Innovation
Inovasi dan Kelangsungan Hidup
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Jan 26, 2018
Dunia sedang bergejolak. Mungkin lebih tepat bisa dibilang sangat bergelora. Ini bukan karena Brexit yang membingungkan kawasan Eropa ataupun penembakan di Dallas yang sedang menggelorakan Amerika, tapi oleh John Hanke yang mendadak sontak menjadi selebriti dunia.
Siapa John Hanke ?
Mungkin tak banyak yang tahu karena ia belum sepopuler Mark Zuckerberg atau Bill Gates apalagi Donal Trump misalnya. Tapi karyanya menghebohkan dunia. Bukan hanya USA, Australia dan NewZealand, yang secara ‘resmi’ dijadikan ajang peluncurkan “App baru” nya, tapi negara lain juga sudah menikmati kenikmatan Aplikasi ini walaupun dalam versi APK alias versi tidak resmi.
Di Indonesia, wabah ini sudah menjalar ke semua kalangan, bukan hanya Gen Y dan Z tapi juga Gen X. Bahkan, ada yang demikian antusiasnya, menghabiskan uang ratusan ribu rupiah untuk mengikuti irama permainan ini dengan keliling kota dengan Gojek mengejar point.
Yang saya maksud adalah Pokémon Go App. Fenomena baru yang membuat permainan lain seakan terhenti sejenak karena ditinggal penggemarnya. Seakan semua bicara soal Pokémon Go dan kalau tidak memiliki Aplikasi ini di smartphone mereka, apalagi yang Gen Y dan Z, dianggap ketinggalan jaman.
Itulah fenomena Inovasi.
Begitu terbit yang baru, yang lama menjadi kadaluarsa. Secepat itu ditinggal oleh penggemarnya yang mungkin sudah beberapa tahun sangat loyal.
Pertanyaannya, semudah itukah John Hanke ‘menciptakan’ Pokémon Go ?
Ternyata, Pokémon Go itu bukan diciptakan semalam atau satu edisi, permainan ini merupakan evolusi dari inovasi selama 20 tahun. Ya, sekali lagi 20 tahun John sduah berjuang sehingga sampai pada edisi sekarang.
John sudah mulai menyamakan idenya sejak tahun 1996 – yang disebut sebagai level 1 oleh Eddie Cantor - dengan “Meridian 59’ bersama rekannya. Dan ini terus diperbaiki, dalam bahasa Jepang Kaizen atau continuous Improvement, sampai ke level 10 sehingga berubah wujud menjadi Pokémon Go yang baru diluncurkan 6 Juli 2016 yang lalu.
Apa yang bisa kita pelejari dari Fenomena Pokémon Go ini ?
Pertama, inovasi yang sukses adalah EVOLUSI dari inovasi sebelumnya yang mungkin hanya sekedar improvisasi kecil dan INTEGRASI dari inovasi yang sudah tersedia di pasar.
John Hanke tidak menciptakan semua perangkat lunak dan solusi untuk membuat Pokémon Go yang dahsyat, tapi ia menggabungkan semua solusi yang sudah ada dan dipaket menjadi solusi baru yang unik.
Kedua, inovasi itu membuat yang SULIT jadi MUDAH dan membuat yang MUDAH jadi sangat SEDERHANA sehingga Balita pun bisa memainkannya.
Ini Tantangan yang menarik. Membuat yang mudah tapi unik membutuhkan algoritma yang rumit tapi mampu diramu sehingga pelanggan tinggal menikmati yang mudah saja. Itu kesuksesan Pokémon Go seperti halnya Angry Bird dan Tetris misalnya.
Ketiga, kedua hal diatas akan sukses kalau inovator mampu MEMANFAATKAN TEKNOLOGI untuk MENCIPTAKAN KEBUTUHAN dan KEPUASAN Pelanggan.
Pelanggan kadang tidak tahu apa yang dibutuhkan, itu sebabnya Inovator yang bisa menciptakan kebutuhan akan menjadi pemenang. Itulah yang disajikan dengan apik oleh Pokémon Go.
Bagaimana dengan bisnis – termasuk karir - kita ?
Kalau mau sukses, tiga prinsip tadi harus dijalankan. Harus terus berinovasi karena begitu berhenti bisnis atau karir akan mati. Harus membuat pelanggan – boss dan the next process - jadi mudah menikmati produk dan jasa kita, kita yang bekerja sulit buat mereka dan lebih dahsyat lagi kalau bisa menciptakan kebutuhan pelanggan – atasan dan perusahaan kita.
Kalau tidak, saya ucapkan sayonara ..... Kalau ya, saya sampaikan Welcome to the new world.
Salam,
Paulus Bambang
adalah Director PT Astra International Tbk dan Penulis buku-buku laris dengan judul Built to Bless Company, Lead to Bless Leader, As CEO’s Soulmate dan Balancing Your Life.