Leadership
Kompetensi Seorang Leader
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Jul 04, 2018
Dalam pekerjaan, banyak orang mengambil posisi tengah alias posisi "aman", termasuk seorang leader. Naluri mencari posisi “aman” ini biasanya muncul saat pengajuan hal-hal atau ide yang keluar dari pakem. Mereka tidak berusaha memperjuangkan ide dan pendapatnya kuat-kuat, tetapi lebih memilih untuk menyenangkan semua pihak. Padahal, kita adalah bagian dari perubahan yang bergerak secara continue, sehingga memaksa untuk tidak mengikuti arus perubahan justru akan menyulitkan diri sendiri. Manajemen yang enggan merubah paradigma mereka dan menolak menyejajarkan diri dengan paradigma baru, akan tumbang oleh perubahan. Perubahan adalah proses yang terorganisir dan harus diarahkan untuk memberdayakan seluruh komponen organisasi, yang harus siap menerima dan bergabung dengan perubahan itu sendiri.
Salah satu bentuk reformasi yang mungkin ditempuh guna beradaptasi dengan era global ini adalah bahwa
seorang pemimpin mampu membawa anggota kelompoknya memiliki jiwa entrepreneurship yang tinggi, yaitu kemampuan mencari cara baru guna
memaksimalkan produktivitas dan efektivitas (Osborne dan Gaebler, 1995). Pada aspek sumberdaya manusia, isu utamanya adalah upaya menciptakan sumberdaya yang kompeten dalam bidangnya. Di dalamnya mencakup beberapa strategi, di antaranya pengembangan pegawai. Muljarto Tjokrowinoto (2001) mengemukakan bahwa kompetensi seorang meliputi beberapa kriteria berikut:
-
Sensitif dan responsive terhadap peluang dan tantangan yang timbul di dalam pasar
-
Tidak terpaku pada kegiatan rutin yang terkait dengan fungsi instrumental, akan tetapi harus melakukan terobosan melalui pemikiran yang kreatif dan inovatif
-
Mempunyai wawasan futuristik dan sistemik
-
Mempunyai kemampuan mengantisipasi, memperhitungkan dan meminimalkan resiko
-
Jeli terhadap potensi sumber-sumber dan peluang baru
-
Mempunyai kemampuan untuk mengkombinasikan sumber menjadi resource mix yang mempunyai produktivitas tinggi
-
Mempunyai kemampuan mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia dengan menggeser kegiatan yang berproduktivitas rendah menuju yang tinggi
Dalam kaitannya dengan pengembangan pegawai maka langkah strategis yang mesti ditempuh seorang pemimpin adalah menyediakan peluang sebesar-besarnya bagi pegawai yang potensial untuk menggali
kreatifitas dan inovasinya. Sementara untuk manajemen organisasi perlu dilakukan perubahan organisasional mendasar seperti dinyatakan Osborne dan Gaebler. Di samping itu mengubah penekanan dari top-down approach ke pendekatan yang lebih berorientasi kepada kepentingan bersama.