STUDILMU Career Advice - 7 Tips Hebat Public Speaking ala Simon Sinek (TED Talks)

7 Tips Hebat Public Speaking ala Simon Sinek (TED Talks)


by STUDiLMU Editor
Posted on Sep 01, 2019

Tahukah Rekan Pembaca, Apa yang Dimaksud dengan “Public Speaking?”

Kebanyakan orang berpendapat bahwa public speaking adalah sebuah seni dalam berkomunikasi yang bisa mengubah pikiran banyak orang, menyampaikan informasi penting kepada banyak orang dalam satu waktu, dan bahkan dapat mencerdaskan banyak orang secara bersamaan. Pengertian public speaking memang beragam, namun tetap memiliki inti yang sama yaitu, berbicara di depan banyak orang
 
Manfaat public speaking dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, pemberitahuan suatu informasi penting tidak perlu dilakukan secara berulang-ulang agar bisa didengar oleh orang-orang yang bersangkutan. Akan tetapi, kita bisa menyampaikannya melalui public speaking. Beberapa bentuk public speaking adalah orator, khotbah, presentasi, dan lain sebagainya. 

Apa Saja Tips Hebat Public Speaking yang Bisa Kita Dapatkan dari Simon Sinek (Pembicara TED Talks)?

Pentingnya public speaking dalam menyampaikan informasi kepada banyak orang, membuat para pelaku public speaking harus memikirkan strategi-strategi yang tepat dalam berkomunikasi melalui public speaking. Menurut website entrepreneur dot com, ada 7 tips public speaking yang sangat inspiratif dari seorang pembicara TED Talks yang dapat kita terapkan dalam berbicara di hadapan orang banyak.  
 
Jika rekan pembaca pernah menonton TED Talks baik secara langsung atau melalui aplikasi Youtube, mungkin rekan pembaca mengenal seorang pembicara yang bernama Simon Sinek. 
 
Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Simon Sinek adalah seorang yang sangat pemalu dan tidak suka berbicara di depan orang banyak. Bahkan, Simon mengatakan bahwa dirinya suka bersembunyi di pojokan tiap kali datang ke pesta-pesta. Wah, adakah rekan pembaca yang memiliki sifat pemalu seperti Simon Sinek ini? 
 
Akan tetapi, dibalik sifat pemalunya ini, Simon Sinek malah dikategorikan sebagai pembicara TED Talks yang paling sering dan paling banyak ditonton oleh audiens sepanjang masa. Wow, keren juga ya?! Meskipun, Simon Sinek adalah seorang yang sangat pemalu di hadapan banyak orang, namun kesuksesan yang dirinya dapatkan sebagai seorang penulis dengan buku-buku yang laris dan pembicara yang inspirasional, bukanlah sebuah keberuntungan biasa. 
 
Lantas, darimana keberhasilan Simon Sinek berasal? Yap! Tentu saja ini berasal dari rasa takut yang berhasil dilawan dan dihadapi oleh Simon. Nah, bagi rekan-rekan Career Advice yang ingin tahu bagaimana Simon Sinek melakukan public speaking sampai bisa menjadi seorang pembicara TED Talks yang terkenal hingga saat ini, maka itu artinya rekan pembaca perlu membaca artikel ini sampai habis dan menerapkannya ke dalam strategi public speaking Anda. Yuk, langsung saja kita simak public speaking tips ala Simon Sinek berikut ini. 

1. Saat Naik ke atas Panggung, Jangan Langsung Berbicara. 

Simon Sinek sangat tidak menganjurkan kita untuk langsung berbicara dihadapan banyak orang ketika kita sudah naik ke atas panggung atau podium. Sayangnya, ada banyak sekali orang yang melakukan public speaking seperti itu. Ketika mereka naik ke atas panggung, mereka langsung “melahap Mic” dengan langsung berkata-kata, kalau menurut Simon Sinek cara public speaking seperti itu sangat gak banget deh!
 
Lalu, apa yang direkomendasikan oleh Simon? Dia menyarankan bahwa kita perlu membuat diri kita dan audiens merasa aman dan nyaman terlebih dahulu, jadi pastikan kita mengambil waktu sebentar di atas panggung sebelum mulai berbicara. 
 
Ambil napas dalam-dalam, cari tempat atau posisi yang nyaman bagi Anda, tunggu beberapa detik dan mulailah berbicara. Jadi, jangan langsung memulai public speaking Anda ya, rekan-rekan. 

2. Lakukan Kontak Mata dengan Setiap Audiens. 

Tips kedua ini mungkin cukup berbeda dengan tips public speaking lain yang pernah kita temukan. Simon Sinek ingin para pembicara atau presenter melakukan kontak mata dengan setiap audiens yang ada, bukan sekedar dengan para audiens saja. 
 
Maknanya, kita harus melakukan kontak mata dengan “audiens”, bukan dengan “mereka”. Mungkin ini akan terdengar sangat mustahil ya, karena coba deh bayangin jika audiens kita berjumlah 1000-an di dalam gedung, bagaimana caranya agar kita bisa melakukan kontak mata dengan mereka semua. 
 
Yap, maksud Simon Sinek adalah kita melakukan kontak mata dengan setiap audiens sebisanya, misalnya, dengan beberapa orang di depan panggung, di tengah-tengah panggung dan lain sebagainya. Namun, usahakan untuk benar-benar menatap mata mereka, bukan menatap mata secara acak dengan alasan “yang penting sudah melakukan kontak mata”. Jangan sampai kita seperti melakukan kontak mata, namun sebenarnya koneksi kita sedang terputus dengan mereka, Oke? 
 

3. Berbicara secara Perlahan-lahan, namun Dapat Dimengerti dengan Baik. 

Ketika kita merasa gugup, deg-degan atau nervous, tanpa disadari kita akan berbicara dengan sangat cepat. Ini memang hal yang sangat wajar. Namun, bagi Simon Sinek berbicara dengan cepat adalah hal yang sangat fatal. Tidak mungkin dong para audiens sudah bayar mahal-mahal dan datang dari tempat yang jauh, lalu mereka tidak mengerti apapun yang disampaikan oleh para pembicara. 
 
Apa yang Simon Sinek sarankan kepada kita? Ketika merasa gugup, jangan lanjutkan pembicaraan yang ingin kita sampaikan. Tenangkan diri, ambil nafas panjang, dan biarkan para audiens menunggu kata-kata kita selanjutnya. 
 
Bukankah itu terlihat menyenangkan ketika kita melihat tatapan para audiens yang tidak sabar untuk menunggu kita berbicara? Tenang saja, para audiens pasti akan sabar menunggu ucapan kita kok. Daripada kita terburu-buru dalam berbicara namun akhirnya mereka tidak paham sama sekali, public speaking seperti itu tidak terlihat efektif, bukan? 

4. Hindari Pandangan Kita dari Audiens yang Memperlihatkan Aura Negatif. 

Ketika secara tidak sengaja kita melihat audiens yang menaikkan alisnya, menyilangkan tangannya atau terlihat cemberut, maka alihkanlah pandangan kita dari mereka. Bagi Simon, daripada kita memfokuskan perhatian kita kepada audiens yang memperlihatkan aura negatif, lebih baik kita melihat para audiens yang terlihat enjoy dengan pembicaraan kita. Mengapa demikian? Karena aura semangat yang mereka berikan akan tertular juga kepada kita. 
 
Bagaimana cara mendeteksi audiens yang memiliki aura positif dan terikat dengan public speaking kita? Coba deh fokuskan perhatian kita pada audiens yang suka mengangguk-anggukkan kepala mereka terhadap kata-kata yang kita sampaikan. Nah, mereka itulah audiens yang akan membangkitkan semangat kita dan membuat kita lebih termotivasi. 
 

5. Ketika Merasa Gugup Katakan “Saya Tidak Gugup, Saya Sangat Bersemangat!”

Simon Sinek mendapatkan inspirasi tips public speaking ini dari para atlet Olimpiade. Banyak para wartawan yang mewawancarai para atlet sebelum dan sesudah Olimpiade berlangsung, mereka diajukan pertanyaan “Apakah Anda merasa gugup?” Hebatnya, para atlet ini dengan tenang menjawab “Tidak, saya tidak merasa gugup, namun saya merasa sangat bersemangat”.
 
Tahu tidak rahasianya apa? Para atlet ini mengetahui dengan baik tanda-tanda yang mereka alami ketika gugup. Misalnya, tangan berkeringat, sakit perut, jantung berdebar-debar, bahkan saraf terasa tegang. Nah ketika para atlet merasakan hal ini, mereka tidak akan mengakui bahwa dirinya sedang merasa gugup, namun mereka akan membuat sugesti bahwa mereka sedang bersemangat. 
 
Nah, hal ini telah menginspirasi Simon Sinek setiap kali dirinya melakukan public speaking. Dia tidak akan menganggap bahwa dirinya gugup, namun itu adalah rasa semangat yang sangat menggelora.

6. Ingat, Public Speaking Itu untuk “Memberi” bukan untuk “Menerima”. 

Kita tahu bahwa dewasa ini ada banyak sekali pembicara atau presenter yang melakukan public speaking namun hanya untuk “menerima sesuatu” dari para audiens nya. Misalnya, para presenter menyampaikan informasi kepada para audiens tapi dengan pesan tersirat agar mereka follow akun media sosial sang presenter. Ada juga beberapa pembicara yang berkoar-koar dalam menyampaikan pesan ke audiens, namun dengan tujuan agar para audiens membeli produk mereka. Nah, para pembicara atau presenter yang seperti ini dikategorikan sebagai tipe “penerima”. 
 
Sedangkan menurut Simon Sinek, seseorang yang melakukan public speaking harus bersikap seperti sang “pemberi”. Memberikan informasi, wawasan, dan cerita pengalaman yang bermanfaat bagi para audiensnya, tanpa mengharapkan timbal balik apapun. 

7. Jangan Lupa Katakan “Terima Kasih” setelah Public Speaking Selesai. 

Para audiens akan bertepuk tangan sebagai tanda apresiasi dari mereka kepada kita. Ketika kita menerima sebuah apresiasi dari orang lain, ini saat yang tepat bagi kita untuk mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam. Pesan Simon Sinek, jangan lupa untuk ucapkan “Terima Kasih” ya, rekan-rekan. Ini mungkin terlihat simpel, namun sebenarnya sangat berarti bagi para audiens. 
 
Setelah membaca artikel di atas, apakah rekan pembaca sudah siap untuk menerapkan 7 tips hebat public speaking ala Simon Sinek? Jika Ya, selamat mencoba ya rekan-rekan. Semoga Anda juga bisa menjadi pembicara hebat seperti Simon Sinek.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini