STUDILMU Career Advice - Kompetitif adalah Sikap yang Perlu Dipertahankan

Kompetitif adalah Sikap yang Perlu Dipertahankan


by STUDiLMU Editor
Posted on Jun 18, 2019

Kompetitif adalah sebuah kata yang menggambarkan situasi kerja saat ini. Jika dibandingkan dengan era yang terdahulu, lingkungan kerja saat ini jauh lebih kompetitif. Persaingan yang semakin ketat menuntut kita untuk terus memiliki sikap kompetitif. 
 
Di era yang serba maju dan canggih saat ini, orang tidak hanya berlomba-lomba untuk mendapatkan ijazah. Setiap orang juga berlomba untuk memiliki kelebihan yang jauh lebih unggul daripada yang lainnya. Beruntungnya, ada banyak fasilitas yang dapat kita manfaatkan, seperti youtube, webinar atau video online lainnya. 
 
Pada zaman sekarang ini, latar belakang pendidikan tidak lagi menjadi satu-satunya penentu keberhasilan seseorang dalam dunia pekerjaan. Setiap lulusan memiliki kesempatan yang sama dalam kesuksesan, yang terpenting kita mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan kerja nyata dan terus meningkatkan kualitas diri.
 
Nah, inilah yang membuat bahwa setiap kita harus memiliki rasa kompetitif yang tinggi. Sikap kompetitif membuat kita ingin selalu mengadakan perbaikan dan peningkatan. Tentu, ini adalah hal bagus yang dapat menunjang kesuksesan karier
 
Kabar baiknya, kemajuan teknologi memudahkan kita untuk meningkatkan kualitas diri. Namun, kita harus mampu untuk memastikan bahwa apa yang dipelajari adalah hal yang benar-benar berguna bagi kesuksesan karier. Lalu, bagaimanakah kita dapat dapat mempertahankan sikap kompetitif yang dimiliki?
 
Berikut adalah 3 tips yang dapat dilakukan untuk tetap mempertahankan sikap kompetitif, sehingga kita akan terus melakukan peningkatan diri yang dapat membantu mencapai kesuksesan di era yang kompetitif saat ini.
 

1. Identifikasi pendidikan yang sudah dimiliki dan yang dibutuhkan. 

Meningkatkan kemampuan diri adalah salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan motivasi diri. Ini bukan berarti kita harus mengulang dunia perkuliahan yang telah lampau, tetapi harus menemukan area-area yang perlu ditingkatkan. Kita harus menemukan cara yang tepat untuk belajar, mendapatkan umpan balik dan menemukan strategi peningkatan diri. Untuk mengetahui bidang yang perlu ditingkatkan, kita harus memulai dengan membaca banyak buku tentang industri yang sedang tren. Perhatikan setiap kata dan istilah yang digunakan. Adakah hal-hal yang tidak dipahami? Jika ada, bisa jadi itu adalah area yang perlu ditingkatkan. 
 
Setelah mengetahui area yang perlu ditingkatkan, alangkah baiknya jika kita dapat menemukan seorang mentor. Seorang mentor memiliki kemampuan untuk mengenali kekurangan dan membantu meningkatkannya. Dengan begitu, kita akan mendapatkan umpan balik yang berguna. Selain mentor, temukan pakar dari dunia karier yang sedang menjadi tren. Tanyakan opini mereka tentang keadaan pasar saat ini dan seperti apa nantinya. Kita juga dapat menanyakan tentang alat, teknologi yang akan bermunculan di masa depan dan keterampilan yang nantinya dibutuhkan. Dengan begitu, kita dapat mengaitkannya dengan kondisi saat ini. Katakanlah bahwa seorang pengamat ekonomi memprediksikan bahwa setiap staf penjualan nantinya harus mahir menggunakan perangkat lunak tertentu. 
 
Nah, jika tidak memiliki pengetahuan apapun tentang perangkat lunak, kita dapat mempersiapkan diri dengan mempelajarinya secara otodidak atau bahkan bergabung dengan kursus pembelajaran. 
 
Memahami pendidikan yang sudah dimiliki dan yang dibutuhkan dapat membantu kita mengetahui jelas hal-hal yang ingin dilakukan dan yang perlu ditingkatkan. Dengan begitu, kita akan dapat tetap bertahan di tengah persaingan yang ketat. 
 

2. Mempelajari istilah yang ada.

Selanjutnya, kita perlu untuk mempelajari istilah-istilah yang ada agar dapat meningkatkan kemampuan secara efektif dan menggunakannya pada situasi yang tepat. Mempelajari bahasa yang berkaitan dengan pekerjaan kita merupakan bentuk peningkatan diri. Bahasa yang dimaksud, bukanlah bahasa yang sesungguhnya. Ini berkaitan dengan tanggung jawab, penghasilan dan gelar. Setiap industri dan perusahaan memiliki bahasa internalnya masing-masing. Jika tidak memahaminya, kita akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan bahkan memahami peranan yang ada. Sebagai contoh, perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia alat berat tentu akan memiliki kualifikasi, standar bahkan budaya dan ketetapan yang berbeda dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi.
 
Lalu, perusahaan apa yang menjadi impian kita untuk mengembangkan karier? Temukan seseorang yang bekerja di dalam perusahaan tersebut dan cobalah untuk terhubung dengannya, misalnya melalui Linkedin. Mintalah orang tersebut untuk menjelaskan seperti apa peran yang dijalankan dan kondisi perusahaan. Pahami juga alat dan teknologi yang digunakan dalam menjalankan peran. Jika ada yang tidak dimengerti, kita dapat meminta penjelasan mereka. 
 
Ketika telah memiliki gambaran tentang perusahaan tersebut, kita dapat melakukan penelitian yang lebih spesifik. Ketika juga mendapatkan kesempatan untuk menghadiri wawancara, kita akan lebih mudah untuk berbicara dalam sesi wawancara nantinya. Ya, tentu saja. Kita telah mempelajari hal ini sebelumnya, bukan?
 

3. Memahami tugas, keterampilan dan pencapaian yang pernah diraih.

Ada banyak orang yang memiliki kesulitan untuk menjelaskan tentang kesuksesan di masa lalu dan hal yang ingin dicapai di masa depan. Inilah yang membuat mereka tidak tampil sebagai seseorang yang kompetitif. 
 
Untuk mempertahankan sikap kompetitif, kita perlu mengetahui jelas tugas yang dimiliki, keterampilan yang digunakan dalam mengerjakan tugas tersebut dan pencapaian yang berhasil dibuat. Jika kita memiliki kesulitan untuk menjelaskan tentang kesuksesan di masa lalu, kita dapat mengubahnya menjadi 3 pertanyaan:
- Tugas: Apa yang kita lakukan?
- Keterampilan: Kemampuan apa yang digunakan?
- Pencapaian: Sebaik apakah kita menampilkannya?
 
Misalnya, 
- Tugas: Saya membuat 50 panggilan setiap hari dengan menggunakan aplikasi X sebagai alat pendukung.
- Kemampuan yang digarisbawahi: Saya menggunakan keterampilan berkomunikasi dan pengaturan waktu untuk meningkatkan peluang berhasilnya mendapatkan kesepakatan. Saya menemukan bahwa klien lebih suka dihubungi melalui telepon daripada email. Untuk itu, saya memaksimalkannya melalui telepon sebagai alat untuk menghubungi klien.
- Pencapaian: Setiap bulan saya selalu berhasil melampaui target sebesar 110%.
Mengapa hal ini diperlukan? Karena, di era persaingan yang sangat kompetitif ini mengharuskan kita dapat tampil lebih menonjol dari orang lain serta menjelaskannya secara terperinci merupakan cara yang tepat untuk dilakukan. 
 
Katakanlah bahwa saat ini kita mendapatkan kesempatan untuk menghadiri wawancara di sebuah perusahaan asing yang sangat besar. Ketika ingin menjelaskan tentang diri sendiri, kita harus mencari cara yang tidak sama dengan yang dilakukan orang lain. Kita harus mampu menampilkan informasi diri yang terperinci dan jelas. Kita juga harus mampu menjabarkan tugas, keterampilan dan pencapaian yang berhasil dilakukan dalam perjalanan karier sebelumnya. Dengan begitu, kita akan tampil menonjol dan memiliki peluang yang lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan tersebut.
 
Itulah 3 cara untuk tetap menjadi kompetitif. Bersikap kompetitif, membuat kita terus memiliki motivasi diri. Jika memiliki motivasi diri yang kuat, kita akan selalu mendapatkan kesempatan untuk melakukan hal-hal baru dan menguasainya sehingga tidak ada ruang untuk merasa pasrah dan menyerah dengan keadaan. Kita juga akan dapat terus bersaing dan memenangkan persaingan yang semakin hari semakin ketat. Jadi, tetap pertahankan sikap kompetitif dalam diri kita masing-masing ya, rekan pembaca.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini