Customer Service
IF SERVICE WERE A SALESMAN, HE SELLS...
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Nov 16, 2017
Jika Service is the new Marketing, maka seharusnya dengan memberikan Service, penjualan akan mengikuti sebagai hasil. Jika Anda bergerak di bidang distributor atau penjualan produk yang tidak Anda produksi sendiri, merubah produk sesuai harapan customer dengan cepat bukanlah hal yang mudah. Diperlukan data valid dengan jumlah tertentu untuk menjadi pengajuan ke pemilik brand, dengan proses yang memakan waktu bulanan hingga tahunan. Sementara itu terjadi, ada target penjualan berjalan yang harus dipenuhi. Mengiklankan produk adalah salah satu cara selain promo penjualan. Selebihnya? Anda butuh strategi pendukung baru. Pendekatan baru pada customer potensial. Anggaplah produk yang Anda jual memiliki kualitas biasa. Atau yakinlah bahwa kualitas produk yang Anda jual sudah tidak perlu dipertanyakan, tetapi ada banyak kompetitor sejenis yang mengepung Anda. Lalu apa yang bisa membuat Anda berbeda? Itu adalah Customer Service.
Mari coba mengingat-ingat, kapan perusahaan tempat kita bekerja memulai debutnya? Atau masih ingatkah kisah bagaimana brand kita berjuang untuk diterima di pasaran hingga mencapai posisinya sekarang? Berapa banyak brand kita mengiklankan diri di berbagai media? Berapa banyak event promosi untuk menunjukkan kualitas produk dan meyakinkan pasar? Berapa ratus program marketing yang sudah diluncurkan? Lalu di mana posisi brand kita kini dalam pasar dibandingkan kompetitor? Apakah revenue yang kita capai sebanding dengan promotion cost yang dikeluarkan? Lalu bagaimana dalam dunia Customer Service? Apakah pencapaian target market sudah berbanding lurus dengan Service Satisfaction Index nya?
Jika masih merasa belum yakin, mungkin Anda pernah mendengar kisah Joe Ades, jutawan Amerika yang terkenal – The Park Avenue Potato Peeler Man. Kisah sukses Joe hingga menjadi jutawan ternama di Amerika bahkan sempat diliput oleh NBC dan dimuat dalam artikel serial di majalah Vanity Fair. Berjualan dalam showroom mengkilat dengan fasilitas nan lengkap tentu sudah tidak mengagumkan di masa kini. Tetapi Joe berjualan di pinggir jalan Park Avenue, tanpa kios, hanya dengan berbekal seperangkat meja dan kursi kecil, beberapa kentang dan sayur, dan berlusin-lusin produk yang dia jual: pengupas kentang!
Joe tidak akan menawari Anda untuk membeli produknya. Dia hanya akan mengundang orang untuk mampir, dan mengajari Anda cara mudah mengupas kentang, membuat french fries, dan variasi memotong lainnya, tentu saja dengan hanya menggunakan satu alat kecil yang dia jual. Dia melayani calon pembeli potensialnya – yaitu siapapun yang melewati jalan tersebut, dengan membagi pengetahuan yang sesungguhnya mereka butuhkan, yang tepat guna dengan produknya. Dan dia melakukannya dengan gratis, tanpa menargetkan penjualan apapun. Penjualan terjadi dengan sendirinya. Dan tahukah Anda? Dia menjadi jutawan hanya dengan menjual produk yang sama, melakukan hal yang sama setiap harinya, selama 60 tahun. Ades memiliki apartemen tiga kamar di Park Avenue, bahkan setelan jasnya saja seharga US$ 1000! Tidakkah Service sudah menjadi The New Marketing dalam bisnis?