STUDILMU Career Advice - Keterampilan Berkomunikasi

Keterampilan Berkomunikasi


by STUDiLMU Editor
Posted on Sep 28, 2018

Sebelum rekan-rekan Career Advice membaca artikel ini lebih lanjut, ada baiknya jika kita membahas apa itu keterampilan dan arti berkomunikasi itu sendiri. Apa yang dimaksud dengan komunikasi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami dengan baik. Sedangkan berkomunikasi adalah mengadakan komunikasi. 
 

A. Memahami Dasar-dasar Kemampuan Berkomunikasi

Mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi. 

Komunikasi adalah proses mengirimkan sinyal/pesan antara pengirim dan penerima melalui berbagai macam metode (tulisan, isyarat nonverbal, dan lisan). Komunikasi juga merupakan mekanisme yang kita gunakan untuk membangun dan memodifikasi hubungan.
 

Milikilah keberanian untuk mengatakan apa yang dipikirkan.

Milikilah rasa percaya diri bahwa Anda dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam percakapan. Luangkan waktu setiap hari untuk mengenali pendapat dan perasaan Anda sehingga Anda dapat menyampaikan pada orang lain. Orang yang ragu untuk berbicara karena merasa pendapatnya tidak berharga tidak perlu takut. Apa yang penting atau berharga untuk seseorang mungkin tidak berlaku bagi orang lain dan mungkin lebih berharga bagi orang yang satunya lagi.

Berlatihlah.

Mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik dimulai dengan interaksi yang sederhana. Kemampuan komunikasi bisa dilatih setiap hari baik baik untuk interaksi sosial hingga profesional. Kemampuan baru membutuhkan waktu untuk ditingkatkan. Namun, setiap kali Anda menggunakan kemampuan komunikasi, maka Anda akan membuka diri terhadap berbagai kesempatan dan hubungan di masa depan. 
 

B. Libatkan Lawan Bicara

Lakukan kontak mata.

Apapun posisi Anda, entah itu sebagai pembicara atau pendengar, memandang mata orang lain yang Anda ajak bicara akan membuat interaksi menjadi lebih berhasil. Kontak mata menunjukkan ketertarikan dan membuat lawan bicara menjadi tertarik juga untuk berinteraksi dengan Anda. Salah satu teknik untuk membantu hal ini adalah memandang salah satu mata pendengar lalu berpindah ke mata lain. Memandang berpindah-pindah dari satu mata ke mata lain akan membuat Anda terlihat berbinar-binar. Cara lain adalah dengan membayangkan huruf “T” pada wajah si pendengar, dengan garis horisontal sepanjang alis dan garis vertikal sampai tengah hidung. Pusatkan mata untuk terus memandang zona “T” tersebut.
 

Gunakan gestur.

Gestur ini meliputi tangan dan wajah Anda. Buatlah agar seluruh tubuh Anda bicara.Gunakan gestur yang lebih kecil untuk perorangan dan kelompok kecil. Gestur yang lebih besar digunakan saat menghadapi kelompok lawan bicara yang lebih besar.

Jangan mengirimkan pesan yang campur aduk.

Selaraskan antara kata-kata, gestur, ekspresi wajah, dan nada suara. Menghukum seseorang sambil tersenyum akan mengirimkan pesan yang campur aduk dan tindakan ini tidak efektif. Jika Anda mengirimkan pesan yang negatif, selaraskan kata-kata, ekspresi
wajah, dan nada suara dengan pesan tersebut.

Hati-hati dengan apa yang dikatakan oleh tubuh.

Bahasa tubuh dapat lebih berbicara banyak daripada kata-kata yang keluar dari mulut. Sikap yang terbuka dengan posisi lengan yang santai mengisyaratkan bahwa Anda mudah didekati dan terbuka untuk mendengarkan apa yang ingin dikatakan orang lain.
· Sebaliknya, lengan yang terlipat dan bahu yang membungkuk menunjukkan ketidaktertarikan pada percakapan atau tidak bersedia untuk berkomunikasi. Komunikasi seringkali bisa dihentikan dengan bahasa tubuh sebelum dimulai yang menandakan Anda tidak ingin berbicara.
· Postur yang tepat dan sikap yang mudah didekati dapat membuat percakapan yang kaku sekalipun mengalir dengan lancar.

Tunjukkan sikap dan kepercayaan yang konstruktif.

Sikap yang Anda tunjukkan saat berkomunikasi akan memberikan pengaruh yang besar pada cara Anda mengatur diri dan berinteraksi dengan orang lain. Bersikaplah jujur, sabar, optimis, tulus, menghargai, dan menerima orang lain. Bersikaplah sensitif terhadap perasaan orang lain dan percaya pada kemampuan orang lain.
 

Kembangkan kemampuan mendengar yang efektif.

Seseorang tak hanya dituntut untuk mampu berbicara secara efektif, namun juga harus mendengarkan orang lain dan terlibat dalam pembicaraan yang sedang dibicarakan oleh orang lain. Hindari sikap hanya mendengarkan akhir kalimatnya saja sehingga Anda ikut berbicara pada saat yang bersamaan dengan orang lain yang sedang berbicara.
 

C. Gunakan Kata-kata Anda

Utarakan kata-kata Anda.

Berbicaralah dengan jelas dan jangan menggumam. Jika orang selalu meminta Anda mengulang kata-kata, cobalah untuk melatih diri mengucapkan kata-kata dengan jelas.
 

Ucapkan kata-kata dengan jelas.

Orang akan menilai kompetensi Anda lewat kosakata yang diucapkan. Jika Anda tidak yakin untuk mengucapkan suatu kata, jangan gunakan kata itu.

Gunakan kata-kata yang tepat.

Jika Anda tidak yakin dengan arti sebuah kata, jangan gunakan. Bukalah kamus dan mulailah belajar satu kata baru setiap hari. Gunakan sesekali kata baru itu dalam percakapan sepanjang hari.

Perlambatlah cara bicara Anda.

Orang akan mengetahui Anda sedang cemas dan tidak percaya diri jika Anda berbicara dengan cepat. Namun hati-hati, jangan memperlambat cara bicara pada titik di mana orang mulai menyelesaikan kalimat Anda hanya untuk membantu Anda selesai berbicara.
 

D. Gunakan Suara Anda

Kembangkan suara Anda.

Suara yang tinggi atau melengking tidak dianggap sebagai sebuah kewibawaan. Nyatanya, suara yang tinggi dan lembut akan membuat Anda seperti mangsa bagi rekan kerja yang agresif atau membuat orang lain tidak menganggap Anda secara serius. Mulailah untuk berlatih menurunkan nada suara. Cobalah untuk menyanyikan lagu-lagu favorit Anda, namun dengan oktaf yang lebih rendah. Berlatihlah dan setelah beberapa lama, nada suara Anda akan mulai merendah.
 

Hidupkan suara Anda.

Hindari suara yang monoton dan gunakan suara yang dinamis. Nada suara harus naik dan turun secara periodik. Penyiar radio adalah contoh yang bagus untuk urusan ini.

Gunakan volume suara yang sesuai.

Gunakan volume suara yang sesuai dengan situasi. Bicaralah dengan suara lebih lembut jika Anda seorang diri dan akrab dengan lawan bicara. Bicaralah dengan suara yang lebih besar ketika berhadapan dengan jumlah lawan bicara yang lebih besar atau berada di ruang yang lebih besar.
 
Jika ingin menyelenggarakan training Komunikasi, silakan menghubungi kami di:
021 29578599 (Hunting)
021 29578602 (Hunting)
0821 1199 7750 (Mobile)
0813 8337 7577 (Mobile)
info@studilmu.com
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini