Bagaimana Pengertian dari Etika Bisnis?
Sebelumnya, apakah rekan-rekan Career Advice sudah familiar dengan istilah “Etika Bisnis”? Jika belum, jangan khawatir. Mari kita bahas bersama-sama tentang apa yang dimaksud dengan etika bisnis. Etika bisnis adalah kumpulan beberapa prinsip moral sebagai panduan yang memandu bagaimana cara berperilaku dalam bisnis, dimana panduan ini juga akan menentukan tindakan-tindakan yang diambil oleh individu dalam berlaku di dalam bisnis. Sekarang, mari kita simak beberapa definisi etika bisnis berdasarkan para ahli. Beberapa ahli mengatakan bahwa etika bisnis merupakan suatu panduan bisnis yang dapat membedakan mana yang “benar” dan “salah”, sehingga ketika seorang pemimpin bisnis harus
mengambil sebuah keputusan, pemimpin bisa mempertimbangkan keputusannya dengan baik melalui etika bisnis.
Tentunya, etika bisnis bukan hanya asal-asalan saja dibuat oleh para pebisnis, karena panduan etika ini juga memiliki suatu tujuan yang pasti. Tujuan etika bisnis adalah meningkatkan kesadaran moral dengan membuat berbagai batasan bagi para pelaku bisnis agar dapat menerapkan good business. Salah satu manfaat etika bisnis adalah ketika kita menerapkan etika bisnis dengan sangat baik, maka orang-orang akan sangat suka untuk membangun bisnis dengan kita. Oleh karena itu, etika bisnis dalam perusahaan memegang peranan yang sangat penting agar bisnis kita dapat mempunyai
nama yang baik di mata para pebisnis lain.
Bagaimana dengan contoh etika bisnis? Dua contoh etika bisnis yang paling vital adalah perusahaan tidak boleh merekrut anak-anak di bawah umur sebagai pekerja atau karyawan mereka. Selain itu, perusahaan juga tidak boleh menggunakan materi-materi milik perusahaan lain yang dilindungi oleh hak cipta tanpa perizinan yang sah.
Etika bisnis tidak akan menjadi suatu hal yang lengkap tanpa kode etik yang tepat untuk bisnis. Mau tidak mau, perancangan kode etik adalah suatu tindakan yang penting dalam penerapan etika bisnis yang tepat.
Bagaimana Cara Menulis Kode Etik untuk Bisnis?
Seorang editor dan penerbit majalah online yang berjudul Business Ethics, Michael Connor mengatakan bahwa “Kode etik adalah segala hal yang berkaitan dengan budaya perusahaan”.
Lantas, bagaimana cara menulis kode etik untuk bisnis? Menurut website inc dot com, ada 6 cara yang dapat kita terapkan dalam menulis kode etik untuk bisnis. Ingin tahu? Yuk, kita simak penjelasan di bawah ini, rekan-rekan.
1. Menentukan Prioritas untuk Membangun Budaya Perusahaan.
Langkah pertama dan paling utama yang harus kita lakukan adalah menetapkan nilai-nilai penting apa saja yang akan kita masukkan ke dalam kode etik bisnis. Eits, jika ada nilai-nilai, maka jangan lupa untuk menyertakan batasan-batasan apa saja yang tidak boleh dilanggar di dalam kode etik bisnis.
Bagaimana untuk menentukannya?
Salah satu Profesor dari Fakultas Bisnis Arizona State University sekaligus penulis The Seven Signs of Ethical Collapse memberi kita petunjuk dalam menetapkan prioritas penting yang akan dimasukkan ke dalam kode etik bisnis. Coba tanyakan beberapa pertanyaan di bawah ini:
- Apa saja hal yang tidak akan pernah kita lakukan di dalam perusahaan?
- Apa saja hal terlarang yang akan kita hindari dalam mencari klien?
- Tindakan-tindakan apa saja yang akan kita ambil agar bisa mencapai target perusahaan?
- Apa saja hal terlarang yang tidak akan kita izinkan untuk diterapkan di perusahaan?
Dalam hal ini, kita perlu bantuan divisi Human Resource dalam
membangun budaya perusahaan yang baik dan positif, dimana budaya perusahaan ini nantinya akan diterapkan oleh seluruh karyawan menjadi kebiasaan atau attitude mereka dalam bekerja sehari-hari.
2. Meminta Masukan atau Umpan Balik dari Para Karyawan.
Sayangnya, banyak perusahaan yang mengabaikan hal ini, sehingga ini menjadi kesalahan umum yang paling sering mereka lakukan. Langkah kedua yang perlu kita lakukan adalah mengajak para karyawan untuk berdiskusi dalam perancangan kode etik bisnis. Ajak mereka untuk
memberikan masukan atau umpan balik tentang kode-kode etik apa saja yang baik untuk diterapkan di dalam perusahaan.
Setiap karyawan perlu menyuarakan pendapatnya dalam pembentukan kode etik demi penerapan etika bisnis yang baik. Selain itu, seluruh karyawan juga perlu tahu mengapa kode etik tersebut sangat penting untuk diberlakukan dan apa prinsip etika bisnis yang ingin dibangun. Dalam hal ini, seorang ahli bernama Jeannings menyarankan para karyawan untuk memberikan masukan atau umpan baliknya dengan anonim (tanpa nama) berdasarkan dengan apa yang mereka hadapi pada tahun-tahun sebelumnya dan apa yang membuat mereka tidak nyaman sampai saat ini.
3. Melarang Adanya Beberapa Tindakan Tertentu.
Seringkali lingkungan kerja yang tadinya terasa damai, tiba-tiba berubah menjadi lingkungan kerja yang tidak kondusif lagi. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena adanya beberapa dilema yang melanggar etika bisnis, sehingga jika terus dibiarkan akan menjadi masalah yang berlarut-larut.
Disinilah peranan kode etik diperlukan untuk melarang beberapa tindakan tertentu yang akan membawa para perilaku ke dalam dilema. Sebagai contoh, jika rekan pembaca baru saja
mendirikan bisnis kecil. maka perilaku seperti berpacaran atau memiliki kekasih di dalam kantor yang sama sebaiknya dilarang dan dimasukkan ke dalam kode etik bisnis Anda.
Mungkin hal ini akan indah di awal, namun bagaimana jika suatu saat keadaan asmara mereka menjadi berantakan. Hal ini ditakutkan jika kondisi tersebut mengganggu kegiatan bisnis antara dua karyawan tersebut. Misalnya, salah satu karyawan menjadi tidak semangat bekerja ketika putus cinta. Tentu saja ini akan merugikan perusahaan.
Contoh lain, kita bisa mengambil kasus nepotisme. Larang kasus ini dan masukkan ke dalam kode etik bisnis kita. Sebuah perusahaan yang memperbolehkan nepotisme untuk berkembang tidak akan pernah bisa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawannya.
4. Jangan Langsung Menggunakan Bantuan Pengacara untuk Menyusun Kode Etik Bisnis Anda.
Sebenarnya, penyusunan kode etik bisa dilakukan sendiri oleh para pemimpin perusahaan dengan mengajak seluruh karyawan untuk terlibat. Terlebih lagi, jika bisnis kita masih terbilang cukup kecil, maka perusahaan kita belum memiliki kewajiban yang tinggi dan masih memiliki risiko bisnis yang rendah. Semua kode etik bisa didiskusikan bersama-sama, karena kita lah yang akan menerapkannya nanti. Oh ya, jika bisnis rekan pembaca sudah memiliki karyawan lebih dari 20 orang, jangan lupa untuk merekrut staf Human Resource yang akan membantu kita dalam menerapkan budaya perusahaan positif kepada seluruh karyawan.
5. Jangan Memusingkan Hal-Hal Kecil yang Sepele.
Langkah kelima yang perlu kita lakukan adalah memastikan bahwa kode etik yang kita buat tidak terlalu kelewatan spesifik, sehingga tidak akan kesan yang “ribet” atau “menyusahkan orang lain”. Intinya, kita tidak perlu memusingkan hal-hal kecil yang sebenarnya sangat sepele. Bahkan, mungkin tidak memiliki pengaruh apapun.
Hampir dalam setiap perusahaan, karyawan ingin merasa bahagia dan rileks di akhir pekan. Namun jika kita selalu memusingkan hal-hal kecil yang sepele, karyawan mungkin tidak akan merasakan
kebahagiaan tersebut. Intinya, tulis dan sertakan hal-hal signifikan yang memang memberikan pengaruh besar di dalam kode etik bisnis kita, bukan hal-hal kecil yang sangat sepele.
6. Tunjuk Petugas Kepatuhan yang akan Bertanggung Jawab terhadap Penerapan Kode Etik Bisnis Anda.
Semua karyawan dan pihak manajemen mungkin akan menerapkan kode etik bisnis dengan sangat baik. Namun, kita tetap perlu menunjuk satu atau beberapa orang yang nantinya akan menjadi tim petugas kepatuhan atau tim yang bertanggung jawab atas penerapan kode etik bisnis di dalam perusahaan tersebut.
Biasanya, peran ini akan dipegang oleh staf Human Resource, yang mana bidang ini berperan sebagai tim yang membantu penerapan budaya perusahaan yang positif. Orang atau tim ini juga bertanggung jawab untuk memantau dan melaporkan pelanggaran terhadap kode etik bisnis yang berlaku. Layaknya penyampaian masukan atau umpan balik terhadap penyusunan kode etik, tim petugas kepatuhan ini harus bersifat anonim, sehingga mereka bisa melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa adanya karyawan yang berpura-pura menerapkan kode etik bisnis dengan baik.
Setelah menyimak pengertian dari etika bisnis dan cara-cara dalam menulis kode etik di dalam bisnis, apakah rekan pembaca sudah semakin tertarik untuk membangun etika bisnis yang kuat di dalam perusahaan Anda? Tetap semangat ya, rekan-rekan Career Advice.