Leadership
Gaya Kepemimpinan Situasional
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Feb 28, 2019
Kepemimpinan yang baik akan membuat setiap anggota tim menjalani perannya dengan hebat. Salah satu teori kepemimpinan yang sedang marak diperbincangkan adalah
gaya kepemimpinan situasional. Gaya kepemimpinan ini dikembangkan oleh Paul Hershey dan Kenneth Blanchard.
Setiap orang memiliki situasi yang berbeda sehingga ini menuntut setiap pemimpin untuk mengadaptasikan gaya kepemimpinannya masing-masing dalam mencapai kesuksesan. Sebagai pemimpin, Anda harus mampu untuk mengadakan pendekatan terhadap setiap tim dan juga individu dengan ragam keahlian yang dimiliki. Untuk itulah, seorang pemimpin harus mampu memimpin dengan gaya yang sesuai dengan situasi. Gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh beberapa faktor, bukan hanya karakteristik pribadi pemimpin atau anggota tim. Dan inilah 4 gaya kepemimpinan yang ada dalam gaya kepemimpinan situasional.
Pada tahapan ini, para pemimpin harus berurusan dengan pekerja yang belum kompeten dan belum termotivasi. Ini disebabkan oleh kurangnya pengalaman atau ketidakmampuan seseorang untuk bekerja secara mandiri. Ini biasanya terjadi pada anggota baru sebuah tim. Setiap anggota tim yang baru membutuhkan arahan. Mereka perlu diberitahu hal yang harus dilakukan dan cara untuk melakukannya. Ini adalah tahapan bagi seorang pemimpin untuk menyediakan apa, bagaimana, mengapa, kapan, dan dimana.
Instruksi dan pengawasan yang baik sangatlah diperlukan dalam tahapan kepemimpinan ini. Anggota tim perlu menerima banyak arahan dari pemimpin, maka dibutuhkan langkah-langkah jelas yang harus diambil. Tugas pemimpin adalah membuat keputusan akhir yang nantinya akan mengurangi beban anggota dan membantu kemajuan mereka. Oleh karena itu, instruksi yang diberikan harus sangat jelas dan mudah dipahami.
Bahkan, seorang pemimpin dapat meminta anggota tim tersebut untuk mengulangi hal yang harus dilakukan dengan kata-katanya sendiri. Dengan begitu, anggota tim yang baru dapat memahami instruksi dengan jelas.
Pada tahapan ini, anggota tim telah memiliki beberapa keterampilan, namun mereka belum berkembang secara penuh. Mereka memiliki keinginan untuk bekerja secara mandiri namun belum mampu untuk melakukannya. Mereka adalah anggota tim yang belum mencapai kematangan penuh dan masih terhambat oleh keadaan, seperti perubahan organisasi. Situasi ini mungkin akan menyebabkan seseorang merasa tidak diperhatikan.
Pada tahap ini, para anggota tim perlu untuk meningkatkan keterampilan mereka, mereka juga perlu memperdalam hubungan dan
kepercayaan terhadap pemimpin. Ini adalah landasan untuk menciptakan komitmen yang kuat nantinya. Pada situasi ini, para pemimpin diharapkan untuk mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan akan saran anggota tim dan memerhatikan anggota tim.
Gaya kepemimpinan ini disebut juga gaya ‘menjual’. Ya, pemimpin harus bisa menjual tugas yang ada terhadap anggota tim dan meyakinkan mereka bahwa mereka dapat melakukannya. Ketika anggota tim berhasil membuat sebuah kemajuan, maka pemimpin haruslah memberikan pujian sehingga akan membuat anggota tim lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya.
3. Supporting (Mendukung)
Pada tahapan ini, anggota tim telah berkompeten dalam keterampilan mereka. Namun, mereka masih belum memiliki konsistensi dalam kinerja dan mereka tidak berfokus pada tujuan akhir. Mereka adalah orang-orang yang memenuhi kualifikasi, namun mereka terkadang merasa bahwa mereka memiliki pekerjaan yang sangat banyak. Ini membuat mereka merasa tidak aman dan keberatan. Para pemimpin haruslah mendukung mereka untuk menghilangkan rasa ketidakamanan dan keberatan ini.
Para pemimpin dapat meminta anggota tim untuk turut mengambil bagian dalam membuat keputusan. Diskusikan bersama anggota tim hal yang akan diuji, cara untuk menguji, dan pembagian tugas antara anggota tim. Dengan begini, anggota tim merasa diterima dengan baik dan mereka dapat bekerja secara mandiri. Ini juga membuat mereka tetap termotivasi karena mereka menyadari bahwa mereka memiliki dukungan. Dukungan seorang pemimpin sangatlah dibutuhkan. Ketika seorang pemimpin memberikan kepercayaan terhadap anggota tim, maka kepercayaan diri mereka akan meningkat dan mereka tidak segan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan pemimpin.
4. Delegating (Mendelegasi)
Ini adalah tahapan dimana para anggota tim memiliki keterampilan yang tinggi dan komitmen yang penuh. Pada tahapan ini, pemimpin dapat
mendelegasikan tugas dan membiarkan anggota tim melakukannya secara mandiri. Para anggota tim telah mencapai tingkat kematangan sehingga mereka hanya membutuhkan sedikit dukungan. Mereka mampu bekerja dan maju secara mandiri.
Tugas pemimpin dalam tahapan ini adalah memantau kemajuan dan menjadi bagian di beberapa keputusan. Setiap anggota tim memberitahu pemimpin tentang kemajuan yang dibuat. Para anggota tim juga dapat memberitahu kapan masalah timbul dan kapan pekerjaan mereka menjadi mandek. Pada tahapan ini, anggota tim memiliki motivasi tinggi karena mereka memiliki kebebasan. Mereka tidak lagi harus berkonsultasi dengan pemimpin terus-menerus.
Mendelegasikan mungkin terlihat mudah namun sulit untuk dipraktikkan. Cara terbaik yang dapat dilakukan oleh pemimpin adalah membahas tujuan akhir, menentukan tenggat waktu dan rencana yang perlu dilakukan bersama dengan anggota tim. Setelah itu, pemimpin dapat mengadakan evaluasi untuk memantau kemajuan dan memeriksa bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baik. Pemimpin harus menyadari bahwa pendelegasian juga melibatkan jarak. Anggota tim bertanggung jawab dengan keputusan-keputusan yang dibuat. Jika segala sesuatu berjalan dengan baik, maka mereka berhak atas pujian.
Jadi, dalam tahapan ini, para pemimpin tidaklah lagi berfokus pada tugas dan hubungan dengan anggota tim. Para pemimpin harus berfokus pada tujuan besar dan peluang pertumbuhan untuk setiap anggota tim. Inilah tahapan dimana para pemimpin baru akan muncul.
Inilah penjelasan dan tahapan yang terdapat dalam gaya kepemimpinan situasional. Bagaimana menurut rekan pembaca Career Advice? Apakah Anda akan menerapkan gaya kepemimpinan situasional ini dalam praktik sehari-hari? Saya harap artikel ini dapat menunjang keberhasilan rekan pembaca dalam menerapkan gaya kepemimpinan situasional.