Etos kerja adalah sikap atau perilaku yang kelihatan atas kehendak dan kesadaran sendiri seseorang yang didasari oleh nilai-nilai orang tersebut. Etos berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang artinya perilaku, sikap, karakter, watak, kepribadian, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individual, tetapi juga oleh sekelompok orang. Etos dibentuk oleh
berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta seperangkat nilai yang diyakini. Kalau rekan pembaca pernah bertemu orang yang memiliki etos kerja tinggi, bagaimana perasaan Anda? Mungkin kita akan sangat kagum kepada mereka, bukan? tentu saja, karena orang-orang seperti ini sangat memiliki etos kerja yang dapat diandalkan dan dibangun dengan melatih diri dalam mengikuti nilai-nilai yang dapat membentuk kita menjadi pekerja yang tekun. Sebanyak apapun pekerjaan yang kita miliki, secara otomatis kita akan menyelesaikannya tanpa basa-basi dan tanpa menunda-nunda. Semuanya dilakukan secara langsung, tanpa berpikir bahwa
menyelesaikan pekerjaan adalah sebuah perjuangan.
Setelah mengetahui pengertian dari etos kerja, kita semua pasti akan bertanya-tanya, “bagaimana cara membangun kebiasaan?” dan “bagaimana cara menerapkan kebiasaan tersebut secara konsisten?”
1. Membangun Kebiasaan
Segala hasil yang baik tentunya berasal dari kebiasaan yang baik juga. Hal yang sama juga terjadi pada etika kerja. Etika kerja yang baik atau etos kerja yang dapat diandalkan berawal dari kebiasaan yang positif, ketekunan dan fokus untuk segera mengeksekusi pekerjaan. Bukan hanya kecepatan dalam bertindak, namun tindakan yang diambil juga harus tepat. Sehingga, tidak ada proses membuang-buang waktu. Semua waktu yang diambil benar-benar digunakan secara efektif.
Kebiasaan yang diterapkan secara konsisten sangat identik dengan ketekunan. Nah, ketekunan ini adalah langkah utama yang perlu kita dapatkan agar bisa memiliki etos kerja yang andal.
Bagaimana cara mengetahui kita memiliki ketekunan atau tidak? Coba kita tanyakan pada diri sendiri “Apakah kita merasa cepat lelah walau hanya bekerja dalam waktu yang singkat?” dan “Apakah kita bisa tetap fokus untuk waktu yang lama saat mengerjakan tugas yang sama?” Jika jawabannya “ya”, maka selamat! Ini mengindikasikan bahwa rekan pembaca adalah orang yang tekun. Namun jika jawabannya “tidak”, itu menandakan bahwa kita harus membangun kegigihan yang lebih, sehingga kita dapat menjadi seorang yang tekun.
Membangun ketekunan memang memerlukan waktu yang cukup lama. Tetapi, ini dapat dilatih secara perlahan-lahan. Kita perlu melatih diri kita untuk bekerja pada periode yang lama dan tetap fokus. Meskipun ketekunan berarti bekerja dengan fokus pada jangka waktu yang lama, namun ini harus dibarengi dengan istirahat.
Sebagai contoh, bekerja selama 10 jam berturut-turut bukanlah strategi yang paling efektif, meskipun kita memiliki etos kerja yang kuat. Sebagai manusia kita juga memerlukan waktu istirahat, walaupun kita bekerja dari rumah dengan kondisi ruangan kerja yang nyaman. Tanpa waktu istirahat yang cukup, ini akan memunculkan dampak yang buruk bagi kesehatan kita.
Khusus untuk semua pembaca Career Advice, kami merangkum beberapa tips ampuh yang dapat diterapkan oleh rekan-rekan pembaca dalam membangun etos kerja yang kuat.
- Mengukur Diri Sendiri
Dari banyaknya manusia di muka bumi ini, hanya diri kita sendiri lah yang paling tahu bagaimana diri kita, apa kelemahan dan kelebihan yang kita miliki. Coba cari tahu berapa lama kita bisa bekerja secara efektif, berapa lama kita bisa fokus dengan pekerjaan yang ada di depan mata sekarang. Nah, dari pengukuran yang kita lakukan ini dapat menjadi bahan perbaikan yang baik kedepannya.
- Bekerja Lebih Lama
Jika biasanya rekan-rekan Career Advice bekerja selama 8 jam pas dalam sehari, coba deh untuk bekerja lebih lama dari biasanya. Katakanlah pada hari itu Anda bekerja selama 9 jam. Dan, keesokan harinya Anda bisa pulang seperti biasa kembali. Dengan memfokuskan diri untuk bekerja lebih lama sesekali, ini dapat meningkatkan kegigihan kita dalam bekerja setiap harinya.
- Berikan Ekstra 20%
Pastinya ada saat dimana kita benar-benar ingin menyerah. Nah saat rekan pembaca merasakan hal ini, kami menyarankan rekan-rekan Career Advice untuk melakukan pekerjaan dengan 20% lebih keras. Sebagai contoh, jika kita sudah bekerja keras selama tiga jam tetapi merasa ingin berhenti, coba tambahkan empat puluh menit lagi sebelum kita benar-benar bisa beristirahat.
- Fokus
Untuk membangun etos kerja yang andal, kita memerlukan ketekunan. Dan, untuk membangun ketekunan, kita memerlukan fokus. Nyatanya, tidak semua orang bisa memiliki fokus yang baik. Mengerahkan semua energi agar bisa fokus memang sangat melelahkan, namun jika kita melakukannya dibarengi dengan kegigihan, maka segalanya akan terasa lebih ringan.
Apabila kita benar-benar ingin memiliki etos kerja yang andal, kita perlu menanamkan nilai-nilai di dalam diri, bahwa apapun pekerjaan yang kita miliki, kita perlu mengerjakannya “sekarang juga!” Namun, kita perlu melakukannya dengan cepat dan tepat, tidak sembarangan dalam mengeksekusi pekerjaan.
Membangun etos kerja memang tidak semudah yang kita bayangkan. Untuk mewujudkannya, kita harus bekerja keras dalam melatih diri sendiri menjadi seorang yang tekun dan gigih. Di sisi lain, kita juga perlu memastikan bahwa mental dan raga kita juga mendapatkan jatah istirahat yang cukup untuk bersantai.
Namun saat waktunya bekerja, pastikan yang kita lakukan hanyalah seputar pekerjaan. Tidak ada kegiatan membuka profil facebook, membalas whatsapp, menyukai unggahan foto sahabat di Instagram, menelepon sahabat karib saat jam kerja, dan hal-hal lainnya yang dapat merusak fokus kita. Jangan biarkan diri kita menunda-nunda pekerjaan, sedangkan masih banyak daftar tugas lain yang belum selesai.
Setelah membaca artikel ini, mungkin sebagian dari Anda bertanya-tanya, sebenarnya apa manfaat yang bisa kita dapatkan dalam membangun etos kerja?
Jawabannya adalah, etos kerja sangat diperlukan untuk kemajuan karier pekerjaan kita. Jika kita tidak pernah memiliki keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih banyak dan
bekerja lebih keras, mungkin kita berada di jalur pekerjaan yang salah dan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Hal ini akan menjadi hal yang wajar jika kita memiliki profesi yang tidak kita sukai, atau sesuatu yang kita lakukan dengan terpaksa. Namun, apabila pekerjaan yang kita miliki sekarang adalah sesuatu yang kita cintai. Nah, ini pertanda bahwa kita benar-benar perlu membangun etos kerja yang kuat.
Jadi, tunggu apalagi rekan-rekan Career Advice? Yuk, kita mulai membangun etos kerja yang kuat dari sekarang. Dengan memiliki etos kerja, ini menandakan bahwa kita dapat menciptakan, mencapai dan menghasilkan kontribusi yang lebih banyak lagi dari sebelumnya. Semangat terus ya, rekan-rekan Career Advice.