STUDILMU Career Advice - Cara Memberikan Kritik yang Membangun

Cara Memberikan Kritik yang Membangun


by STUDiLMU Editor
Posted on Feb 24, 2019

 
Kritik. Apa yang ada di pikiran pembaca Career Advice saat mendengar kata “kritik”? Apakah itu sesuatu yang menakutkan, menegangkan atau mungkin hal yang biasa-biasa saja? Bagi sebagian orang, kritik atau umpan balik negatif adalah salah satu hal yang sangat dihindari, terutama di dunia pekerjaan. Kritik dianggap dapat menjatuhkan citra diri bahkan menjadi penghalang yang besar dalam meraih tujuan karier. Sebagiannya lagi menjadikan kritik sebagai sebuah hadiah yang tidak ternilai harganya. Yang mana hadiah ini tidak bisa dimiliki oleh semua orang. Mengapa demikian? Karena tidak semua orang berani memberikan umpan balik negatif kepada kita. Orang-orang cenderung merasa takut untuk mengungkapkan kebenaran. Sedangkan kebenaran benar-benar diperlukan terutama untuk sebuah kemajuan. 
 
Sayangnya, realitas yang terjadi adalah kebanyakan kritik yang disampaikan tidak mengandung kritik yang membangun. Melainkan, mengandung unsur-unsur kebencian yang terkadang tidak masuk akal. Inilah mengapa seni kritik semakin lama semakin memudar, bahkan hampir menghilang. Padahal, kritik memiliki seni yang sangat tinggi, yang mana pemberi umpan balik negatif setara dengan memberikan kasih sayang yang tulus kepada penerima umpan balik tersebut. Baik, agar saya dan semua pembaca Career Advice dapat menjaga seni yang dimiliki oleh kritik, mari kita simak pembahasan di bawah ini. 

Hindari Opini yang Bias

Sebagai seorang manusia, hampir tidak mungkin bagi kita untuk menghindari kata “bias”. Sekuat apapun kita mencoba untuk netral dalam menghadapi suatu hal, tetap saja ada hal yang membuat kita lebih cenderung ke satu arah dan menghiraukan hal yang lainnya. Ditambah lagi dengan kebebasan berpendapat yang dimiliki oleh setiap manusia. Ini semakin membuat kita lebih mudah untuk menyuarakan sudut pandang yang berbeda dengan orang lain. 
 
Ketika kita memiliki pengetahuan yang baik dalam suatu bidang, maka akan ada orang-orang yang jauh lebih berpengetahuan daripada kita, dan jangan jadikan ini sebagai peluang bagi kita untuk selalu merasa benar dan tidak menghiraukan pendapat orang lain. Bias memang suatu perasaan alami yang dimiliki setiap manusia, dan ini sulit untuk dikendalikan.
 
Dalam istilah neurologis, otak memiliki kapasitas pemrosesan informasi yang terbatas. Ini mengindikasikan bahwa kita benar-benar percaya bahwa kita tahu banyak hal daripada yang sebenarnya kita ketahui. Selain itu, kita juga memiliki kecenderungan untuk lebih mempercayai informasi-informasi yang mendukung keyakinan kita sendiri, dan inilah yang menjadikan perasaan “bias” terbentuk. Saat bias sudah terbentuk, kita cenderung menggeneralisasi suatu hal. Menganggap bahwa itu adalah sebuah “fakta umum” yang tidak perlu dicari lagi pembuktiannya, karena itu adalah hal yang benar. Nah dalam kondisi seperti ini, orang cenderung akan berpikir bahwa "saya benar dan Anda salah".
 
Poin pentingnya adalah, semakin sedikit orang-orang yang menyampaikan umpan balik yang konstruktif. Padahal metode dalam memberikan umpan balik yang benar adalah dengan menyampaikan kesalahan yang dilakukan, dan diikuti dengan perbaikan apa yang perlu digunakan oleh orang tersebut, dengan tidak memihak dalam hal apapun. Nah, jika semua orang memberikan kritik dengan cara yang seperti ini, saya jamin, orang-orang akan semakin gencar untuk melakukan peningkatan kualitas untuk karier mereka. 
 
Ibaratnya, mereka diberikan “racun” yang pahit, namun pada waktu yang sama juga mendapatkan obat penawarnya. Namun, jika kita tidak tahu seni dalam menyampaikan kritik, orang-orang yang menerima kritik kita akan mengabaikannya dan tidak menggunakannya untuk membangun peningkatan karier.

Jadi, Bagaimana seharusnya Kritik yang Baik?

Segala hal yang kita lakukan tergantung dengan niat yang kita miliki. Sama halnya dengan sebuah kritik. Kritik akan dikatakan sebuah kritik yang baik, jika dasar dari kritik yang diberikan memiliki niat yang positif. Sampaikan perbaikan-perbaikan apa saja yang perlu diterapkan, dan tentunya dengan Bahasa yang baik dan sopan. Ungkapkan kritik sebagai bentuk komunikasi yang tulus untuk membantu orang lain dalam meningkatkan mereka ke arah yang lebih positif. 
 
Kritik yang disampaikan juga harus objektif, dan berasal dari beberapa perspektif yang berbeda-beda. Ini menandakan bahwa tidak ada satu pendapat universal, tetapi kita mengakui ada banyak sudut pandang yang mungkin baik untuk dipertimbangkan. Yang tidak kalah penting, sebagai penerima kritik kita perlu menghormati sudut pandang lain yang diberikan, karena umpan balik yang baik bukan hanya berasal dari satu sudut pandang yang dianggap sebagai ‘fakta umum’. 

Panduan yang Baik untuk Memberi dan Menerima Kritik yang Baik

Saat kita memberikan kritik kepada orang lain, secara tidak langsung kita sedang mengasah pengetahuan karena kita membuat pandangan berdasarkan dari berbagai aspek. Di sisi lain, ketika kita menjadi penerima kritik, ini akan lebih berat daripada memberikan kritik kepada orang lain. Namun jika kita menerimanya dengan pikiran yang terbuka, maka kita dapat dengan mudah mengambil nilai-nilai positif yang terdapat dari setiap kritik yang diberikan.
 

Memberi Kritik

Sebagai pemberi kritik, kita harus benar-benar memahami maksud dan tujuan kita dalam memberikan kritik kepada orang lain. 
- Jangan sertakan pendapat pribadi (opini), apalagi jika pendapat kita tidak memiliki bukti-bukti yang pasti. 
- Hindari bentuk kritik yang subjektif. 
- Gunakan kata-kata yang sopan dan baik.
- Hindari bias, dan sertakan masukan terhadap perbaikan apa saja yang dapat diterapkan oleh orang tersebut. 
 

Menerima Kritik

- Dengarkan kritik dengan tenang dan bersikap terbuka dengan apa yang dikatakan oleh pemberi kritik. 
- Ajukan beberapa pertanyaan sebagai bentuk klarifikasi dengan maksud untuk memahami sepenuhnya apa yang mereka komunikasikan kepada kita. 
- Pastikan kita merasa jelas dengan kritik yang disampaikan dan mengerti titik kesalahan yang kita lakukan, sehingga akan lebih mudah untuk kita melakukan perbaikan. 
 
Nah, itu dia alasan mengapa kita tidak disarankan untuk memberikan kritik yang bias dan sangat disarankan untuk menyampaikan kritik sesuai dengan panduan yang baik. Jadi, pembaca Career Advice harus benar-benar memperhatikan komponen yang penting dalam memberikan kritik, serta menerima kritik dengan bijaksana, ya. Semua ini perlu kita terapkan agar seni positif dari sebuah kritik tetap terjaga dengan baik. Selamat mencoba rekan-rekan Career Advice. 
Featured Career Advices

Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU

Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!

Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU

Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan

Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan

Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan

Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah

Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah

Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah

Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah

Prinsip-Prinsip Agile Leadership

Prinsip-Prinsip Agile Leadership

Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital

Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital

Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams

Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams

Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group

Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group

Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda

Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda

Tips Membuat Artikel di LinkedIn

Tips Membuat Artikel di LinkedIn

Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders

Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse

Proses-Proses dalam Warehouse Management

Mengoptimalkan Fungsi Warehouse

Mengoptimalkan Fungsi Warehouse

Mengenal Warehouse Management System

Jenis-Jenis Warehouse

Jenis-Jenis Warehouse