STUDILMU Career Advice - 5 Pertimbangan Sebelum Bekerja di Perusahaan Start-Up

5 Pertimbangan Sebelum Bekerja di Perusahaan Start-Up


by STUDiLMU Editor
Posted on Nov 30, 2018

 
Waktu Anda pertama kali memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan start-up (perusahaan yang baru memulai bisnisnya), Anda akan merasa bahwa hal itu adalah hal yang menarik dan terkadang terasa begitu magnetis. Deskripsi sebuah pekerjaan yang disukai biasanya mencakup frasa seperti: waktu kantor yang fleksibel, lingkungan kantor yang menyenangkan dan ruang pertumbuhan untuk kemajuan karier Anda dengan cepat. 
 
Banyak orang berkata bahwa bergabung dengan sebuah perusahaan start-up dapat menjadi langkah yang menyenangkan, cerdas, dan bahkan mengubah hidup. Dan hal ini dapat dikatakan benar. Sementara itu, tidak semua perusahaan start-up memiliki suasana atau anggaran yang benar-benar mengusung kemajuan teknologi terkini, dan tidak semuanya dijalankan oleh seorang pemimpin yang visioner, yang akan menempatkan Anda dan karyawan lainnya di jalur kemajuan yang cepat seperti Facebook. 
 
Sekarang ini, banyak bisnis baru yang menawarkan kesempatan untuk mempelajari seluk-beluk dalam membangun sebuah organisasi dari bawah ke atas. Tetapi tidak semua terasa menyenangkan seperti permainan ping-pong jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Ada beberapa perbedaan utama antara dunia start-up dan setiap jenis perusahaan lain. Berikut adalah hal-hal yang dapat Anda pikirkan dengan seksama sebelum Anda memutuskan untuk bergabung dengan sebuah perusahaan start-up. 

1. Anda Harus Nyaman dengan Perubahan (Ini Tidak Dapat Ditawar)

Tidak seperti perusahaan berpengalaman yang memiliki proses dan prosedur yang terdefinisi dengan baik dan ratusan karyawan dikondisikan untuk mengulangi perilaku yang sama setiap hari, perusahaan baru dapat melakukan perubahan dengan cepat. Hal-hal seperti jabatan pekerjaan, tugas pekerjaan, struktur pelaporan, dan rencana proyek lebih sering berubah. 
 
Perubahan konstan bisa membuat Anda menjadi frustasi, terutama ketika Anda baru saja menyesuaikan diri dengan tempat itu atau jika Anda berasal dari perusahaan yang mengakar dalam cara mereka. Tetapi untuk berhasil pada awal, Anda perlu menikmati kekacauan yang Anda hadapi. Start-up memiliki pilihan profesional muda yang termotivasi, dan mereka pasti tidak takut dengan personal yang terguncang. Tunjukkanlah bahwa Anda dapat dengan mudah menempatkan diri Anda dalam setiap situasi. Ini adalah salah satu cara untuk memastikan kesuksesan Anda.
 

2. Anda Tidak Dapat Memprediksi Hal dengan Pasti

Anda harus menjadi pemain tim, terjun ke dalam, menyingsingkan lengan baju, dan tangan Anda. Ada banyak klise untuk menjelaskan bahwa Anda akan diminta untuk melakukan banyak hal ketika Anda baru memulai untuk bekerja. Meskipun secara teknis Anda memiliki judul dan deskripsi pekerjaan, aktivitas sehari-hari Anda akan bervariasi. Semua tergantung pada proyek.

Anda mungkin tidak pernah membayangkan pada hari apa Anda akan berurusan dengan surat dan amplop, mengambil pizza untuk makan siang, menjawab telepon, atau bahkan mengajukan proposal ke dewan direksi. Semua ini dapat terjadi dalam hitungan jam
 
Anda diharapkan akan melakukan berbagai tugas, baik yang biasa dan menantang, dengan siap dan selalu bersedia melakukannya. Terlalu banyak karyawan yang baru memulai pekerjaannya, membuat kesalahan. Mereka berfokus pada cara perusahaan start-up akan membantu mereka (dan lamaran mereka), bukan tentang cara mereka dapat berkontribusi kepada perusahaan. Perusahaan start-up memiliki karyawan yang bersemangat, berenergi tinggi. Bagi mereka yang tidak mau fleksibel, atau menempatkan kepentingan perusahaan lebih dulu, tidak akan bertahan lama untuk berada dalam sebuah perusahaan start-up.
 

3. Veteran adalah mentor, bukan musuh

Kebanyakan start-up dimulai dengan beberapa individu dan ide yang cemerlang. Mereka menemukan beberapa investor dan mengelilingi diri mereka dengan orang-orang yang cerdas, termotivasi (biasanya orang-orang yang muda) yang akan mencari ide dan mengubah ide mereka menjadi kenyataan. 
 
Kemudian, ketika perusahaan mulai mendapatkan bau kesuksesan, mereka dapat mendatangkan beberapa ahli atau veteran yaitu profesional berpengalaman yang biasanya usia jauh dibandingkan dengan karyawan yang bekerja di perusahaan start-up, yang akan membantu membawa perusahaan ke tingkat berikutnya.
 
Begitu para veteran mulai berada pada posisinya, karyawan yang sudah ada bisa menjadi gugup, dan bahkan kesal. Katakanlah Anda telah bekerja 40 jam seminggu selama enam bulan, dan tiba-tiba ada seorang nenek yang akan masuk lalu memberitahu Anda bagaimana melakukan pekerjaan Anda hanya karena ia memiliki gelar MBA, pengalaman yang lebih dari Anda, dan jaringan kontak industri yang luas. Anda akan merasa kesal dan terancam. Baiklah. Meskipun Anda mungkin merasa terancam, ingatlah bahwa para veteran atau para ahli tersebut bukanlah pesaing Anda, mereka adalah mentor yang potensial bagi Anda. Gunakanlah waktu Anda dengan mereka sebaik mungkin, agar Anda dapat berinteraksi dan belajar dari mereka setiap hari.

4. Perusahaan dapat memberi namun perusahaan juga dapat mengambil kembali

Perusahaan start-up suka memberi penghargaan kepada karyawan karena kesediaan mereka untuk meninggalkan formalitas kantor seperti istirahat makan siang dan ruang pribadi. Ketika perusahaan relatif kecil, para eksekutif mungkin memberikan fasilitas seperti happy hour setiap minggu, melayani makan siang, dan tiket ke acara-acara lokal. Tetapi ketika perusahaan tumbuh, para pemimpin mungkin menyadari bahwa mereka tidak lagi mampu, atau mengelola fasilitas-fasilitas seperti itu. Sehingga mereka menghilangkannya. 
 
Minuman gratis mungkin pernah menjadi satu-satunya jeda di hari sibuk Anda. Jadi ketika barang gratis menghilang, itu bisa akan mengecewakan. Tapi jangan takut. Ketika hadiah-hadiah sederhana ini menghilang, biasanya ini pertanda bahwa Anda akan kedatangan bonus yang lebih praktis. 

5. Anda bertanggung jawab penuh terhadap setiap resiko yang mungkin terjadi

Perusahaan start-up dapat menjadi bangkrut dengan cepat. Ini adalah salah satu resiko terberat yang akan Anda hadapi. Anda mungkin menganggap bahwa, sebagai anggota tim kecil, namun bisa jadi Anda akan menjadi yang pertama tahu tentang resiko tersebut. 
 
Ini merupakan tanggung jawab Anda, tidak peduli jika Anda seorang yang sedang magang atau analis keuangan. Anda harus belajar sebanyak mungkin tentang kinerja dan perjalanan perusahaan Anda. Baca apa yang dikatakan media tentang bisnis dan investornya dan tanyakan kepada pimpinan Anda bagaimana mereka mengukur keberhasilan mereka. Jika terdapat hal yang menurun, Anda jangan menutup mata Anda.  Anda harus memperhatikan perjalanan perusahaan secara menyeluruh.
 
Bekerja untuk sebuah perusahaan start-up mengharuskan Anda menyesuaikan konsep Anda dengan pekerjaan Anda setiap hari. Anda bisa saja akan bekerja lebih lama daripada biasanya, Anda mungkin akan mendapatkan komisi akan tanggung jawab tersebut. Perusahaan tersebut dapat mekar bahkan juga dapat bangkrut dalam semalam. 
 
Jika Anda memutuskan untuk bekerja pada perusahaan start-up, Anda akan sulit melihat sebuah kepastian karena perubahan terjadi setiap waktu dan setiap hal baik ataupun buruk dapat terjadi dengan cepat. Namun, Anda harus menerima pekerjaan Anda apa adanya. Jadikanlah itu sebagai peluang yang menjanjikan untuk belajar. Perusahaan start-up merupakan tempat yang sangat bagus bagi Anda untuk pertumbuhan karier Anda. 
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini