STUDILMU Career Advice - 6 Tips Bagi Orang Tua Bekerja Di Rumah

6 Tips Bagi Orang Tua Bekerja Di Rumah


by STUDiLMU Editor
Posted on Jan 24, 2019

 
Bagi wanita, bekerja dari rumah ketika hamil bisa menjadi hal yang sangat nyaman. Mereka bisa melakukan pekerjaan tanpa harus memakai pakaian kantor yang resmi, memanjakan hasrat kehamilan sepanjang hari, dan, jika perlu, pergi keluar mencari camilan di sore hari. Inilah juga yang saya rasakan. 
 
Setelah putra saya lahir, bekerja dari rumah ternyata sedikit kurang berhasil. Saya lelah sepanjang waktu karena memberikan makanan kepada Putra saya tengah malam. Banyak pekerjaan yang menunggu, mulai dari tumpukan pakaian, piring bahkan tenggat waktu pekerjaan. Ketika saya mencoba melakukan semua itu, saya malah mematikan produktivitas. Saya menjadi tidak produktif dan saya tidak memenuhi standar untuk diri saya sendiri. Ini benar-benar mengecewakan saya.
 
Seorang pelatih karier mengatakan bahwa para ibu rumah tangga yang bekerja dari rumah tidak akan pernah benar-benar masuk ke daftar pekerjaan yang harus dilakukan. Akan selalu ada cucian yang harus dikerjakan dan piring kotor pasti akan ada lagi. Untuk mampu memenuhi tuntutan pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda, luangkan beberapa menit setiap hari untuk mengidentifikasi prioritas utama Anda menjadi dua. Dan mulailah dengan yang pertama.
 
Jika menyelesaikan tugas-tugas itu membutuhkan waktu lebih lama daripada yang Anda perkirakan, salahkanlah kekeliruan yang ada dalam menyusun perencanaan. Menurut pelatih bisnis dan karier, kita semua benar-benar buruk dalam memprediksi hal yang dapat kita capai dalam waktu tertentu, apakah itu sehari, sebulan, atau setahun. 
 
Dan jika Anda harus berjuang untuk menentukan prioritas, manakah yang harus dipilih antara pengasuhan anak dan prioritas pekerjaan? berikut adalah beberapa tips terbaik dari para ahli untuk para orang tua yang bekerja di rumah agar tetap produktif setiap hari.
 

1. Identifikasi Waktu Terbaik Anda

Sebelum saya menjadi seorang ibu, saya adalah burung hantu yang mampu menonton acara TV pukul 11 ??malam. Tetapi setelah putra saya lahir, semakin sulit untuk mengerjakan sesuatu setelah jam 8 malam.
 
Dalam sebuah buku yang saya baca, penulis merekomendasikan orang tua yang bekerja di rumah dapat memaksimalkan produktivitas mereka dengan memanfaatkan puncak waktu kerja mereka. Kita semua memiliki waktu yang berbeda dalam hari dimana kita paling fokus. Tangani pekerjaan yang membutuhkan otak dan kreativitas Anda selama waktu tersebut. Demikian pula, cobalah untuk mengoordinasikan pekerjaan yang membutuhkan perhatian penuh Anda dengan jadwal anak Anda. Anda mungkin tidak ingin memiliki panggilan konferensi penting ketika sedang menggendong anak. Tetapi Anda dapat menangani email atau pekerjaan administrasi dasar. Carilah waktu yang terbaik untuk Anda menyelesaikan tugas dan menjadi produktif.
 

2. Temukan Mitra 

Saat Anda bekerja dari jarak jauh, Anda masih bertanggung jawab kepada tim Anda. Mereka mengharapkan Anda untuk memenuhi tenggat waktu Anda, berpartisipasi dalam panggilan konferensi, dan dapat diakses selama jam kantor. Pekerjaan saya sebagai seorang copywriter, mengharuskan saya untuk masuk setiap pagi ke Skype pukul 9 pagi. Jadi, saya tahu saya harus memberi makan, dan mengganti popok bayi sebelum jam 9 pagi.
 
Tetapi jika Anda seorang pekerja lepas, Anda mungkin perlu membuat struktur sendiri. Jika bayi Anda dapat tidur di kereta dorongnya, buatlah rencana untuk bertemu dengan orang di sebuah kedai kopi dan meluangkan satu jam untuk bekerja berdampingan sebelum beristirahat sejenak untuk mengobrol.
 
Jika meninggalkan rumah bukanlah suatu pilihan, cobalah untuk bekerja dengan teman di Skype pada waktu yang sama setiap minggu. Manusia adalah makhluk sosial. Dengan kata lain, "Saya akan bekerja dengan Susan sekarang" terasa lebih mendesak daripada "Saya akan bekerja sekarang." Jadi, temukanlah mitra yang dapat bekerja sama dengan Anda sehingga Anda memiliki waktu yang benar-benar produktif dalam menyelesaikan pekerjaan Anda. 
 

3. Mengelompokkan Tugas

Mengurus bayi yang baru lahir merupakan tugas harian baru yang perlu ditambahkan ke agenda Anda. Anda mungkin tergoda untuk menggunakan waktu istirahat diantara panggilan pekerjaan untuk mencuci dan membersihkan botol atau menyelesaikan banyak cucian. Ini justru membuat Anda sulit untuk kembali ke mode kerja. 
 
Cara yang tepat untuk membuat manajemen waktu agar Anda menjadi lebih produktif adalah dengan teknik mengelompokkan pekerjaan yang cukup sederhana. Lakukan tugas serupa pada saat yang sama. Misalnya, habiskan pagi Anda dengan menanggapi email, menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan bayi sebelum makan siang, dan kemudian gunakan sore hari untuk menulis proposal. Berfokus pada satu jenis tugas pada satu waktu mampu mengurangi pemikiran yang berlebihan, kelelahan mental, dan  memberikan 'waktu reset' yang dibutuhkan otak Anda untuk beralih dari satu tugas ke tugas lain.
 
Ketika Anda bekerja, singkirkanlah setiap hal-hal yang mengganggu yang berhubungan dengan cucian atau piring kotor. Multitasking tidak akan membuat Anda menjadi lebih produktif, Anda justru akan kelelahan.
 

4. Jauhkan Gangguan

Bayi Anda akhirnya tidur siang, dan Anda memiliki sekitar dua jam untuk mengurangi pekerjaan Anda. Anda membuka laptop dan memutuskan untuk menggulir umpan Twitter Anda dengan cepat sebelum kembali ke spreadsheet laporan. Hal berikutnya yang Anda tahu, Anda baru saja menghabiskan setengah dari waktu kerja untuk me-retweet selebritis, terdengar biasa, bukan?
Ya, kita memang sangat mudah untuk jatuh ke media sosial, terutama ketika Anda merasa kesepian (Yak, karena bayi Anda belum dapat berbicara dengan Anda). Penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan di media sosial benar-benar meningkatkan perasaan kesepian, yang membuat Anda semakin jauh di belakang untuk menemukan momentum. Cobalah untuk membatasi jumlah waktu yang Anda habiskan di situs "kosong" seperti media sosial. Untuk menjadi produktif, jauhkan diri Anda dari gangguan yang membuat Anda lupa dengan hal-hal yang seharusnya diselesaikan.

5. Dapatkan Bantuan

Ibu yang bekerja di rumah dapat meminta bantuan pengasuh walaupun hanya beberapa jam setiap minggu. Ini yang saya lakukan tiap dua kali seminggu. Ketika pengasuhnya tiba untuk shift 4 jam, saya meninggalkan rumah, membawa laptop saya dan pergi ke kedai kopi terdekat untuk bekerja beberapa waktu tanpa gangguan.
 
Jika menghabiskan uang untuk membayar pengasuh anak tampaknya berlawanan dengan intuisi atau finansial, mintalah bantuan dari keluarga. Ya, hanya untuk beberapa jam, sehingga Anda dapat menjadi fokus dan produktif.
 

6. Tentukan Waktu Anda 

Sangatlah mudah untuk membuang waktu ketika bekerja dari rumah, terutama ketika perhatian Anda terbagi antara laptop dan keluarga. Apakah Anda pernah mendengar tentang Hukum Parkinson? Ini adalah pepatah yang berarti selesaikanlah pekerjaan pada saat Anda mendapatkannya. Pada dasarnya, jika Anda memberi diri Anda seminggu untuk menyelesaikan tugas yang seharusnya hanya butuh beberapa jam, tugas akan mulai terasa lebih kompleks dan menegangkan selama minggu ini. Di sisi lain, menetapkan jumlah waktu yang tepat untuk suatu proyek memungkinkan Anda bekerja lebih pintar, lebih cepat dan lebih produktif.
 
Anda merasa tidak yakin bagaimana menentukan durasi waktu untuk menetapkan tugas? Lacaklah waktu Anda. Ada beberapa cara berbeda untuk melakukan ini. Anda dapat mengatur timer untuk 30, 15, atau bahkan lima menit dan mencatat apa yang dapat Anda capai dalam rentang waktu itu. Atau coba lacak tugas-tugas tertentu untuk mengetahui durasi waktu yang sebenarnya, gunakan timer Anda dan catat dengan tepat waktu Anda memulai dan berhenti mengerjakannya. Setelah Anda memiliki rasa yang lebih realistis tentang durasi waktu untuk melakukan suatu hal, Anda dapat membuat perencanaan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi tingkat stres.
 
Menjadi orang tua yang bekerja di rumah mungkin nyaman, tetapi tidak berarti itu adalah hal yang mudah. Hal paling penting yang dapat Anda lakukan adalah mengurangi kelonggaran diri Anda. Anda hanya manusia, Anda menjadi lelah dan sibuk pada saat yang bersamaan.
 
Jika tiba saatnya Anda harus bekerja di rumah sambil mengurusi bayi, cobalah bekerja melalui kiat-kiat produktivitas ini. ini membantu Anda untuk tetap produktif. Anda tetap dapat memenuhi tanggung jawab pekerjaan dan tetap menjadi ibu yang baik untuk keluarga.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini