STUDILMU Career Advice - 7 Ciri Generasi Milenial

7 Ciri Generasi Milenial


by STUDiLMU Editor
Posted on Feb 23, 2019

 
Generasi milenial marak diperbincangkan khalayak ramai. Bagaimana dengan pembaca Career Advice, apakah Anda juga mengawasi beberapa karyawan milenial di kantor Anda? Atau, bahkan Anda adalah generasi milenial itu sendiri? Dalam perusahaan startup bisa jadi, perusahaan tersebut memiliki bos milenial.
 
Apapun itu, sekarang ini, milenial merupakan sebagian besar dari tenaga kerja di lapangan pekerjaan. Beberapa mungkin sulit untuk mengerti cara terbaik dalam merekrut, mempertahankan, bahkan mengarahkan generasi milenial. Beberapa riset dilakukan untuk mencari tahu kekuatan, keinginan dan motivasi yang dimiliki oleh generasi milenial. Sangatlah penting bagi para pengusaha untuk mulai memerhatikan generasi milenial karena dalam 10 tahun mendatang, generasi ini akan menguasai dunia pekerjaan sebesar 75%. 
 
Untuk memiliki pemahaman akan generasi milenial, artikel ini akan memberikan 7 ciri yang dimiliki generasi milenial yang didapatkan melalui survey terhadap para milenial. Ini bertujuan agar Anda, baik penyedia pekerjaan, atau yang akan bekerja bersama generasi milenial nantinya dapat memahami bahkan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh generasi milenial.
 

1. Generasi Milenial Sangat Menghargai Keseimbangan Kehidupan Pribadi dan Pekerjaan.

Generasi milenial sangat menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi lebih dari generasi sebelumnya. Hal ini dipandang sebagai tanggapan terhadap masuknya ponsel cerdas dalam dunia professional. Generasi milenial menerima masuknya gangguan digital dalam kehidupan mereka. Mereka bersedia menjawab email dalam jam-jam sibuk di malam hari. Namun, mereka juga menginginkan pilihan untuk bekerja dengan jadwal pekerjaan yang fleksibel, bukan dalam jadwal pekerjaan 9-5 yang kaku. Sekalipun uang tunai merupakan bagian dari kompensasi terpenting bagi para milenial, keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi merupakan hal yang sangat hierarki bagi generasi milenial.
 

2. Generasi Milenial Membuat Pilihan secara Mandiri.

Survei membuktikan bahwa hanya ada 5% dari generasi milenial yang mengatakan bahwa pilihan mereka dipengaruhi oleh teman-teman mereka. Bahkan, pendapat teman-teman berada pada ranking bawah. Generasi milenial yang lahir hampir mendekati tahun 1996 lebih menghargai setiap masukan yang berasal dari orang tua atau generasi di atasnya dibandingkan masukan dari teman.
10% generasi milenial lebih mementingkan pendapat orang tua. Ini merupakan sorotan dari istilah yang dikenal dengan ‘Orang tua helikopter’. Orang tua helikopter adalah orang tua yang hanya mengarahkan dan menuntun anak-anak dalam menentukan keputusan akan karier mereka masing-masing. Pengambilan keputusan menjadi wewenang mutlak generasi milenial sendiri. 

3. Generasi Milenial Tidak Suka Melakukan Hal yang Tidak Disukai.

47% dari survey menyatakan ‘setuju’ dan ‘sangat setuju’ bahwa mereka lebih baik menganggur daripada memiliki pekerjaan yang mereka benci. Ya, mereka takut bahwa nantinya mereka mengambil pilihan yang salah. Mereka beralasan bahwa ketakutan terbesar yang mereka miliki adalah terperangkap dalam pekerjaan yang tidak memiliki peluang untuk berkembang. Jadi, generasi milenial akan benar-benar memastikan bahwa pekerjaan tersebut merupakan hal yang mereka sukai dengan peluang besar untuk kemajuan karier mereka. 
 

4. Hal Terutama dalam Daftar Pekerjaan Mereka adalah Menjadi Pemimpin. 

41% responden dalam survey menyatakan bahwa mengambil peran kepemimpinan dalam peran manajemen merupakan hal yang sangat penting bagi para milenial. Angka tertinggi yang mencapai 35% beralasan bahwa mereka menginginkan menjadi pemimpin dalam peran manajemen karena kompensasi yang didapatkan dan 31% mengatakan bahwa mereka menginginkan posisi itu karena keinginan untuk memberikan pengaruh dan persentase nilai yang sama dalam memainkan peran strategis mereka dalam sebuah perusahaan. Jadi, bagi para milenial, menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi merupakan hal yang sangat penting.

5. Generasi Milenial Selalu Ingin Maju, namun Tetap Menghargai Evolusi. 

Selain menjadi pemimpin, para milenial juga menempatkan promosi sebagai nilai teratas. Mereka menginginkan promosi yang cepat dan teratur. Para milenial juga memiliki pandangan bahwa mereka harus terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru. Oleh karena itu, tidaklah heran jika para milenial sangat suka bergabung dengan kelompok tertentu untuk mengembangkan keterampilan baru mereka.
 

6. Para Milenial Menginginkan Umpan Balik Dari Manajer atau Atasan Mereka.

Ya, para milenial sangat mengharapkan adanya umpan balik yang datang karena umpan balik ini adalah faktor yang akan menunjang kemajuan dan perkembangan karier mereka. Mereka menghargai orang yang memberikan mereka masukan, khususnya orang yang menjadi panutan mereka. Manajer yang dapat menjadi seorang panutan menjadi sebuah harapan yang sangat penting bagi para milenial. Secara global, para milenial mengharapkan untuk menerima umpan balik mingguan dari manajer. Umpan balik inilah yang akan menjadi acuan mereka dalam menghasilkan upaya terbaik dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawab para milenial di tempat kerja.
 

7. Para Milenial Menghargai Keramahan dan Keberagaman.

Sebagian besar para milenial memiliki pedoman bahwa keramahan karyawan merupakan elemen yang paling signifikan dalam budaya tempat kerja. Mereka akan melihat keramahan lingkungan dan para pekerja sebagai suatu pertimbangan penting saat hendak memutuskan mengambil atau tidak pekerjaan mereka. Para milenial juga sangat menghargai keberagaman, baik budaya, jenis kelamin dan keberagaman lainnya. 
 
Para pengusaha yang proaktif pun berusaha untuk memahami nilai ini. Para pengusaha yang dengan proaktif berusaha untuk memahami kebutuhan generasi milenial akan mampu menarik para milenial bergabung dalam perusahaannya. 
 
Itulah dia 7 ciri yang dimiliki oleh para milenial. Mereka terlihat unik, bukan? Namun mereka memiliki pendirian yang kuat terhadap nilai-nilai yang sangat mereka junjung tinggi. Dengan pemahaman dan pendekatan yang tepat tanpa menyinggung nilai-nilai yang dimiliki para milenial, merekrut para milenial bukanlah hal yang sulit. Jika rekan pembaca juga sedang berusaha untuk mencari pendekatan yang tepat dalam berkolaborasi dengan para milenial, pahamilah ketujuh nilai ini maka Anda akan menemukan cara yang tepat untuk berkolaborasi dengan generasi milenial. 
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini