STUDILMU Career Advice - Apa Saja Teori Kepemimpinan yang Penting untuk Kita Ketahui?

Apa Saja Teori Kepemimpinan yang Penting untuk Kita Ketahui?


by STUDiLMU Editor
Posted on Oct 21, 2019

Pengertian “Teori Kepemimpinan” 

Kita semua tahu bahwa setiap pemimpin memiliki jenis kepemimpinan dan gaya kepemimpinannya masing-masing, sehingga kita tidak bisa menyamaratakan seorang pemimpin dengan pemimpin lainnya. Bagaimana tidak, setiap pemimpin pasti akan menghadapi situasi yang berbeda, sehingga tujuan kepemimpinan yang mereka buat tentunya tidak akan sama. Banyak dari kita yang berusaha untuk memahami bagaimana caranya menjalankan kepemimpinan yang baik dengan membaca beberapa artikel atau materi-materi kepemimpinan. Tentunya, kita mencari gaya kepemimpinan yang bermanfaat bagi organisasi atau perusahaan yang sedang kita jalankan sekarang. 
 
Kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan benar-benar memerlukan gaya kepemimpinan yang tepat, sehingga fungsi kepemimpinannya bisa diterima dan dirasakan dengan baik oleh seluruh lapisan organisasi. Untuk memaksimalkan fungsi kepemimpinan yang kita dapat, maka para pemimpin perlu memilih teori kepemimpinan yang tepat untuk diaplikasikan dalam organisasinya, yang tentunya pemimpin tersebut harus sangat memahami kepribadian dirinya sendiri dan juga kondisi lingkungan yang dirinya pimpin. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan teori kepemimpinan? Teori kepemimpinan menurut para ahli adalah suatu penggeneralisasian dari perilaku seorang pemimpin dan juga konsep kepemimpinan yang dianut olehnya. 
 

Apa Saja Teori Kepemimpinan yang Perlu Kita Ketahui?

Berdasarkan researchgate dot net, ada 6 teori kepemimpinan yang perlu kita ketahui mulai dari sekarang, sehingga ketika kita menjadi pemimpin di masa mendatang, kita akan memahami teori-teori kepemimpinan dalam organisasi dengan sangat baik. Langsung saja yuk kita simak penjelasannya berikut ini. 
 

1. Teori Orang Hebat (Great-Man Theory).

Mungkin sebelumnya rekan-rekan pembaca mendengar pernyataan bahwa seorang pemimpin yang hebat adalah mereka yang memang terlahir sebagai pemimpin hebat, bukan mereka yang dibentuk menjadi pemimpin hebat. Pernyataan ini menggunakan “Teori Orang Hebat atau Great-Man Theory”, yang mana usaha orang-orang di zaman dahulu kala dalam pencarian sifat-sifat umum terhadap kepemimpinan membawa mereka kepada kesimpulan bahwa pemimpin yang hebat adalah orang-orang hebat yang dilahirkan ke dunia, bukan orang-orang hebat yang dibentuk menjadi pemimpin hebat.
 
Pada tahun 1847, Thomas Carlyle menyatakan bahwa sejarah adalah sesuatu yang universal, sejarah merupakan apa yang telah dicapai manusia di dunia ini dan sejarah berada di dasar orang-orang hebat yang telah bekerja keras di dunia. Dalam pernyataannya ini, Carlyle setuju bahwa pemimpin hebat adalah mereka yang sudah diberkahi potensi heroik, kecerdasan dan mental yang lebih kuat dari Tuhan.
 
Akan tetapi, teori kepemimpinan ini sempat terbantahkan setelah manusia melihat peristiwa kehebatan Adolf Hitler. Hitler bukanlah seorang pemimpin yang sudah kentara jiwa kepemimpinannya dia kecil. Hitler harus memiliki banyak cobaan dalam hidupnya, penolakan, pengasingan dan semacamnya. Sampai akhirnya dia bisa menjadi seorang pemimpin besar bagi rakyat Jerman, itu semua hasil pembentukan karakter kepemimpinannya, bukan anugerah langsung dari Tuhan.
 

2. Teori Sifat (Trait Theory). 

Pada Teori Sifat atau Trait Theory ini, para ahli mengemukakan bahwa setiap pemimpin memiliki mental, fisik dan kepribadian tertentu yang sangat berbeda dengan mereka yang bukan pemimpin. Tidak seperti teori kepemimpinan yang sebelumnya, yaitu Teori Great-Man, yang mana banyak para ahli berpendapat seorang pemimpin adalah mereka yang terlahir dengan genetik kepemimpinan di dalam dirinya masing-masing, sehingga semua karakteristik kepemimpinan sudah melekat semenjak lahir. Nah, teori sifat atau trait theory ini mengabaikan faktor genetik kepemimpinan tersebut. Tidak hanya itu, teori sifat ini juga tidak begitu yakin bahwa seorang pemimpin dapat dibentuk atau dilatih. 
 
Lantas, bagaimana dengan pandangan umum terhadap pemimpin yang dikatakan oleh teori sifat ini? Seorang ahli bernama Jenkins mengidentifikasikan sifat-sifat kepemimpinan dari teori ini. Beberapa sifat yang secara garis keturunan menurun kepada orang tersebut seperti, kecerdasan, tinggi badan, ketampanan dan kecantikan (daya tarik), kepribadian dan juga karisma. Bahkan, seorang filsuf terkenal bernama Max Weber mengatakan bahwa karisma adalah suatu kekuatan revolusioner terbesar yang mampu mengajak orang lain untuk melakukan pengabdian dan mengikuti arahan pemimpin berkarismatik tersebut. 
 

3. Teori Kepemimpinan Situasional (Situational Theories).  

Teori Kepemimpinan Situasional ini merekomendasikan kepada kita bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang paling tepat dalam kehidupan ini. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan yang perlu kita terapkan tergantung dengan suatu keadaan tertentu. Lantas, situasi seperti apa yang dimaksud dalam teori ini? Teori Kepemimpinan Situasional menyampaikan kepada kita bahwa gaya kepemimpinan yang tepat itu bergantung pada faktor-faktor tertentu seperti, kualitas dan situasi para pengikut kita (anggota tim).
 
Teori kepemimpinan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 yang mengungkapkan bahwa tidak ada cara yang paling tepat untuk memimpin, yang ada hanyalah para pemimpin harus mampu beradaptasi dengan segala situasi dan mengubah gaya kepemimpinan berdasarkan situasi yang dirinya hadapi. 
 
Jadi, setiap gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, karena semuanya tergantung dari tingkat kesiapan para pengikut atau anggota timnya.
 

4. Teori Gaya dan Perilaku (Style and Behavior Theory).

Dalam teori gaya dan perilaku ini, kita bisa melihat bahwa kesuksesan dan keberhasilan yang diraih oleh seorang pemimpin semuanya tergantung dengan perilaku, sikap, dan karakteristik yang dirinya miliki. Dengan kata lain, keberhasilan kepemimpinan tergantung pada sikap dan perilaku pemimpin dalam memenuhi fungsi-fungsi kepemimpinannya. 
 
Seperti apa saja contohnya? Misalnya, kita perlu melihat bagaimana cara seorang pemimpin mengambil keputusan dengan tepat, bagaimana cara seorang pemimpin memotivasi karyawannya, bagaimana cara pemimpin tersebut memberikan perintah atau instruksi, berkomunikasi dengan sesama pemimpin maupun dengan seluruh anggota timnya. 
 

5. Teori Transaksional (Transactional Theory). 

Ini adalah teori kepemimpinan yang hadir pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an. Dalam teori kepemimpinan ini, baik seorang pemimpin dan pengikut terlibat dalam praktik yang memungkinkan adanya pertukaran antara pengikut dan pemimpin. Dengan kata lain, teori ini digambarkan sebagai suatu asosiasi yang melibatkan pemimpin dan pengikut terjadi karena adanya serangkaian perjanjian antara pemimpin tersebut dengan para pengikutnya.  
 

6. Teori Transformasional (Transformational Theory). 

Kepemimpinan transformasional adalah sebuah teori yang relevan dengan kehidupan modern saat ini. Dalam hal ini, teori kepemimpinan transformasional mencakup dua elemen yang sangat penting. Apa sajakah elemen tersebut? Kedua elemen yang dimaksud adalah relasional dan hal-hal yang berurusan dengan perubahan riil. Teori kepemimpinan ini terjadi ketika satu orang atau sekelompok orang berhubungan dengan orang banyak dengan upaya untuk mengangkat posisi atau pencapaian para pemimpin dan pengikut (anggota tim). Dengan kata lain, antara pemimpin dan pengikut saling mengangkat pencapaian mereka sampai kepada tingkat motivasi dan moralitas (semangat) yang lebih tinggi. 
 
Yap, itulah teori-teori kepemimpinan yang sangat penting untuk kita ketahui, terutama bagi para pemimpin yang sedang memilih-milih teori kepemimpinan apa yang cocok bagi dirinya. Selamat memimpin dengan baik ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini