Generation Millennials & Z
Generasi Digital, Generasi Rentan? Fakta Kesehatan Mental Gen Z
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Dec 13, 2024
Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, adalah generasi pertama yang tumbuh dalam era internet dan teknologi canggih, menjadikannya generasi yang sangat akrab dengan dunia digital. Mereka disebut "generasi digital" karena teknologi telah menjadi bagian penting dari kehidupan mereka sejak dini, baik untuk belajar, bersosialisasi, maupun hiburan. Namun, di balik kemampuan mereka menguasai teknologi, terdapat tantangan serius yang mengancam kesehatan mental. Survei menunjukkan bahwa Gen Z memiliki tingkat kerentanan terhadap gangguan mental, seperti stres dan kecemasan, yang lebih tinggi dibandingkan generasi lain. Lantas, apa penyebabnya dan bagaimana kita dapat membantu mereka?
Fakta Kerentanan Kesehatan Mental Gen Z
Survei McKinsey Health Institute yang melibatkan lebih dari 41.960 orang dari 26 negara menunjukkan bahwa 18% responden dari generasi Z menganggap kesehatan mental mereka buruk. Persentase ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan milenial (13%), generasi X (11%), dan baby boomers (4%). Selain kesehatan mental, 14% Gen Z juga melaporkan bahwa kesehatan sosial mereka buruk, dan persentase yang sama juga melaporkan kesehatan spiritual yang tidak memadai.
Data lain dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 juga mengungkapkan bahwa prevalensi depresi tertinggi berada pada kelompok usia 15-24 tahun, yaitu sebesar 2%. Ironisnya, hanya 10,4% dari mereka yang mengalami depresi memilih untuk mencari bantuan profesional. Padahal, kelompok usia ini paling rentan dibandingkan kelompok usia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Gen Z menghadapi masalah yang serius, banyak dari mereka yang tidak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
Mengapa Gen Z Begitu Rentan?
Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap tingginya kerentanan kesehatan mental di kalangan Gen Z. Berikut beberapa faktor utama berdasarkan data dan penelitian:
1. Paparan Media Sosial
Media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan Gen Z. Mereka menghabiskan berjam-jam setiap hari untuk scrolling, berinteraksi, dan membandingkan diri dengan orang lain. Sayangnya, penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan di media sosial, semakin besar risiko gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Standar hidup yang sering kali tidak realistis di media sosial menjadi salah satu penyebab utama. Banyak anak muda merasa stres karena tidak mampu memenuhi "standar" yang mereka lihat di dunia maya. Selain itu, cyberbullying, tekanan sosial, dan fear of missing out (FOMO) semakin memperparah kondisi mental mereka.