Apa Pengertian dari “Komunikasi Non-verbal”?
Dalam komunikasi, kita akan mengenal komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Mungkin kita sudah sering mendengar komunikasi verbal, namun bagaimana dengan komunikasi non-verbal? Dan apa definisi dari komunikasi non-verbal? Komunikasi non-verbal adalah proses penyampaian pesan atau informasi yang menyampaikan suatu makna (arti) yang dilakukan tanpa kata-kata atau lisan. Namun, komunikasi non-verbal ini disampaikan melalui ekspresi wajah, gesture (bahasa tubuh), gerakan tangan, dan lain sebagainya.
Apakah rekan-rekan Career Advice masih ingat sewaktu masih kecil, rekan pembaca merasa tidak enak badan dan sepertinya sedang sakit dengan panas yang datang di tubuh. Sepulang sekolah, rekan pembaca datang dan mengetuk pintu rumah, lalu Anda menatap wajah sang ibu dengan tatapan yang cukup lama. Detik itu juga, ibu Anda tahu bahwa anaknya sedang sakit. Yap, ibu Anda tahu dengan pasti tanpa Anda mengucapkan sepatah katapun tentang rintihan yang tubuh Anda rasakan.
Keren! Itulah keajaiban dan kekuatan dari komunikasi non-verbal. Pada artikel kali ini, kami akan membahas tentang komunikasi non-verbal sebagai cara lain yang dapat mengekspresikan diri kita, tanpa harus mengucapkan banyak kalimat kepada orang lain. Entah disadari atau tidak, komunikasi non-verbal terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila kita mempelajari
jenis komunikasi ini dengan lebih jauh, maka kita akan dapat menciptakan
interaksi yang lebih baik dengan orang-orang di sekitar kita.
Komunikasi non-verbal dapat membantu kita mengekspresikan diri dengan lebih baik.
Apakah pembaca Career Advice pernah melihat seorang tahanan yang di wawancara di televisi oleh awak media? Bagaimana sikap mereka saat menjelaskan tragedi atau kesalahan yang mereka perbuat? Coba perhatikan. Kebanyakan dari mereka yang menceritakan kebohongan, pasti akan menyentuh hidung mereka beberapa kali, atau menjawabnya dengan raut wajah yang resah. Ketika seseorang berbohong, maka tekanan darahnya akan naik karena merasa stres. Sehingga, saraf di sekitar hidung akan menggelitik dan membuat orang tersebut merasa gatal.
Ini bisa disebut sebagai “ekspresi mikro”, artinya ekspresi wajah kecil yang berbeda dari ekspresi wajah lainnya, dan hampir tidak mungkin dapat dipalsukan. Apabila kita memahami komunikasi non-verbal dengan cukup baik, kita bukan hanya lebih mudah untuk berinteraksi dengan orang lain, namun kita juga akan lebih hebat dalam mengekspresikan diri.
Jenis-jenis Komunikasi Non-verbal
Penelitian terkait komunikasi non-verbal sudah diterapkan semenjak tulisan tentang Charles Darwin dipublikasikan. Tulisan ini menjelaskan bahwa manusia dan hewan di zaman dahulu kala dapat berdialog dengan Bahasa tubuh (komunikasi non-verbal) tanpa menggunakan kata-kata. Terlebih lagi, belum ada Bahasa yang digunakan secara umum pada saat itu. Berikut ini merupakan jenis-jenis komunikasi non-verbal yang mungkin ada beberapa yang belum kita ketahui.
1. Gerakan tangan memberikan beberapa informasi penting.
Pernah tidak rekan pembaca melihat seseorang yang meletakkan tangan mereka di pipi kanan atau kiri, atau atau membelai-belai dagu mereka? Jika pernah, ternyata gerakan tangan yang mereka lakukan itu memiliki beberapa arti loh. Kedua gerakan tersebut menandakan bahwa orang tersebut sedang berpikir keras. Gerakan lainnya adalah menggigit kuku atau memegang rambut. Nah, kalau ini menunjukkan bahwa orang tersebut sedang gugup atau merasa tidak aman.
2. Posisi tubuh dapat menceritakan perasaan seseorang.
Komunikasi non-verbal juga dapat dilihat ketika mereka berdiri atau duduk. Misalnya, seseorang yang duduk dengan kedua lengan yang menyilang dapat menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki rasa defensif. Selain itu, seseorang yang duduk dengan pergelangan kaki yang disilangkan, ini menunjukkan bahwa dia sedang merasa gugup.
3. Ekspresi wajah dapat diartikan berbeda.
Ekspresi wajah adalah komunikasi non-verbal yang paling mudah dimengerti oleh orang banyak. Raut wajah sering menjadi simbol keadaan hati dan pikiran seseorang. Namun, ternyata ekspresi wajah memiliki banyak arti loh! Kita tidak bisa menilai perasaan dan pikiran seseorang hanya dari raut wajah yang mereka tampilkan. Sebagai contoh, saat rekan pembaca melihat seseorang senyum beberapa kali, ini tidak selalu dapat diartikan orang tersebut sedang merasa bahagia loh.
Bisa saja dengan senyuman yang mereka berikan beberapa kali itu, ada kesedihan yang sedang ditutupi, atau kemarahan yang sedang disembunyikan. Contoh lainnya adalah seseorang yang menunduk ke bawah dengan tatapan yang tidak melihat ke lawan bicaranya, dapat diartikan bahwa dia adalah seorang pemalu atau sedang menyembunyikan sesuatu.
4. Kontak mata dapat menceritakan apa yang dipikirkan seseorang.
Pasti rekan-rekan Career Advice pernah mendengar ungkapan “mata adalah jendela jiwa” dan ternyata, ungkapan ini benar loh! Melalui mata seseorang, kita bisa mengerti apa yang sedang dia pikirkan.
Sebagai contoh, seseorang yang sedang berbohong cenderung tidak bisa fokus dengan pandangan mereka. Mereka akan melihat ke atas dan ke kiri seperti sedang mencari sebuah jawaban yang tepat. Dan, mereka akan cenderung melihat ke atas dan ke kanan, saat sedang mengingat sesuatu. Contoh lainnya seperti yang sudah saya ceritakan di awal artikel ini. Saat kita sedang merasa tidak enak badan, hanya dengan tatapan kepada ibu, ibu kita akan tahu bahwa anaknya sedang sakit.
5. Penggunaan emoji dapat membuat chat menjadi lebih emosional.
Di era digital seperti sekarang ini, media sosial dan beberapa aplikasi sosial lainnya telah memudahkan kita dalam berkomunikasi secara non-verbal. Penggunaan emoticon dapat merepresentasikan
pikiran dan suasana hati kita kepada orang lain di dalam chat atau teks. Bahkan postingan status dan foto yang kita unggah di media sosial juga bisa dibuat seekspresif mungkin dengan emoticon yang ada.
Teman-teman kita di media sosial dapat mengetahui dengan pasti dan jelas, apa yang sedang kita rasakan sekarang, hanya dengan memilih satu emoticon yang menunjukkan wajah yang tersenyum atau sedih. Saat kita memilih emoticon sedih, seperti ?, maka satu atau beberapa teman kita akan langsung menanyakan kondisi hati kita melalui teks. “Kamu kenapa? Kok statusnya sedih?” “Hei, kamu lagi sedih ya? Cerita dong, kamu kenapa?”. Untuk memiliki komunikasi yang lebih interaktif dengan orang lain, rekan pembaca bisa menggunakan emoji yang sesuai.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan agar orang lain tidak salah paham dengan komunikasi non-verbal yang kita berikan?
Perhatikan gerakan-gerakan kecil yang kita lakukan.
Coba perhatikan gerak-gerik kita yang menjadi komunikasi non-verbal. Terkadang kita sering melupakan hal ini. Misalnya, apakah kita tersenyum saat berjabat tangan dengan orang lain? Apakah kita terlihat cemberut saat mendengar berita keberhasilan seseorang? Dan lain sebagainya.
Waspadai setiap inkonsistensi bahasa tubuh.
Saat kita mengatakan sesuatu, apakah ucapan kita sesuai dengan Bahasa tubuh yang diberikan? Misalnya, saat kita mengatakan “saya baik-baik saja” disertai dengan senyuman dan intonasi kata yang baik, ini menunjukkan sebuah ketulusan. Namun, apabila kita mengatakan “saya baik-baik saja” dengan intonasi yang cukup tinggi dan disertai dengan dengan desahan keras atau rasa kesal, ini menunjukkan arti sebaliknya, Anda sedang tidak merasa baik.
Perhatikan reaksi orang lain.
Saat kita melakukan komunikasi non-verbal, kita juga perlu memerhatikan reaksi dari orang lain. Ini bertujuan agar komunikasi non-verbal yang kita berikan tidak mengundang kesalahpahaman dari orang lain.
Rekan pembaca dapat berlatih teknik-teknik kecil komunikasi non-verbal ini setiap hari dan setiap kali ada kesempatan ketika berbicara dengan orang lain. Sehingga, kita bisa lebih baik dalam berkomunikasi non-verbal kepada orang lain. Selamat mencoba, rekan-rekan Career Advice.