STUDILMU Career Advice - Karakteristik Generasi Z

Karakteristik Generasi Z


by STUDiLMU Editor
Posted on Mar 19, 2019

 
Halo rekan pembaca. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa 76% dari generasi Z ingin mendapatkan promosi di tempat kerja dalam 12 bulan. Wow, terdengar mengejutkan sekali, bukan? Generasi Z telah hadir dalam dunia pekerjaan dan dalam beberapa tahun kedepan jumlah mereka akan meningkat pesat. Apakah yang dimaksud dengan Generasi Z dan siapa sajakah mereka? Inilah yang perlu Anda ketahui.
 

Penelitian tentang Generasi Z

Sebuah perusahaan pelatihan menemukan bahwa sekarang ini terdapat 1000 Generasi Z dengan usia 18-23 tahun. Mereka adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1996-2003. Mereka selalu menunjukkan sikap nyata dalam pekerjaan mereka, termasuk gaji, promosi dan peluang jabatan.
 
Dari beberapa faktor ini, para peneliti menemukan bahwa Generasi Z memiliki ekspektasi tinggi akan gaji dan promosi. Kata-kata ‘tunggu dulu, ini belum waktunya’ bukanlah kata-kata yang tepat bagi Generasi Z. 76% dari mereka percaya bahwa mereka dapat dipromosi dalam satu tahun. 36% percaya bahwa mereka layak mendapatkan promosi dalam waktu 6 bulan pada pekerjaan pertama mereka.
 
Lalu, apa saja karakteristik yang dimiliki oleh Generasi Z? Berikut adalah karakteristik Generasi Z yang perlu diketahui. 
 

1. Generasi Z yakin dengan gelar sarjana mereka.

Desas desus yang dikabarkan oleh media mengatakan bahwa Generasi Z berikutnya memiliki kemungkinan untuk meninggalkan kuliah dan bergabung dengan perusahaan Startup atau membuat perusahaan mereka sendiri. Namun, ini belum sepenuhnya benar. Sekitar 80% dari Generasi Z meyakini bahwa mereka memerlukan gelar sarjana mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Sekitar 70% dari Generasi Z meyakini bahwa mereka membutuhkan gelar sarjana untuk mempertahankan gaya hidup yang nyaman bagi mereka.
 

2. Generasi Z peduli terhadap pinjaman pelajar, pilihan karier dan menjadi seorang yang cukup baik.

Saat ini, berdasarkan data pinjaman pelajar terbaru, lebih dari 44 juta orang memiliki pinjaman atau hutang pelajar sebanyak lebih dari satu triliun. Hanya 30% dari Generasi Z yang percaya bahwa mereka dapat melunasi hutang tersebut. Sekitar 26% dari mereka merasa ragu bahwa mereka telah membuat pilihan yang salah dan 26% juga merasa bahwa mereka tidak dapat memberikan yang terbaik pada pekerjaan pertama mereka.
 

3. Generasi Z menginginkan manajer yang baik dan mereka juga berharap dapat menjadi manajer yang baik.

Generasi Z adalah orang-orang sangat ambisius. 60% dari mereka tertarik untuk memiliki posisi dalam manajemen. Lebih dari 75% percaya bahwa kemampuan seorang pemimpin untuk melatih merupakan faktor yang penting. 25% percaya bahwa kemampuan seorang pemimpin untuk melatih merupakan hal yang paling penting. Satu dari empat orang mengatakan bahwa ia akan meninggalkan perusahaan jika memiliki bos yang memimpin dengan ketakutan.
 

4. Generasi Z memiliki semangat wirausaha.

Disaat sebagian Generasi Z berencana untuk bekerja di perusahaan sepanjang karier mereka, mereka juga melatih diri untuk berpikir sebagai wirausahawan. 72% dari mereka berharap dapat memulai bisnis sendiri di kemudian hari dan 61% berencana untuk menjalankan bisnis sendiri setelah mereka lulus kuliah.

5. Generasi Z membutuhkan stabilitas.

Jika berbicara tentang prioritas kerja, 69% dari Generasi Z peduli akan kehidupan pribadi dan pekerjaan yang seimbang, tentunya dengan kompensasi dan manfaat lain yang bisa mereka dapatkan. Generasi Z jauh lebih menginginkan stabilitas dibandingkan dengan  pekerjaan yang sesuai dengan kesukaan mereka. Tentunya ini adalah hal yang  berbeda dengan para milenial. 88% kaum milenial percaya bahwa kesuksesan mereka ditentukan oleh kebahagiaan yang mereka dapatkan.
 
Itulah karakteristik yang dimiliki oleh Generasi Z. Lalu, bagaimana perusahaan dan para pemimpin menyikapi para Generasi Z? Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat dilakukan.
 

1. Ciptakan komunikasi dua arah dan berikan umpan balik sesering mungkin.

89% Generasi Z mengharapkan umpan balik dari bos mereka. Untuk menemui harapan ini, komunikasi adalah pusatnya. Perusahaan dan para pemimpin haruslah memberikan kesempatan untuk memberikan umpan balik, baik umpan balik positif maupun umpan balik konstruktif. Inilah cara yang tepat untuk membangun kepercayaan dan kesetiaan Generasi Z. Umpan balik ini tidak harus diberikan dalam pertemuan mingguan yang formal. Anda dapat mengirimkan mereka sebuah email singkat atau bahkan sebuah perbincangan singkat langsung di meja kerja Generasi Z. Itu adalah pilihan cara yang dapat Anda lakukan untuk memberikan mereka umpan balik.
 

2. Membangun semangat wirausaha.

Banyak dari para Generasi Z berpikir bahwa berkarier di perusahaan korporat adalah rencana cadangan mereka. Mereka memiliki semangat untuk membangun usaha sendiri dan mengembangkan kreativitas mereka. Berikanlah mereka kesempatan untuk menampilkan keunggulan mereka dengan maksimal dan menciptakan dampak bagi perusahaan. Tawarkan mereka untuk mengikuti program pengembangan guna membangun keahlian mereka.

3. Memotivasi melalui pemberdayaan, bukan ketakutan.

Jalan tercepat untuk mengurangi jumlah karyawan dari generasi apapun adalah memimpin dengan ketakutan. Jadi, berdayakan Generasi Z dengan tugas dan tanggung jawab yang memicu kreativitas mereka, bukan dengan ketakutan.

4. Mengembangkan soft skills.

Anggota Generasi Z berharap ingin menjadi manajer di kemudian hari. Bantulah perjalanan karier mereka dengan menanamkan soft skills, seperti empati, di awal karier mereka. Ini akan membantu mereka menjadi pemimpin yang lebih baik nantinya.
 

5. Latihlah mereka.

Terlepas dari memiliki ambisi yang kuat, Generasi Z juga mengharapkan adanya pelatihan bagi mereka. Bagi para pemimpin, tunjukkan mereka cara yang tepat dalam mengerjakan sesuatu, ajari mereka dan buat mereka terinspirasi. Ketika Generasi Z merasa bahwa mereka diberdayakan dengan baik, mereka akan memiliki kepercayaan untuk berkolaborasi dengan baik. 
 
Itulah 5 cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dan para pemimpin dalam mengelola Generasi Z. siap atau tidak, Generasi Z akan menjadi anggota tim yang tampil maksimal dengan keunggulan yang mereka miliki. Selamat menyambut dan mengelola Generasi Z dalam manajemen setiap rekan pembaca.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini