STUDILMU Career Advice - Budaya Inklusi Adalah Kunci Sukses Organisasi

Budaya Inklusi Adalah Kunci Sukses Organisasi


by STUDiLMU Editor
Posted on Jun 03, 2019

Inklusi adalah kunci sukses dalam hidup. Nah, apa sih yang dimaksud dengan inklusi itu sendiri? Inklusi adalah sebuah rasa kepemilikan yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap organisasi sehingga dapat menampilkan kinerja terbaik yang dimiliki. 
 
Inklusi haruslah menjadi fokus utama para penyedia lapangan kerja. Sekalipun setiap karyawan memiliki latar belakang, pengalaman, jenis kelamin dan pengetahuan yang berbeda, setiap orang di dalam organisasi harus memiliki kesempatan yang sama dan mampu menciptakan masa depan yang lebih sehat dan lebih sukses.
 
Ketika setiap orang di dalam organisasi merasa nyaman dan dapat mengekspresikan dirinya yang asli, mereka pasti akan menampilkan kinerja yang baik, lebih terlibat dan berkontribusi bagi organisasi secara keseluruhan. Itulah sebabnya, inklusi sangat dibutuhkan dalam lingkungan kerja. 
 
Nah, kira-kira apa saja sih yang harus kita lakukan agar dapat menciptakan lingkungan yang inklusif?
 

1. Dimulai dari atas.

Menciptakan dan menumbuhkan rasa kepemilikan akan lingkungan kerja harus dimulai dari para pemimpin. Pendiri bahkan para pemimpin eksekutif haruslah menciptakan lingkungan kerja yang terdiri dari beraneka ragam karyawan. Tentunya, setiap karyawan ini juga harus memiliki keterbukaan terhadap perbedaan, baik itu perbedaan warna kulit, jenis kelamin, dan kebangsaan.
 
Biasanya, ada beberapa pemimpin yang hanya merekrut karyawan yang sama dengan mereka. Tujuannya adalah agar merasa nyaman dan memiliki tantangan yang lebih sedikit. Ini adalah sifat alami manusia, tetapi pemahaman ini tidak akan pernah mewujudkan lingkungan kerja yang inklusif. 
 
Bisnis yang sehat dimulai dari budaya organisasi yang sehat. Ketika sebuah organisasi menetapkan budaya sehat tersebut, maka tidak akan sulit untuk membangun perilaku yang mendukung. Jadi, ketika para pemimpin memiliki visi dan mendukung terciptanya lingkungan yang inklusif, setiap anggota di dalamnya pasti juga akan mengikuti.
 
Sebagai pemimpin, kita juga harus memberikan contoh. Tidak cukup jika kita hanya menetapkan kebijakan. Kita harus mampu untuk mendemonstrasikan kebijakan tersebut. 
 

2. Menyediakan ruang yang aman bagi karyawan.

Organisasi yang inklusif akan melakukan cara khusus untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua karyawan. Misalnya, organisasi menyediakan ruangan khusus dimana para karyawan dapat saling berinteraksi dan bercakap-cakap sambil menghabiskan makan siang mereka. 
 
Untuk perusahaan besar, membentuk sebuah tim khusus dapat menjadi pilihan yang baik. Tim ini dapat menyediakan sebuah ruang aman bagi para karyawan untuk menyampaikan ide atau mendiskusikan topik-topik penting yang berkaitan dengan perusahaan.
 

3. Memiliki hubungan dengan karyawan. 

Untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, para pemimpin harus membangun hubungan dengan karyawan secara personal. Nah, disinilah kita harus menjadi seorang pemimpin yang transparan dan “real.” Mengapa? Agar setiap karyawan juga akan melakukan hal yang sama. Mereka juga akan mampu menampilkan keaslian diri.
 
Terkadang, sebagai seorang pemimpin, kita sangat sibuk dengan urusan pekerjaan sehari-hari. Kita bahkan tidak mengenali karyawan secara baik. Tidak ada yang salah jika kita harus melakukan perbincangan dengan mereka. Ini justru dapat meningkatkan hubungan dan proses komunikasi dalam pekerjaan.
 
Sebuah percakapan sederhana yang menanyakan tentang pasangan, dapat menjadi opsi kita untuk mengetahui kehidupan pribadi seseorang, tetapi kita harus dapat melihat jelas hal-hal yang mungkin dapat menyakiti. Usahakan untuk tidak menanyakan pertanyaan yang terlalu spesifik. 
 
Atau mungkin cobalah untuk keluar dari ruangan dan mencari tempat baru untuk melanjutkan pekerjaan. Ini memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan yang lainnya. Dengan begitu, kita dapat menghilangkan asumsi pribadi tentang seseorang di tempat kerja. 
 
Ini juga memberikan kita peluang untuk menemukan ide-ide baru yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Jadi, cobalah untuk berinteraksi serta membangun percakapan sederhana yang ringan dan tidak menyakiti agar tercipta hubungan kerja yang harmonis.
 

Manfaat apakah yang dihasilkan oleh lingkungan kerja yang inklusif? 

Banyak perusahaan yang menyatakan bahwa lingkungan kerja yang inklusif memiliki manfaat baik bagi kelangsungan bisnis. Lingkungan kerja yang inklusif akan:
- membuat organisasi lebih kuat dan lebih sehat.
- setiap orang di dalam organisasi akan merasa lebih sejahtera, karena mereka mendapatkan kepuasan dalam pekerjaan.
- sedikitnya pergantian karyawan.
- peningkatan moral para karyawan.
- meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang ada di organisasi.
- meningkatkan kreativitas dan inovasi.
- meningkatkan fleksibilitas dan kemampuan untuk belajar dari semua orang yang berada pada level yang sama.
- meningkatkan kualitas personel melalui perekrutan dan retensi yang lebih baik. 
- mengurangi kemungkinan terjerat masalah hukum.
- mencapai kesuksesan pribadi dan juga kesuksesan organisasi.
 
Itulah pengertian, cara mewujudkan dan manfaat dari lingkungan kerja yang inklusif. Inklusi adalah kunci sukses yang dibutuhkan organisasi dan setiap orang di dalamnya untuk mencapai tujuan yang dimiliki. Menciptakan lingkungan yang inklusif mungkin terasa sulit. Namun, jika kita mengambil langkah-langkah ini dan fokus untuk meningkatkan lingkungan kerja secara keseluruhan, maka menciptakan lingkungan yang inklusif akan menjadi hal yang mudah.
 
Budaya inklusi merupakan hal yang harus terus-menerus dikembangkan. Kita harus meninjau ulang kebijakan-kebijakan serta kegiatan-kegiatan yang ada di organisasi agar dapat menciptakan lingkungan yang inklusif. Pastinya, akan selalu ada hal yang perlu diperbaiki. 
 
Jadikanlah budaya inklusi ini sebagai prioritas organisasi yang kita miliki. Ketika kita mampu menghilangkan jarak yang ada di organisasi, setiap orang di dalam organisasi akan lebih memiliki rasa kepemilikan dan memberikan hasil terbaik yang bisa dilakukan. Tentu saja, ini akan mewujudkan kesuksesan yang diimpikan oleh organisasi itu sendiri serta kesuksesan setiap orang yang berada di organisasi tersebut.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini