STUDILMU Career Advice - Cara Menjadi Pembicara yang Memotivasi Orang Lain

Cara Menjadi Pembicara yang Memotivasi Orang Lain


by STUDiLMU Editor
Posted on Feb 07, 2019

 
Ada banyak cara agar kita dapat berkontribusi kepada orang-orang di sekitar kita. Kita dapat membantu mengubah pola pikir negatif seseorang melalui tulisan-tulisan yang membuat banyak orang lebih termotivasi, atau melalui tutur kata positif yang dapat membangkitkan gairah hidup mereka demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. 
 
Adakah pembaca Career Advice yang merasa bahwa dirinya seorang yang cerewet, atau mungkin suka berbicara di depan umum (dengan melakukan orasi misalnya). Jika “ya”, hei selamat! Karena itu sebuah kekuatan yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain loh!
 
Jika pembaca memiliki kekuatan tersebut, Anda hanya tinggal memikirkan bagaimana caranya mengasah kemampuan tersebut menjadi sebuah manfaat bagi orang lain. Salah satu ide yang baik adalah menjadi seorang pembicara yang dapat memotivasi orang lain untuk lebih bersemangat dalam menghadapi hitam putih kehidupan. 
 
Apabila pembaca Career Advice tertarik untuk menjadi pembicara yang dapat memberikan “cahaya” kepada orang lain, Yuk kita simak beberapa kiat di bawah ini. 
 

1. Mengembangkan Ide Pembicaraan 

Sebelum menyampaikan ilmu serta pengalaman yang bermanfaat bagi orang lain, hal yang tentunya harus kita lakukan adalah mengembangkan ide. 
 
Kita tidak akan menjadi pembicara publik yang sukses dengan mengulangi ide-ide lama yang sama seperti pembicara lainnya. Jika kita menggunakan cara yang sama seperti mereka, lalu apa bedanya konten yang kita sampaikan dengan pembicara sebelumnya? Tidak ada. 
 
Apalagi jika kita hanya mengutip kata-kata motivasi yang mereka miliki, sebagai contoh “Bapak Mario Teguh selalu bilang bahwa…” “Seperti yang dikatakan oleh Om Bob Sadino bahwa…” dan itu terjadi berulang-ulang tanpa membuat kutipan khas yang kita miliki. 
 
Setiap orang mempunyai cara dan pandangan yang berbeda untuk tetap termotivasi dalam hidup, dan para pendengar ingin mendengarkan versi Anda, bukan terus-menerus menggunakan versi orang lain. Investasikan banyak waktu untuk memikirkan pesan dan bagaimana kita bisa menyampaikannya dengan cara yang akan menginspirasi, memotivasi, dan memikat para pendengar.
 

2. Pendengar Seperti Apa yang Diinginkan? 

Berpikir bahwa apa yang kita sampaikan akan berpengaruh positif untuk kehidupan semua orang, memang antusias yang sangat baik. Namun, kenyataannya tidak semua hal cocok untuk didengarkan oleh semua orang. Mengapa? Sederhana, mungkin poin-poin yang akan kita sampaikan tidak relevan dengan kehidupan mereka. 
 
Contohnya, saat kita menjadi seorang pembicara yang unggul dalam menyampaikan kiat-kiat sukses dalam bernegosiasi dengan klien, ini mungkin akan sangat cocok untuk para pebisnis yang ingin memperluas jaringan bisnis mereka. Tetapi, apakah ini materi yang ideal untuk para lulusan SMA yang sedang bingung memilih Perguruan Tinggi? Tentu tidak. Pesan yang terlalu umum biasanya tidak akan meninggalkan dampak yang besar pada siapapun.
 
Jadi, kita perlu mengidentifikasi jenis grup mana yang benar-benar ingin kita jangkau, sehingga kita dapat membuat konten yang relevan dengannya.

3. Menguji Konten Sebelum Menyampaikannya

Di zaman modern seperti sekarang ini, kehadiran internet benar-benar membantu kita dalam mengukur permintaan pasar dan minat khalayak ramai terhadap kata-kata motivasi yang kita sebarkan.  
 
Tidak sedikit para penulis yang menyampaikan motivasi yang ingin mereka tularkan melalui tulisan-tulisan di blog pribadi atau platform lainnya. Orang-orang merasa sangat tertarik dengan konten yang diberikan, sehingga para pembaca “meminta lebih”. Mereka ingin mendengarkan kata-kata motivasi lainnya secara langsung, yang meningkatkan gairah serta semangat setiap individu dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan teka-teki ini. 
 
Gunakan media sosial untuk membagikan kutipan atau ide kepada para followers. Ketika tulisan-tulisan kita menarik perhatian mereka, itulah saat dimana kita tahu bahwa konten tersebut benar-benar yang diinginkan oleh orang lain. Tidak hanya itu, mereka juga akan memberi tahu kita apa yang ingin mereka pelajari lebih lanjut jika kita mau mendengarkan permintaan mereka. 
 

4. Dapatkan Keterampilan Berbicara

Memiliki konten adalah persiapan awal yang baik, namun ada hal lain yang perlu dipikirkan. Apakah itu? Cara penyampaian yang benar dan tepat. Ada banyak pembicara yang sangat berpengaruh menjadi terkenal karena cara penyampaian mereka yang sangat menarik dan berbeda dari pembicara lainnya. 
 
Perhatikan juga Bahasa tubuh yang digunakan secara spontan saat menyampaikan konten kepada para pendengar. Sebagai contoh, menggoyang-goyangkan kaki saat berbicara termasuk hal yang cukup mengganggu. Untuk mendapatkan keterampilan dalam berbicara di depan umum, kita bisa mengambil kelas khusus, menyewa pelatih untuk membantu kita mengembangkan kebiasaan komunikasi yang lebih baik, atau merekam diri kita sendiri saat memberikan pidato dan menontonnya kembali. 
 

5. Menjadi Pembicara secara Sukarela

Setelah para pembaca Career Advice sudah merasa sangat siap dengan pengembangan konsep konten yang dibuat, cara penyampaian, dan percaya diri untuk tampil dan memotivasi orang banyak, cobalah untuk menjangkau organisasi atau perkumpulan lokal yang mungkin memerlukan jasa dan konten Anda untuk disampaikan kepada tim mereka. Tapi, tunggu dulu. Untuk di awal, Anda bisa memberikan penawaran ini secara gratis. 
 
Apakah Anda akan rugi? Tentu tidak. Anggap saja kesempatan ini sebagai praktik awal yang harus benar-benar dijalankan dengan sebaik mungkin, yang mana nama Anda akan semakin dikenal, dan Anda juga bisa menjadikan hal ini sebagai pengalaman awal agar menjadi lebih ahli pada kesempatan berbayar di masa yang akan datang. 

6. Promosikan Diri Sendiri

Setelah kita sudah merasa siap untuk memulai pembicaraan, mulailah untuk “memasarkan diri sendiri”. Sebagai contoh, coba untuk membangun situs web yang menunjukkan bahwa kita adalah seorang pembicara profesional, atau menambahkan judul profesi sebagai “pembicara” di akun Facebook, Twitter atau Instagram Anda, dan sertakan nomor telepon atau alamat email yang dapat dijangkau jika ada peserta yang tertarik untuk mengundang Anda ke acara mereka. 
 
Selain itu, teruskan upaya kita dalam menulis konten-konten motivasi di blog atau web pribadi, bahkan alangkah lebih keren jika kita dapat menerbitkan buku motivasi yang ditulis oleh diri kita sendiri. Dengan begitu, ilmu serta pengalaman berharga yang akan Anda berikan kepada khalayak ramai akan kekal selamanya. 
 
Oke, itu dia beberapa kiat hebat yang dapat diterapkan oleh para pembaca Career Advice untuk menjadi pembicara yang berpengaruh dalam memotivasi khalayak ramai. So, tunggu apalagi? yuk kita terapkan bersama-sama. Selamat mencoba rekan-rekan Career Advice. 
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini