STUDILMU Career Advice - Komunikasi dalam Manajemen Stres

Komunikasi dalam Manajemen Stres


by STUDiLMU Editor
Posted on Jun 20, 2019

Stres bisa datang secara tiba-tiba, tanpa diundang dan tanpa diharapkan. Disisi lain, kita tetap harus melanjutkan kehidupan dengan berkomunikasi dan berinteraksi bersama orang-orang di sekitar kita. Manajemen stres yang baik akan membantu kita dalam berkomunikasi secara tepat dengan orang lain. Meskipun kita sedang berada di bawah tekanan stres yang luar biasa, namun komunikasi dalam manajemen stres akan membantu kita untuk berkomunikasi secara normal. Layaknya, seseorang yang tidak sedang memiliki masalah apapun.  
 
Pada artikel kali ini, rekan-rekan Career Advice akan mendapatkan wawasan baru tentang cara berkomunikasi yang baik ketika sedang merasa stres. Yuk, kita simak penjelasan lengkapnya berikut ini. 
 

1. Tarik Napas Dalam-dalam dan Tenangkan Diri. 

Apabila kita merasa tegang, takut atau khawatir. Cara pertama yang perlu kita lakukan adalah menarik napas secara dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan. Sejak zaman dahulu, menarik napas dalam-dalam telah dipercaya dapat menenangkan hati dan pikiran kita ketika perasaan kalut menghampiri. Begitu juga dengan perasaan stres, kami menyarankan semua rekan-rekan Career Advice untuk menarik napas dalam-dalam ketika rasa stres datang. 
 
Ketika pikiran kita menjadi lebih tenang karena metode ini, otak kita akan berpikir lebih jernih, sehingga segala perkataan yang kita sampaikan kepada orang lain tidak akan menyakiti hati mereka. Seringkali orang yang stres mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Mereka akan menjadi lebih sensitif dan mudah marah. Itulah mengapa kita sering melihat orang yang marah mencoba menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan hati dan pikiran mereka. 
 

2. Fokus pada Tujuan Utama. 

Saat stres melanda pikiran kita, biasanya kita akan menjadi seorang yang tidak mood untuk berkomunikasi dengan orang lain. Eits, tapi kita perlu ingat bahwa komunikasi adalah hal yang sangat penting. Jangan sampai karena kita sedang bete, orang-orang di sekitar kita menjadi kena ‘semprot’. Padahal di dalam dunia kerja, komunikasi yang baik dan jelas adalah kunci kesuksesan tim. 
 
Jika kita merasa stres, coba deh untuk fokus pada tujuan utama kita dalam berkomunikasi, terutama dengan rekan-rekan kerja, klien, mitra bisnis, bahkan pada atasan kita di kantor. Fokus pada satu atau dua tujuan terpenting pada setiap percakapan.  
 
Komunikasi yang efektif akan mengarahkan kita pada interaksi yang lebih produktif. Hasilnya, kita tetap bisa berkomunikasi dengan baik tanpa dikontrol oleh rasa stres yang menakutkan. Selalu ingat bahwa rasa marah, frustasi dan sikap apatis hanya akan mengalihkan kita dari tujuan utama berkomunikasi. 
 

3. Tetapkan Tujuan yang Realistis. 

Stres memang tidak selalunya hal yang buruk. Buktinya, ada juga stres yang baik. Stres baik dapat melepaskan adrenalin kita dan membantu otak untuk fokus dalam mengejar tujuan yang ingin kita raih. Sayangnya, tujuan yang tidak realistis akan mengubah stres baik menjadi stres yang buruk. 
 
Kita hanya akan mengejar sesuatu yang tidak masuk ke dalam kemampuan diri kita, sehingga kesulitan yang kita hadapi membuat kita semakin stres, stres dan stres. Oleh karena itu, kami menyarankan rekan-rekan Career Advice untuk menetapkan tujuan yang realistis, meskipun kita diperintahkan untuk memiliki mimpi setinggi mungkin. 
 
Sebagai contoh, apabila rekan pembaca memiliki masalah dengan kolega lain, cobalah untuk berdiskusi secara baik-baik untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Tetapkan tujuan yang realistis dalam diskusi yang dilakukan, sehingga stres yang kita rasakan tidak akan mengganggu proses komunikasi. 
 

4. Bicara dengan Seseorang atau Orang Lain. 

Mungkin rekan pembaca akan bertanya-tanya, “bagaimana bisa berbicara dengan seseorang atau orang lain, ketika kita sedang merasa stres dan tidak ingin berkomunikasi dengan siapapun?” Yap! mungkin ini kedengarannya berlawanan dengan intuisi kita, namun berbicara dengan orang lain ketika kita merasakan stres akan memberikan dua manfaat yang baik. 
 
Apa saja ya? Pertama, kita dapat melampiaskan rasa frustasi yang kita rasakan dengan menceritakan keluh kesah dan kekhawatiran yang kita rasakan. Ketika ada orang lain yang mau mendengarkan kesedihan kita, maka ketegangan yang kita rasakan akan semakin mereda. Secara tidak langsung, kita akan menjadi lebih tenang dan dapat berpikir lebih jernih. Kedua, mereka yang berbicara dengan kita bisa memberikan nasihat-nasihat yang relevan untuk mengatasi rasa stres yang sedang kita hadapi. 
 
Jadi ketika stres melanda, jangan hindari komunikasi. Namun, dekatkan diri kita untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang kita percaya dapat menjaga rahasia dengan baik.
 

5. Jangan Malu untuk Tertawa, ya! 

Menurut salah satu lembaga penelitian tentang manajemen stres, “tertawa memiliki efek yang lebih hebat daripada senyawa kimia. Dengan tertawa, kita dapat terhubung dengan orang-orang di sekitar kita, mendapatkan dukungan sosial yang baik dan, tentunya menghilangkan stres. Jadi, ketika kita menemukan sesuatu hal yang lucu, jangan ragu untuk tertawa dan melepaskan rasa stres kita melalui canda tawa. 
 
Ketika rasa stres kita sudah semakin berkurang, maka kita dapat melanjutkan komunikasi kita dengan orang lain. Tentunya, tanpa terlihat semrawut dan pusing. 
 

6. Berusaha Mendengarkan Orang Lain. 

“Komunikasi yang efektif akan terjadi ketika salah satu orang berbicara, dan yang lainnya mendengarkan dengan seksama” Pernyataan ini membuktikan bahwa mendengarkan adalah kunci sukses untuk meraih komunikasi yang efektif. 
 
Meskipun rasa stres dan frustasi sedang melanda kita, namun tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mendengarkan pendapat dan aspirasi dari orang lain. 
 
Bersikap acuh terhadap apa yang orang lain sampaikan hanya akan membuat permasalahan baru. Hasilnya, kesalahpahaman akan datang di dalam kehidupan kita, sehingga rasa stres yang baru akan bermunculan. Selain itu, orang-orang di sekitar kita juga akan enggan berinteraksi dengan kita. 
Jadi, jangan lupa berusaha untuk mendengarkan orang lain, meskipun kita sedang dalam perasaan yang tidak beraturan ya.
 

7. Tampilkan Bahasa Tubuh yang Positif.

Meskipun kita sedang merasa stres dan frustasi, usahakan untuk tidak menampilkan bahasa tubuh yang negatif. Misalnya, menunduk, tidak melihat mata lawan bicara kita, atau menaikkan dagu seperti sikap menantang seseorang.  
 
Berusahalah untuk menampilkan bahasa tubuh yang positif karena jika kita berhasil menciptakan komunikasi yang efektif, maka stres yang kita rasakan perlahan-lahan akan semakin berkurang.  
 

8. Pintar dalam Membaca Situasi dan Keadaan. 

Ketika kondisi yang ada semakin menegangkan, maka kita harus memahami bahwa itu bukan saat yang tepat dalam berbicara hal-hal lain yang berbau sensitif. Kita perlu pintar dalam membaca situasi dan keadaan. Terlebih lagi, jika kondisi kita sedang dalam keadaan frustasi dan stres. Terus berbicara hal-hal yang tidak penting hanya akan memperkeruh suasana. 
 
Itulah cara-cara yang bisa kita terapkan dalam berkomunikasi dan berkaitan dengan manajemen stres. Stres yang kita rasakan di dalam kehidupan perlu diatasi dengan cara yang baik, dan komunikasi kita dengan orang-orang di sekitar juga tetap perlu dilakukan. Jadi, jangan sampai rasa stres menghancurkan komunikasi kita dengan sesama ya. Selamat mencoba rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini