advice.