Definisi Tentang “Produktivitas Karyawan” Bagi Para Ahli
Setiap orang yang bersungguh-sungguh dalam bekerja selalu menginginkan tingkat produktivitas atau productivity yang baik. Lantas, apa ya arti dari produktivitas? Yuk, kita simak definisi produktivitas menurut para ahli. Menurut Smith dan Wekeley, produktivitas adalah jumlah hasil, output atau produksi yang didapatkan dalam satu kesatuan waktu untuk input. Ghiselli dan Brwon berusaha untuk mendefinisikan kata produktivitas lebih rinci lagi. Bagi mereka, produktivitas dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari segi output yang bisa menjadi pengukur produktivitas dengan memeriksa jumlah hasil yang didapatkan dan kualitas yang telah dimiliki. Sedangkan, sisi lainnya bisa dilihat dari berkurangnya waktu sebagai pengukur produktivitas kerja.
Lantas, mengapa dibutuhkan produktivitas karyawan? Karyawan yang produktif akan menciptakan hasil kinerja yang maksimal dan mereka juga akan membangun tim kerja yang kuat, serta berpegang teguh dengan tanggung jawab kerja masing-masing.
Ternyata Ada Beberapa Faktor yang Dapat Membunuh Produktivitas Karyawan, Apa Saja Ya?
Kenyataannya, produktivitas yang terhambat terjadi bukan hanya karena koneksi internet yang lambat, wabah penyakit yang membuat daya tahan tubuh karyawan menurun, atau rendahnya fokus kerja yang dimiliki karyawan. Namun, kita juga perlu memperhatikan hal-hal lain yang mungkin saja dapat mempengaruhi perilaku karyawan dan produktivitas. Dengan kata lain, kita bukan hanya mencari tahu tentang latar belakang
produktivitas kerja, faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, dan bagaimana cara meningkatkan produktivitas kerja, akan tetapi kita perlu mencari tahu faktor-faktor penting lainnya lebih dalam.
Dilansir dari website business news daily dot com, ada 6 hal yang dapat mengganggu produktivitas karyawan dan perlu untuk kita perbaiki secepat mungkin. Eits! Tenang saja. Artikel ini tidak hanya akan mengungkap
faktor-faktor penghambat tersebut, namun juga membahas solusinya bersama-sama. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Suasana Hati yang Tidak Menyenangkan.
Ada dua macam kategori suasana hati yang kami maksud dalam hal ini yaitu, generatif dan degeneratif. Salah satu faktor yang utama yang menghambat produktivitas karyawan adalah hadirnya suasana hati yang degeneratif. Dewasa ini, banyak sekali perusahaan yang memiliki budaya kerja dengan suasana yang tidak nyaman, sehingga suasana hati degeneratif seperti ini sering muncul di dalam benak para karyawan.
Beberapa contoh faktor yang menimbulkan
suasana hati degeneratif adalah rasa ketidakpercayaan, kebencian, sinisme, politik kantor, kesombongan dan sikap meremehkan orang lain. Nah, jika kita melihat tanda-tanda sikap seperti ini di lingkungan kantor, jangan biarkan sikap ini merajalela sampai akhirnya mempengaruhi suasana hati karyawan. Masalahnya, suasana hati yang seperti ini akan membuat produktivitas karyawan menjadi merosot. Karyawan tidak dapat menonjolkan potensi, bakat dan semangat mereka dalam bekerja, karena mereka merasa lingkungan kerja mereka sangat negatif.
Solusinya, manajer dan tim manajemen lain harus bersatu untuk membangun
lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Mereka juga perlu memiliki keterampilan manajemen yang baik dalam mengatur suasana hati para karyawan, sehingga karyawan bisa merasa percaya diri dan merasa dipercayai dengan sepenuhnya.
2. Birokrasi Perusahaan yang Terlalu Kaku.
Tanpa disadari, hal ini juga memiliki andil yang besar dalam merobohkan tingkat produktivitas karyawan. Sayangnya, sebagian besar perusahaan masih menggunakan gaya birokrasi yang sangat kaku. Karyawan dipaksa untuk bekerja di dalam struktur yang semakin kompleks dan mengekang kebebasan mereka dalam berkarya.
Struktur-struktur tersebut bertujuan untuk mengatur dan mengendalikan segala hal untuk menjadi lebih teratur dan berjalan dengan baik. Akan tetapi, kenyataannya malah semakin menyusahkan keadaan karyawan. Di era modern seperti sekarang ini, orang-orang diminta untuk berpikir, berinovasi dan berkolaborasi dengan orang lain serta menghasilkan karya-karya terbaik. Jadi, untuk mendapatkan tingkat kinerja yang maksimal, perusahaan perlu mengganti gaya birokrasi yang rigid menjadi lebih fleksibel. Hal ini sangat perlu dilakukan karena kita tidak akan pernah meraih tingkat produktivitas dan kinerja yang baik jika kita selalu mendikte setiap langkah karyawan dengan kebijakan, peraturan dan prosedur yang kaku.
3. Kurangnya Budaya Saling Mendengarkan.
Kita hidup di dunia yang perlu rasa toleransi dan
rasa menghargai yang tinggi, karena sebagai manusia kita perlu diakui kehadirannya oleh manusia lainnya. Perasaan diakui dan dihargai akan muncul ketika segala ide, pendapat, opini atau aspirasi yang kita miliki juga didengarkan oleh orang lain.
Secara logika, kita akan sangat menghargai pendapat yang muncul dari pemikiran kita sendiri, dan pastinya kita juga ingin jika orang lain menghargai pendapat tersebut. Memang benar bahwa kita tidak harus menyetujui pendapat-pendapat yang disampaikan oleh orang lain, namun minimalnya dengan mendengarkan saja itu sudah sangat berarti.
Mulai sekarang, cobalah untuk saling membangun budaya mendengarkan orang lain. Kita coba untuk mendengarkan pemimpin kita, rekan kerja, klien, pelanggan, dan juga mitra bisnis.
4. Terlalu Bergantung dengan Data dan Informasi.
Sekarang ini, kita hidup, berkembang dan
berkarier di era digital yang penuh dengan perkembangan teknologi yang melejit. Kondisi ini membuat kebanyakan individu sangat percaya dan bergantung pada data dan informasi yang dihasilkan oleh teknologi. Kita sering lupa bahwa data dan informasi tidak akan menjadi hal yang bermanfaat jika kita tidak menafsirkannya dengan baik.
Mudahnya mendapatkan data dan informasi membuat sumber daya manusia menjadi lebih pemalas dan tidak termotivasi untuk memberikan kinerja yang lebih. Padahal, bagaimanapun juga segala sumber daya dan kekuatan yang ada pada diri manusia tetaplah jauh lebih baik daripada teknologi.
Solusinya, hindari pergantian sumber daya manusia dengan teknologi secara utuh. Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah membuat kolaborasi yang apik antara teknologi dan sumber daya manusia, sehingga kolaborasi ini dapat menciptakan kerjasama dan
inovasi yang hebat untuk pertumbuhan bisnis kita.
5. Kurangnya Dukungan untuk Berinovasi.
Ada banyak karyawan yang memutuskan untuk keluar dari suatu perusahaan karena mereka merasa tidak bisa berinovasi dengan baik di dalamnya. Ini juga merupakan faktor perusak produktivitas karyawan. Logikanya, bagaimana karyawan bisa memberikan produktivitas yang baik, jika ide-ide mereka dikekang dan dihambat dengan ketidaknyamanan yang mereka rasakan.
Solusinya, perusahaan perlu memupuk rasa saling menghargai atas ide-ide cemerlang yang mengarah pada inovasi baru. Jika perlu, kita perlu mendorong semangat inovasi yang ada di dalam diri karyawan agar mereka saling berkompetisi untuk menciptakan inovasi yang terbaik. Organisasi dan perusahaan yang inovatif hanya bisa terbentuk ketika para pemimpin mau merangkul keberagaman ide yang ada.
6. Kurangnya Nilai dalam Setiap Pekerjaan.
Realitanya, ada begitu banyak karyawan yang menganggap bahwa serangkaian tugas yang mereka kerjakan hanyalah beban semata. Semua tugas-tugas tersebut dikerjakan hanya untuk memenuhi nilai dan target yang dimiliki perusahaan, namun bukan sebuah nilai kepuasan yang diharapkan oleh karyawan. Celakanya, kondisi ini membuat para karyawan merasa bahwa dirinya sedang terjebak karena harus mencari nafkah, menghidupi keluarga, mempersiapkan kehidupan di hari tua setelah pensiun, dan lain sebagainya.
Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh para pemimpin dalam hal ini? Pemimpin dan segenap tim manajemen lainnya perlu mendorong kerjasama tim yang lebih baik, mendengarkan aspirasi lebih sering, meninggalkan gaya birokrasi yang rigid (kaku), sehingga
karyawan akan lebih bersemangat dalam menciptakan hasil kerja yang sesuai dengan ide-ide kreatif mereka. Dengan cara ini, karyawan akan menemukan kembali nilai-nilai penting dalam setiap pekerjaan yang mereka selesaikan.
Kami berharap artikel ini sangat berguna bagi rekan-rekan Career Advice yang sedang berusaha untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan memperbaiki segala faktor-faktor yang mengganggu produktivitas karyawan di kantor.