STUDILMU Career Advice -  Ilmu Berkomunikasi dengan 5 Tipe Orang Menyebalkan

Ilmu Berkomunikasi dengan 5 Tipe Orang Menyebalkan


by STUDiLMU Editor
Posted on Jun 26, 2019

Di dalam dunia komunikasi, kita akan berhadapan dengan banyak orang yang memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Selama hidup dan berkarier di dunia kerja, kita akan bertemu seseorang yang pemalu, ramah, menyebalkan, tukang gosip, cepat marah, dan lain sebagainya. Jika kita bertemu dengan orang-orang yang sopan santun dan baik dalam berkomunikasi, itu bagus. Namun, kondisinya akan berbeda jika kita harus berhadapan dan berinteraksi dengan orang-orang yang menyebalkan. 
 
Duh, membayangkannya saja rasanya sudah malas. Apalagi harus berkomunikasi dengan mereka setiap hari, kebayang gak rekan-rekan? Mungkin rekan pembaca memiliki satu atau lebih dari rekan-rekan kerja di kantor yang memiliki sifat menyebalkan seperti yang akan kita bahas pada artikel ini. Jadi, pastikan rekan pembaca membaca artikel ini sampai selesai ya! Langsung saja yuk kita simak penjelasannya berikut ini. 
 

1. Seorang yang Pembual. 

Tipe menyebalkan yang pertama, yang mungkin akan kita jumpai atau sudah kita jumpai adalah seorang yang pembual. Seseorang yang pembual ini cenderung suka berbicara banyak, namun tidak ada satupun hal yang dibicarakan akan dilaksanakannya. Intinya, dia hanya membual akan melakukan ini itu, namun hasilnya tidak ada. 
 
Misalnya, “saya akan membantu Anda membuat slide presentasi untuk rapat kerja besok”. Kenyataannya, dia sama sekali tidak membantu apa-apa, bahkan tidak memberikan kabar lanjutan apapun bahwa dia akan membantu rekan kerjanya. 
 
Bertemu, berhadapan, berbicara atau berkomunikasi dengan tipe orang seperti ini akan menjadi momen yang sangat menyebalkan. Bahkan, kita seperti membuang-buang waktu kita untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan. 
 
Lalu, ilmu berkomunikasi apa yang bisa kita terapkan dalam menghadapi orang seperti ini? Mendengarkan apa yang mereka katakan itu baik, namun cobalah untuk menegaskan bahwa kita hanya akan mempercayai ucapannya melalui tindakan, bukan sekedar ucapan. Apabila penegasan ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, maka balaslah ucapan mereka dengan senyuman saja. 
 
Dengan begitu, mereka akan tersadar bahwa lawan bicaranya sudah malas mendengarkan segala bualan-nya.

2. Seorang Penyebar Rumor atau Gosip. 

Kami sangat yakin bahwa rekan-rekan Career Advice pasti pernah bertemu atau memiliki satu teman (atau lebih) dengan karakteristik seperti ini. Yap! Para penyebar rumor atau gosip banyak tersebar dimana-mana. Bahkan jika tidak ada berita yang bisa mereka perbincangkan, mereka akan membuatnya sendiri dengan memanipulasi cerita yang ada. 
 
Tidak dapat disangkal lagi bahwa bertemu dan bekerja dengan orang-orang seperti ini hanya akan membuat hidup kita menjadi tidak tenang, resah dan khawatir. Kita akan berpikir, “jangan-jangan setelah ini saya yang akan menjadi korban gosipnya”. 
 
Lalu, ilmu berkomunikasi apa yang bisa kita terapkan dalam menghadapi orang seperti ini? salah satu cara terampuh di dalam ilmu komunikasi ketika berhadapan dengan orang yang seperti ini adalah langsung mengganti topik pembicaraan ketika mereka datang menghampiri kita. Jangan biarkan mereka mendengarkan apa yang kita bicarakan atau yang kita ceritakan kepada orang lain. 
 
Akankah lebih baik jika kita menghindar dari peredaran mereka dengan berkata “permisi”, sehingga tidak ada celah bagi mereka untuk mendengarkan apa yang kita diskusikan. Ingat, jangan berbagi cerita atau informasi apapun kepada orang-orang seperti ini. 
 

3. Seorang yang Sombong. 

Selain kedua karakteristik yang menyebalkan di atas, tipe ketiga ini juga merupakan tipe orang yang menyebalkan. Para individu yang sombong hanya akan peduli dengan diri mereka sendiri. Orang-orang seperti ini akan memberitahu orang lain tentang apa yang telah mereka lakukan, apa yang mereka miliki, apa yang sedang mereka usahakan, dan lain sebagainya. 
 
Mereka tidak akan membiarkan orang lain untuk menjelaskan apa yang orang lain lakukan. Semua benar-benar tentang mereka. Sebagai contoh, “Saya kemarin habis beli mobil Ferrari, saya berencana akan membeli satu mobil mewah lagi bulan depan, saya akan bla bla bla… ”. 
 
Jika mendengarkan mereka secara terus-menerus membuat telinga kita sakit, maka bersabarlah dan ajukan pertanyaan “Wah, saya kagum dengan pencapaian kamu. Kira-kira apa yang membuat kamu lebih tertarik membeli mobil Ferrari dibandingkan mobil lainnya?” Atau, ajukan pertanyaan yang netral. Pertanyaan yang netral mungkin bisa membuat kita mendapatkan informasi dan pengetahuan baru dari mereka, meskipun konten pembicaraan mereka sangat menyebalkan. 
 

4. Seorang yang Berhati Keras. 

Tipe keempat ini dimiliki oleh orang-orang yang tidak bisa menyaring perkataan mereka dengan baik. Mereka cenderung mengatakan apapun yang ada di dalam pikiran mereka, tanpa peduli apakah ucapan mereka akan menyakiti orang lain atau tidak. Sebenarnya mereka tidak memiliki niatan apapun untuk menyakiti orang-orang di sekitar mereka, namun mereka hanya tidak bisa mengekspresikan diri tanpa dianggap negatif atau kasar oleh orang lain. 
 
Sebagai contoh, seseorang berkata kepada rekan pembaca “Eh kok kamu terlihat sangat kurus ya sekarang? Makan yang banyak dong supaya badan kamu menjadi lebih berisi”. Meskipun mungkin niatnya baik, namun tidak semua orang merasa oke-oke saja ketika ada orang lain yang mengkritik penampilan fisik mereka. 
 
Lalu, ilmu berkomunikasi apa yang bisa kita terapkan dalam menghadapi orang seperti ini? Mungkin kita akan tergoda untuk membela diri secara defensif di depan orang tersebut. Namun, bersabarlah. Cara terbaik yang bisa kita lakukan adalah mengalihkan komentar pedas mereka dengan pujian. 
 
Misalnya, “Ah masa sih? Terima kasih ya sudah diperhatikan seperti ini. Aku memang sedang berusaha untuk menurunkan berat badan supaya bisa langsing seperti kamu”. Tidak akan ada orang yang tidak suka dipuji. Membalas kritik dengan pujian akan membuat kita menjadi orang yang lebih positif dan tidak pusing terhadap kritik-kritik pedas dari orang lain.

5. Seorang yang “Celamitan”. 

Celamitan disini memiliki makna bahwa orang tersebut selalu menginginkan hal-hal yang gratis namun berkualitas dari orang lain. Orang-orang seperti ini cenderung mendekati orang lain dengan tujuan mendapatkan hal-hal positif yang orang tersebut miliki. 
 
Sebagai contoh, “Eh, kamu kan seorang dokter kulit ya? Aku mau konsultasi dong tentang wajahku yang jerawatan ini. Kira-kira apa ya solusi untuk wajah yang berjerawat? Kamu ada obat gratis ga untuk aku?”.
 
Terlihat dengan jelas bukan bahwa orang dengan tipe seperti ini hanya ingin “sesuatu” dari orang lain. Lalu, ilmu berkomunikasi apa yang bisa kita terapkan dalam menghadapi orang seperti ini? Usahakan untuk tidak terbuai dengan rayuan mereka dalam memberikan hal-hal gratis dari kita, apabila contoh kasusnya seperti di atas, kita bisa menjawab seperti ini, “Saya tidak tahu permasalahan inti dari wajah kamu, wajah kamu harus diperiksa dulu di klinik saya. Coba hubungi asisten saya dulu ya untuk menjadwalkan janji”. Dengan begitu, mereka akan tersadar bahwa tidak semua hal di dunia ini bisa didapatkan secara percuma (gratis). 
 
Itulah ilmu berkomunikasi yang baik dan tepat yang bisa kita terapkan ketika bertemu dengan 5 tipe orang yang menyebalkan seperti di atas. Jadi, ketika bertemu dengan orang-orang seperti itu, jangan langsung emosi ya rekan-rekan pembaca. Cobalah untuk mengikuti ilmu berkomunikasi seperti di atas. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini