Komunikasi asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Perilaku asertif ini dapat ditunjukkan ketika kita dengan tegas dan positif mengekspresikan diri kita. tanpa maksud mengalah dan juga menyerang orang lain. Kunci utama dalam berkomunikasi asertif adalah "i Message" sampaikan perasaan, pikiran, atau opini Anda. tidak ada satu kekuatan pun di dunia yang dapat menghambat anda untuk berkomunikasi. Itulah mengapa setiap manusia berhak memiliki asertivitas pada segala komunikasi dan interaksi yang mereka miliki dengan orang-orang di sekitarnya. Bila Anda ingin meningkatkan kemampuan berkomunikasi ini, maka asertif training adalah jawabannya. Asertif training melatih Anda untuk mampu berkomunikasi dengan asertif.
Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya sendiri dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhannya secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun merugikan pihak lainnya. Dapat terlihat dengan jelas bahwa asertivitas tidak memberikan kerugian apapun pada diri kita sendiri.
Apa ciri yang menandakan bahwa kita sudah menerapkan perilaku asertif? Kita bersikap asertif ketika kita mampu untuk berkata "tidak", mampu meminta pertolongan, mampu untuk mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara wajar, dan mampu berkomunikasi tentang hal-hal yang bersifat umum. Dengan kata lain, asertif adalah kemampuan mengekspresikan hak, pikiran, perasaan, dan kepercayaan secara langsung, jujur, terhormat, dan tidak mengganggu hak orang lain. Intinya, perilaku asertif memiliki beberapa ciri seperti, berani untuk secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran dengan apa adanya tanpa menyakiti orang lain.
Perilaku asertif itu sangat diperlukan agar kita lebih mengenal diri dan lebih jujur dalam membina hubungan dengan sesama. Melalui asertivitas yang kita miliki, kita dapat belajar untuk lebih menghargai diri sendiri dan orang lain, mengekspresikan perasaan positif dan negatif, percaya diri, mau mendengarkan orang lain, mengembangkan kontrol diri, mengembangkan kemampuan untuk menolak tanpa merasa bersalah, dan berani meminta bantuan orang lain ketika membutuhkan. Wah, ternyata banyak banget ya yang bisa didapatkan dari perilaku asertif.
Ketika kita berbicara asertif, kita dituntut untuk tahu alasan-alasan mengapa kita menolak atau menerima pernyataan orang lain. Jadi, kita tahu akibat dan sebab dari sesuatu yang akan kita lakukan. Menerapkan perilaku asertif tidak membuat keinginan kita serta-merta diterima oleh orang lain. Namun, lewat perilaku asertif ini, kita dapat belajar untuk berpikir logis dan belajar memahami teman.
PERILAKU ASERTIF
Gaya berkomunikasi (style of communication) juga sangat berpengaruh terhadap perilaku atau tingkah laku sehari-hari baik berkomunikasi pasif, asertif dan agresif. Tingkah laku yang tumbuh dalam diri menggunakan
komunikasi asertif antara lain:
1. Menjelaskan tentang perasaan, kebutuhan dan tujuan yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang berhubungan.
2. Mampu berkomunikasi secara sabar tanpa bermaksud menyerang orang lain.
3. Tegas dalam menentukan pilihan tanpa memaksakan kehendak kepada orang lain.
4. Bermain dalam ketentuan yang jelas dan rasional.
5. Mengatakan kebenaran dalam mempertahankan tujuan walaupun muncul konflik tetapi selalu menjaga perasaan orang lain.
6. Tetap berpandang positif dan baik dalam menghadapi suatu permasalahan.
7. Percaya diri dan terbuka.
8. Mampu memberi dan menerima umpan balik hal-hal positif dan negatif.
9. Cara pandang yang positif dan optimis.
10.
Mengerti tentang
bernegoisasi diantara perbedaan-perbedaan pendapat orang lain.
11. Tidak memaksakan diri untuk melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan kemampuan.
TEKNIK KOMUNIKASI YANG BERKAITAN DALAM PERILAKU POSITIF ASERTIF
Ada beberapa teknik yang berkaitan dan berhubungan dalam perilaku positif asertif antara lain:
1. Menggunakan ekspresi yang nyaman untuk dipandang, selalu menjaga pandangan mata secara baik.
2. Menjaga intonasi dalam memberikan ketegasan tapi dapat menyenangkan orang lain.
3. Mendengarkan secara baik lawan bicara yang sedang mengatakan sesuatu.
4. Menanyakan pertanyaan apabila membutuhkan penjelasan.
KATEGORI PERILAKU ASERTIF
Pada prinsipnya asertif adalah kecakapan orang untuk berkata "tidak", untuk meminta bantuan atau minta tolong orang lain kecakapan untuk mengekspresikan perasaan-perasaan positif maupun negatif kecakapan untuk melakukan inisiatif dan memulai pembicaraan.
Ada beberapa perilaku asertif yaitu :
- Asertif penolakan yaitu ucapan untuk memperhalus, seperti misalnya : maaf!
- Asertif pujian yaitu mengekspresikan perasaan positif, seperti misalnya menghargai, menyukai, mencintai, mengagumi, memuji dan bersyukur
- Asertif permintaan yaitu asertif yang terjadi kalau seseorang meminta orang lain melakukan sesuatu yang memungkinkan kebutuhan atau tujuan seseorang tercapai tanpa tekanan atau paksaan.
ASERTIF DAN AGRESIF
Terkadang orang keliru menyamakan asertif dengan agresif. Kita sering melihat kedua hal ini sama saja. Kunci perbedaannya adalah sebagai berikut.
Orang yang bersikap asertif akan mengekspresikan dirinya dengan menghormati orang lain. Ia juga menginginkan yang terbaik bagi orang lain, menghormati dirinya sendiri, fokus untuk menciptakan situasi "menang-menang" antara kedua belah pihak, dan mencari cara untuk mendapatkan kesepakatan yang adil tanpa merugikan siapa pun.
Bagaimana dengan agresif? Agresif artinya tindakan yang cenderung ingin menyerang sesuatu yang dipandang sebagai hal atau situasi yang mengecewakan, menghalangi, atau menghambat. Sehingga, orang-orang agresif suka memaksakan suatu hal dari orang lain, tanpa memikirkan kebaikan bagi orang lain tersebut.
Orang yang agresif cenderung menggunakan strategi yang menekan dan manipulatif, mencari keuntungan diri sendiri dengan taktik yang mengecoh pihak lain, tak menghargai hak orang lain, kasar, kejam, menghina, yang mengakibatkan mereka kehilangan martabat. Mereka memiliki asumsi yang negatif terhadap motivasi orang lain, dan selalu berpikir untuk membalas. Mereka tidak berpikir dengan sudut pandang orang lain. Mereka menang dengan mengorbankan orang lain dan menciptakan konflik yang tidak perlu.
Orang yang pasif tidak tahu bagaimana mengomunikasikan perasaannya dengan tepat kepada orang lain. Mereka cenderung takut menghadapi konflik yang akan timbul bila mereka mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara terbuka. Mereka membiarkan kebutuhan mereka tak terpenuhi, hak nya dilanggar, dan menutupi perasaannya agar "kedamaian terpelihara". Mereka membiarkan orang lain menang dan membiarkan dirinya kalah. Padahal kenyataannya semua pihak yang terlibat sebenarnya kalah, setidaknya sampai pada taraf tertentu.
Keuntungan berperilaku asertif, dengan menyatakan apa adanya perasaan atau emosinya seseorang tidak akan dikendalikan orang lain, efektif dalam berinteraksi, lebih dihargai orang lain, menjadi lebih percaya diri dan memiliki rasa puas.
Lalu, mengapa kita berkomunikasi? Tentu saja tujuannya adalah untuk mencapai hal-hal yang kita inginkan dan yang kita perlukan. Secara bersamaan, ini juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang bisa kita penuhi tanpa melanggar hak-hak diri sendiri. Intinya, komunikasi adalah proses untuk meraih situasi “menang-menang” pada semua pihak. Ini mungkin akan sulit untuk diraih, jika kita tidak menerapkan perilaku asertif.
Jadi,Bagaimana dengan pola perilaku komunikasi kita dengan orang lain ?
021 29578599 (Hunting)
021 29578602 (Hunting)
0821 1199 7750 (Mobile)
0813 8337 7577 (Mobile)
info@studilmu.com