STUDILMU Career Advice - 5 Taktik Negosiasi yang Dipelajari dari Anak-anak Kecil

5 Taktik Negosiasi yang Dipelajari dari Anak-anak Kecil


by STUDiLMU Editor
Posted on May 08, 2019

 
Dalam setiap fase kehidupan, kita tidak akan pernah terlepas dari proses negosiasi. Dimulai dari di dalam rumah, supermarket, kantor, dan segala tempat, negosiasi sangat diperlukan di dalam kehidupan kita. Ga percaya? Coba kita mulai dari rumah dulu ya. Saat istri Anda mengatakan bahwa dia akan memasak rendang ayam untuk menu makan siang besok, tiba-tiba rekan pembaca ingin memberikan pilihan menu yang lain. Karena sedang ingin makan opor ayam, maka rekan pembaca melakukan negosiasi dengan istri untuk memasak opor ayam daripada rendang ayam untuk menu makan siang esok hari. 
 
Contoh kedua, selama bekerja di kantor, rekan pembaca juga bisa melakukan negosiasi dengan rekan kerja Anda dalam menyelesaikan tugas-tugas kantor, terutama pada beberapa tugas yang harus dibagi sama rata. Jadi dimanapun kita berada, proses negosiasi akan tetap mengikuti kita, dan kita membutuhkannya untuk mencapai tujuan hidup atau keinginan yang kita miliki. 
 
Jika sekarang kita sudah meyakini bahwa negosiasi adalah salah satu hal penting untuk bertahan hidup dan memenuhi keinginan kita, maka pada artikel kali ini, kami akan membahas tentang 5 taktik negosiasi yang dapat kita pelajari dari anak-anak kecil yang lucu. Semua anak kecil di dunia ini bukan hanya lucu loh ternyata, namun mereka juga menyimpan pengajaran yang berarti bagi kita agar bisa bernegosiasi dengan sangat baik. 
 
Lantas, mengapa harus belajar negosiasi dari anak kecil? Nyatanya, setiap manusia sudah belajar bernegosiasi dari semenjak kecil (sejak dini). Ini dibuktikan oleh para orang tua yang mana anak-anaknya sudah dapat bernegosiasi dengan mereka dimulai dari umur dua tahun. 
 
Sebagai contoh, keponakan saya sangat susah untuk mengonsumsi sayur-sayuran karena dia sangat tidak menyukainya. Namun, dia bisa saja makan sayur-sayuran secara tiba-tiba, bahkan mengonsumsinya dengan jumlah banyak. 
 
Ternyata dia membuat perjanjian dengan ibunya (kakak saya) untuk bisa makan es krim sebagai makanan pencuci mulut untuk makan malam, JIKA dia mau mengonsumsi sayur pada hari itu. 
 
Riset juga membuktikan bahwa pada usia tiga tahun, anak-anak telah mengembangkan segudang taktik dalam bernegosiasi, terutama negosiasi dengan orang dewasa, karena hanya orang dewasa lah yang dapat membantu memenuhi segala kebutuhan dan keinginan mereka. Negosiasi yang mereka lakukan biasanya bertujuan untuk mendapatkan mainan, mendapatkan makanan kesukaan (bisa berupa es krim, puding, coklat dan permen), mendapatkan uang jajan, bahkan untuk mendapatkan izin bermain. Ada beraneka macam kan? 
 
Nah untuk lebih detailnya, seperti yang sudah kami sebutkan di paragraf awal, kami telah merangkum 5 taktik negosiasi yang bisa rekan-rekan Career Advice pelajari dari anak-anak kecil yang lucu. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini. 
 

1. Mulailah dengan Menawarkan Bantuan. 

Beberapa waktu ini saya memerhatikan tingkah laku keponakan saya dan beberapa anak kecil yang saya temui. Percaya ga kalau mereka adalah negosiator yang sangat handal? Anak-anak kecil tidak akan langsung mengutarakan apa yang mereka inginkan kepada orang dewasa, mereka tidak akan memulai proses negosiasi tanpa persiapan apapun
 
Persiapan yang mereka lakukan adalah dengan menawarkan bantuan kepada orang dewasa. Misalnya, keponakan saya akan menawarkan bantuan kepada ayah ibunya. “Apakah mama perlu bantuan untuk membereskan mainan saya yang berantakan?” atau “Apakah mama mau aku menjaga adik di kamar?” Lalu, kepada ayahnya dia akan bertanya “Apakah papa memerlukan bantuan adik(dirinya) untuk menyiram tanaman?” dan lain sebagainya.  
 
Secara proaktif, mereka akan membantu mengerjakan tugas-tugas tambahan yang tentunya bisa mereka lakukan sebagai anak kecil. Taktik ini juga bisa kita terapkan di dalam pekerjaan atau bisnis. Misalnya, menawarkan bantuan untuk membantu penyelesaian tugas yang rekan kerja kita miliki saat rekan kerja kita sedang sibuk dengan rencana pernikahannya dan pusing dengan pekerjaan yang menumpuk. 
 
Jadi apabila di kemudian hari rekan-rekan Career Advice juga memerlukan bantuan darinya, maka rekan pembaca akan lebih mudah untuk bernegosiasi dalam hal ini. 
 

2. Mengatur Waktu Pendekatan yang Tepat. 

Biasanya, anak-anak sangat hebat dalam menentukan waktu pendekatan tepat untuk mendapatkan hal yang mereka inginkan. Mereka sangat cerdas dalam hal ini dan taktik ini terbukti ampuh untuk mereka terapkan kepada orang dewasa. Misalnya, saat seorang ibu sedang mempersiapkan makanan di dapur, anak kecil bisa saja menangis. Ternyata tangisan mereka itu mengarah kepada permintaan untuk dibuatkan susu hangat. Contoh kedua, saat bepergian ke Mall dan melewati toko mainan, biasanya anak kecil akan selalu merengek untuk dibelikan mainan oleh orang tuanya. Semua rengekan dan negosiasi yang mereka lakukan benar-benar dilakukan di waktu yang tepat! Sehingga sebagai orang dewasa, mereka akan sulit untuk menolak permintaan anak-anaknya. 
 
Hal yang sama juga bisa diterapkan di dalam bisnis. Kita bisa melakukan pendekatan dengan klien disaat yang tepat. Misalnya, saat sebuah perusahaan besar membuat proyek baru yang bidangnya berkaitan dengan bisnis yang kita miliki. Ini adalah waktu yang tepat untuk masuk dan memberikan proposal kerjasama kepada mereka. 
 

3. Memanfaatkan Advokat yang Kredibel. 

Para keponakan saya benar-benar memberikan saya banyak inspirasi dalam hal negosiasi. Anak-anak memang memiliki segudang ide yang kreatif, bahkan beberapa di antaranya tidak pernah terpikirkan oleh saya. Keponakan saya yang masih kecil, berumur 5 tahun, dia suka mengajak kakaknya untuk meminta dukungan ketika bernegosiasi dengan ayah ibunya. 
 
Setelah berdiri bersama kakaknya, keponakan kecil saya akan merasa seakan dia sudah memiliki barisan sekutu yang sangat kuat, dan tentunya dia jauh lebih percaya diri dalam mengutarakan apa yang menjadi keinginannya. 
 
Ini sangat efektif dan bisa saya katakan bahwa ini adalah cara yang cerdas! Dengan mendapat dukungan dari kakaknya, ini membuat ayah ibunya berpikir dan menimbang permintaan anaknya. Apa yang menyebabkan permintaan ini sangat penting dan darurat sampai-sampai kakaknya pun ikut dalam mendukung? Dari pertimbangan tersebut, tidak jarang orang tuanya selalu mewujudkan permintaan yang diajukan. 
 
Di dalam dunia bisnis atau pekerjaan, rekan-rekan Career Advice juga bisa menerapkan taktik negosiasi ini. Ketika rekan pembaca memiliki sebuah ide cemerlang, diskusikan ini dengan anggota tim Anda terlebih dahulu sebelum mengajukannya kepada pimpinan. Ketika rekan pembaca sudah mendapatkan dukungan dari seluruh anggota tim, maka Anda dan tim bisa bersama-sama mengajukannya kepada atasan. Jadikan rekan-rekan kerja Anda sebagai advokat yang kredibel. 

4. Menonjolkan Pesona yang Kita Miliki. 

Saya sering menjumpai para orang tua yang tidak tega atau tidak bisa menolak permintaan anak-anaknya, hanya karena anak-anak mereka sudah berperilaku dengan sangat baik. Meminta sesuatu dengan senyuman, candaan, memuji orang tuanya, bahkan memeluk dan mencium ayah ibunya “aku sayang mama dan papa”. Wuih! Orang tua mana yang ga tersentuh saat diperlakukan dengan sangat baik oleh anaknya? Ketika anak-anak kecil dapat menyentuh hati orang tuanya, mereka cenderung mendapatkan apa yang mereka inginkan. 
 
Contoh ini menggambarkan bahwa menonjolkan pesona kepada orang lain (target kita) sangatlah penting. Manusia merupakan makhluk yang bersifat emosional dan membangun hubungan pribadi yang positif sangatlah penting. Di dalam dunia bisnis atau kerja, memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang penting di luar ruang konferensi atau di luar ruang rapat, sangatlah penting. Apabila nantinya rekan pembaca memiliki urusan negosiasi dengan mereka, ini akan semakin memudahkan proses negosiasi yang terjadi di antara kalian. 

5. Berdiskusi dengan Para Pembuat Keputusan. 

Taktik terakhir yang tidak kalah penting adalah mengutarakan keinginan kita kepada para pembuat keputusan. Taktik ini sering diterapkan oleh anak-anak kecil. Mereka benar-benar pintar dan sangat tahu siapa orang yang tepat untuk mereka ajak bicara dan akan mengatakan “ya”. Entah itu kepada Ayah, Ibu atau Nenek dan Kakek mereka. Mereka akan sangat jarang meminta sesuatu kepada kakaknya, karena mereka tahu itu hanya membuang-buang waktu. Kakaknya pun akan menanyakan hal yang sama kepada orang tuanya. 
 
Nah, ini juga bisa rekan pembaca terapkan di dunia bisnis atau di kantor. Diskusikan ide-ide cemerlang yang rekan pembaca miliki kepada para pembuat keputusan. Sehingga, ide tersebut bisa langsung didengar dan dipertimbangkan oleh orang-orang penting yang bisa menentukan “ya” atau “tidak” dari usul Anda. Jadi, rekan pembaca tidak akan membuang-buang waktu dalam bernegosiasi deh. 
 
5 taktik negosiasi di atas murni diambil dari tingkah laku anak-anak kecil yang polos dan sangat menggemaskan. Terlepas dari umur mereka yang masih sangat kecil, anak-anak bisa memberikan ilmu negosiasi yang sangat berguna untuk kita terapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kita terapkan 5 taktik negosiasi di atas. Selamat mencoba rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini