Leadership
Leader dan Hukum Newton
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Apr 03, 2018
Penggambaran tentang boss vs leader seperti ilustrasi di atas, banyak dan sering kita dapatkan di internet, dibahas dalam training dan pelatihan-pelatihan leadership. Awalnya saya pun memaknainya sebatas teori bahwa seorang leader tidak bisa memimpin dengan cara boss, yang hanya menyuruh, menginstruksi dan mendelegasi saja. Dan itu memang tidak keliru.
Namun kali ini saya ingin berbagi, tentang bagaimana tipe pemimpin yang bekerja sebagai leader ternyata lebih efektif dalam membawa team nya maju, dibanding dengan cara kerja “boss”.
Saya teringat dengan pelajaran Fisika sewaktu di bangku sekolah, tentang hukum II Newton, yang kira-kira berbunyi demikian : “Laju perubahan kuantitas gerak suatu benda memiliki besar yang sebanding dan arah yang sama dengan gaya resultan yang bekerja pada benda”. Ketika kita menginginkan sebuah benda bergerak/melaju lebih cepat, maka Gaya (F = Force) yang bekerja pada benda tersebut harus lebih besar dan searah dengan laju yang diinginkan. Misal, ingin menggeser sebuah meja ke arah timur. Maka yang bisa kita lakukan untuk mempercepat pergerakan ini adalah dengan menambah orang (F) yang sama-sama membantu kita menggeser meja ke arah timur.
Sepadan dengan hal tersebut, di ilustrasi pertama, seorang boss, digambarkan sebagai seorang yang duduk di singgasananya, dan hanya memberikan perintah. Atasan yang seperti ini, dalam hukum Newton tidak menambah “F” yang searah dan mempercepat laju team. Keberadaan atasan yang tidak memahami kerja team, hanya duduk di tempat kerjanya, tidak mau terlibat apalagi ambil bagian dalam permasalahan team nya justru akan menambah massa, dan beban team tersebut. “F” yang diberikan oleh atasan dalam team ini arahnya justru ke bawah, dan ini bukannya mempercepat laju team, malah “memperberat”. Team merasa harus ikut memikul beban yang dipandang bukan sebagai tanggung jawab bersama team, tidak ada rasa memiliki, karena mereka merasa ini adalah pekerjaan yang “dilempar” oleh atasannya.
Berbeda dengan ilustrasi kedua. Seorang boss, bukan hanya menjadi bagian dari team, tapi bahkan ikut ambil bagian dalam tanggungjawab yang juga dirasakan oleh anggota teamnya. Atasan seperti ini, bukan menjadi beban, tapi justru berlaku sebagai gaya (F). Sesuai hukum Newton, dengan gaya yang lebih besar, bekerja pada sebuah benda, maka pergerakan benda tersebut semakin cepat. Dengan terlibatnya atasan dalam permasalahan, tugas, dan tanggung jawab team, bukan semata-mata meringankan kerja team secara fisik, tetapi juga memberi semangat dari dalam. Atasan yang membangun mental memiliki pekerjaan dan permasalahan yang dihadapi oleh team tersebut. Leader yang seperti inilah yang mampu menambah daya dorong bagi team, membuat team merasa “bersama” leader, merasa kuat, merasa mampu dan akhirnya timbul motivasi positif dari team tersebut.
Sebagai seorang leader, seberapa sering kita sudah terlibat, mengambil bagian, dan menjadi bagian dalam team kita? Sudahkah kita menambah gaya (F) yang memacu team kita melaju lebih cepat, atau justru dengan keberadaan kita, bertambah berat beban yang harus mereka tanggung? Gunakan prinsip hukum Newton dalam kepemimpinan kita, dan kita akan mendapatkan team yang bersama-sama melaju kencang.