Self Improvement
Cara Menghilangkan Sifat Egois dalam Diri
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Jun 17, 2019
“Saya rasa Anda adalah orang yang egois!” Wah, sontak saya merasa sangat terkejut mendengar ucapan yang disampaikan oleh orang di sebelah saya kepada temannya di telepon. Pikiran saya langsung melayang dan memikirkan, betapa kita perlu menghilangkan sifat egois di dalam diri agar interaksi kita dengan orang lain berjalan dengan baik dan mulus. Nyatanya, ini benar loh! Kita perlu menghormati dan bersikap toleransi atas segala hal yang orang lain ucapkan dan lakukan.
Apakah rekan pembaca juga pernah menghadapi situasi yang sama dengan orang di sebelah saya tadi? Saya harap tidak. Kalaupun ya, kami memiliki solusi yang mungkin bisa membantu rekan pembaca dalam menghapus sifat egois di dalam diri Anda secara perlahan, namun pasti. Yuk, kita simak beberapa cara menghilangkan sifat egois dalam diri berikut ini.
1. Berusaha Mendengarkan Orang Lain.
Sifat egois bermula dari sikap yang tidak ingin mendengar pendapat orang lain. Kita selalu menganggap bahwa apa yang kita katakan dan segala ide yang kita sampaikan adalah benar. Sehingga, kita merasa tidak memerlukan pendapat atau aspirasi dari orang lain.
Apabila kita benar-benar ingin ‘mengusir’ sifat egois di dalam diri, mulailah untuk mendengarkan apa yang orang lain sampaikan. Cobalah mendengar untuk memahami apa yang mereka sampaikan, bukan mendengar untuk sekedar menjawab apa yang mereka ucapkan.
2. Turunkan Sikap Sombong Kita.
Selalu ada langit di atas langit. Ketika kita merasa paling pintar, tentunya akan ada banyak orang yang memiliki tingkat kecerdasan lebih dari kita. Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Mulai dari sekarang, kita perlu menurunkan rasa sombong yang mengatakan bahwa kita adalah orang yang paling cantik, paling pintar, paling hebat dibandingkan orang lain. Setiap orang memiliki keistimewaan dan keunikannya masing-masing. Apabila kita merasa paling ‘waw’, maka sifat egois akan selalu ada di dalam diri kita.
3. Menempatkan Diri pada Posisi Orang Lain.
Sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa kehadiran orang lain, sifat egois benar-benar perlu kita hilangkan dari dalam diri. Akan ada saatnya kita harus mengerti apa yang orang lain rasakan, bagaimana kesusahan yang dihadapi orang lain.
Ini juga berlaku di dalam dunia bisnis. Misalnya, sebuah bisnis lama-kelamaan akan bangkrut, jika para
layanan pelanggannya tidak pernah mau mengerti keluhan dan kesulitan yang dirasakan oleh pelanggannya. Cobalah untuk menempatkan diri kita di dalam ‘sepatu’ orang lain, sehingga kita bisa merasakan apa yang mereka rasakan, ini sering disebut sebagai
rasa empati dan simpati.
4. Beramal atau Bergabung dengan Kegiatan Sukarelawan.
Cara ampuh lainnya untuk menghilangkan sifat egois adalah dengan menyisihkan sebagian uang kita untuk orang-orang yang lebih membutuhkan. Jika rekan pembaca suka kegiatan di luar rumah, coba deh ikut bergabung dengan kegiatan sukarelawan untuk membantu para korban banjir atau korban bencana alam lainnya.
Lihatlah bahwa ada banyak orang yang sangat memerlukan uluran bantuan kita, bukan memerlukan sifat sombong dan egois kita. Dengan melakukan ini, kita akan tersadar bahwa hidup akan lebih berarti ketika kita dapat menolong orang lain.
5. Memprioritaskan Keperluan Orang Lain.
Hidup tidak selamanya hanya tentang diri kita. Meskipun kita bisa berargumen bahwa “hidup saya ya milik saya, jadi suka-suka saya ingin melakukan segala hal dan memprioritaskan apapun”. Itu memang benar sih, tapi ada kalanya kita juga harus mengalah dan mendahulukan keperluan orang lain.
Poin ini sangat perlu diimplementasikan di setiap interaksi kita dengan orang lain. Interaksi antara kita dengan rekan kerja, bahkan antara kita dengan pasangan (suami atau istri). Tanpa poin ini, akan sulit bagi kita untuk
mempertahankan hubungan dengan orang lain secara baik.
6. Mencintai Orang-orang di sekitar Kita.
Kebanyakan mereka yang bersifat egois adalah orang-orang yang merasa tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang lain. Padahal, ada banyak orang yang sangat menyayangi mereka. Mereka memiliki kedua orang tua, keluarga, teman karib, tetangga bahkan beberapa pengagum rahasia (wow!).
Masalahnya, mereka tidak menyadari hal itu atau mereka tidak peduli akan kasih sayang yang diberikan orang lain. Sehingga, mereka hanya berfokus untuk memikirkan kehidupan diri sendiri dan masa bodoh dengan orang-orang di sekitarnya. Coba deh kita luangkan waktu untuk bersama-sama dengan mereka, dan rasakan bahwa mereka benar-benar peduli dan sayang kepada kita.
7. Mencari Cara Untuk Berkompromi dengan Sesama.
Masih ingat kan poin pertama artikel ini? Kita perlu menjadi seseorang yang mau mendengarkan orang lain. Selain itu, kita juga perlu mencari cara untuk bisa berkompromi dengan sesama, terutama ketika kita harus membuat sebuah perencanaan dan menyelesaikan suatu permasalahan.
Dalam kerja tim, poin ini benar-benar sangat diperlukan. Cobalah untuk bergabung pada grup diskusi, tarik nafas panjang-panjang dan bersikap tenang ketika pendapat yang diberikan oleh orang lain tidak sejalan dengan apa yang kita pikirkan. Ingatlah, bahwa kita perlu menghargai pendapat orang lain dan sesekali menggunakan pendapat orang lain agar kita bisa berinovasi.
8. Biarkan Orang Lain Melakukan Apa yang Mereka Inginkan.
Setiap manusia memiliki hak yang sama dengan kita. Hak untuk hidup, hak untuk berbicara atau berpendapat, hak untuk berpikir, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa semua orang memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan dan membuat keputusan sesuai apa yang mereka anggap terbaik, begitu juga dengan diri kita.
Mulai dari sekarang, kita perlu berhenti menjadi seorang yang ‘bossy’ atau suka menyuruh dan mendikte apa yang harus orang lain lakukan di dalam hidupnya. Biarkan mereka mengekspresikan diri dan berbahagialah akan hal itu.
Terakhir, kita perlu menerapkan 8 cara di atas mulai dari sekarang. Tidak akan ada orang yang suka berteman atau bekerjasama dengan orang-orang yang bersifat egois. Turunkan ego kita, dan kita akan mendapatkan kemudahan dalam berinteraksi dengan orang lain. Yuk, kita coba dari sekarang rekan-rekan Career Advice.