Manajemen Waktu vs Membuang Waktu
Setiap orang memiliki waktu 24 jam dalam sehari untuk bisa menggunakannya dalam berbagai kegiatan. Bedanya, tidak semua orang bisa menggunakan waktu yang dimilikinya dengan sebaik mungkin. Oleh karena itu, muncullah istilah manajemen waktu atau time management yang dapat membantu kita menggunakan waktu dengan sebaik mungkin. Manajemen waktu adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan dan pengendalian terhadap berapa banyak waktu yang akan kita gunakan atau habiskan dalam menyelesaikan suatu kegiatan tertentu. Contoh
manajemen waktu yang baik merupakan
pengendalian waktu yang memungkinkan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.
Pentingnya manajemen waktu telah mendorong banyak orang untuk mempelajari manajemen waktu dengan lebih baik. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan membaca materi manajemen waktu dari beberapa artikel atau makalah manajemen waktu yang ada. Beberapa manfaat manajemen waktu antara lain adalah menurunkan perasaan stres karena dikejar-kejar deadline, merasa lebih mudah dalam meraih tujuan hidup, dan mempermudah langkah kita dalam meraih kesuksesan karier.
Ketika kita menerapkan prinsip manajemen waktu dengan sebaik mungkin, maka kita akan meraih tujuan
manajemen waktu yang tepat yaitu, tidak membuang-buang waktu yang kita miliki. Eits, tapi apa ya yang dimaksud dengan membuang waktu? Membuang waktu artinya menghabiskan waktu tanpa hasil apapun atau menyia-nyiakan waktu yang dimiliki. Dengan kata lain, membuang waktu adalah suatu hal yang sangat dihindari oleh orang-orang yang sangat menghargai waktu.
Apa Saja Metode Lain dari Manajemen Waktu?
Pada artikel kali ini, rekan pembaca akan menemukan fakta bahwa sebenarnya manajemen waktu adalah membuang waktu. What! Mengapa bisa? Faktanya, manajemen waktu tidak akan bisa
menyelesaikan semua permasalahan kita terhadap waktu. Hal ini yang membuat manajemen waktu sebenarnya sama saja seperti membuang-buang waktu kita.
Menurut website entrepreneur dot com, jika rekan pembaca merasa bahwa manajemen waktu sudah tidak tepat lagi untuk diterapkan di dalam kehidupan Anda, maka beberapa cara yang akan kami jelaskan pada artikel ini diharapkan dapat membantu rekan pembaca untuk menjadi semakin
bijak dalam menggunakan waktu. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Manajemen Waktu dapat Mengubah Kita Menjadi Zombie yang Stres dan Tidak Produktif.
Dalam tulisannya yang berjudul The Guardian, penulis Oliver Burkeman mengungkapkan bahwa “Setiap upaya kita untuk meningkatkan produktivitas secara pribadi dengan sebaik mungkin adalah suatu keterbatasan”. Pernyataan yang Burkeman sampaikan ini mungkin memang benar. Pasalnya, semakin seseorang berusaha untuk
meningkatkan produktivitas mereka, kecemasan yang mereka rasakan malah semakin sulit untuk dihilangkan”. Burkeman juga menambahkan bahwa, “Semakin baik dan hebat seseorang dalam melakukan manajemen waktu, maka individu tersebut akan merasa memiliki waktu yang lebih sedikit”.
Apa yang disampaikan oleh Burkeman ini adalah benar. Faktanya, hampir semua tips manajemen waktu dari semenjak hadirnya Revolusi Industri di Inggris sampai pada kehidupan di era digital seperti sekarang tetap saja sama. Yap! S-a-m-a. Misalnya, mereka menyarankan kita untuk bangun lebih awal di pagi hari atau menjauhi gangguan umum di kantor yang dapat menjauhkan kita dari produktivitas kerja yang baik.
Sekarang pertanyaannya, bagaimana jika orang tersebut bukanlah morning person? Atau, bagaimana jika seseorang bekerja di rumah atau di lapangan, sehingga tidak memiliki kantor? Kita harus ingat bahwa cara orang bekerja di zaman sekarang telah berubah secara drastis dibandingkan zaman dahulu.
Dengan kata lain, semua tips manajemen waktu yang selama ini kita ketahui hanya memberi saran yang sama dari waktu ke waktu, bahkan tanpa perubahan yang signifikan. Lebih fatalnya lagi, banyak orang yang menerapkan strategi manajemen dalam satu ukuran untuk semua periode, waktu dan zaman.
Akibatnya, tanpa disadari kita telah menjadikan panduan manajemen waktu yang sebenarnya tidak efektif dengan kondisi dan waktu kita pada saat ini. Hasilnya? Kita malah menjadi seorang zombie yang
stres dan jauh dari kata produktif.
Lalu, Apa Solusinya? Coba Temukan Gaya Bekerja yang Cocok untuk Diri Sendiri.
Dalam buku strategi “Work Simply” yang ditulis oleh Carson Tate, Tate menyarankan kita semua untuk mencari dan menemukan gaya bekerja yang cocok untuk diri kita sendiri. Kita perlu memastikan bahwa gaya bekerja tersebut adalah gaya terbaik dalam menciptakan produktivitas diri. Menurut Tate, ada 4 gaya bekerja utama yang mungkin bisa kita pilih sesuai
cara bekerja kita:
- Gaya Pendahulu Prioritas: Gaya ini membuat individu suka dalam menganalisis sesuatu berdasarkan fakta. Mereka adalah orang yang berorientasi pada tujuan, konsisten, dan tegas. Jika mereka memiliki tujuan, maka mereka akan mengatur waktu dengan konsisten dan tegas untuk meraihnya.
- Gaya Perencana: Gaya ini membuat orang-orang berkembang dalam hal-hal yang detail, berpacu pada jadwal dan rencana tindakan. Jadi, mereka akan mengatur waktu sesuai dengan jadwal atau rencana tindakan yang sudah dibuat sebelumnya.
- Gaya Pengatur: Gaya ini membuat seseorang merasa ingin dihargai dan menyukai pengakuan. Selain itu, mereka juga suka mendiskusikan pertanyaan dan masalah. Mereka akan mengatur waktu dengan memprioritaskan kegiatan yang akan membuat mereka dihargai orang lain.
- Gaya Visualisator: Gaya ini khusus untuk mereka yang inovatif dan berpikiran terbuka. Akan tetapi, mereka bukan para penggemar detail yang berlebihan. Jadi, mereka akan mengatur waktu dengan mengerjakan pekerjaan yang mereka rasa cukup bagus, tanpa pusing-pusing dengan detail yang ada.
2. Manajemen Waktu Bukanlah Hal yang Manusiawi.
Realitanya, manajemen waktu mungkin sesuatu hal yang sangat cocok untuk mesin. Namun, manajemen waktu menjadi hal yang tidak cocok, bahkan tidak manusiawi untuk diterapkan pada manusia. Setiap manusia memiliki rasa emosional di dalam diri mereka dan manajemen waktu dapat mengacaukan semua rasa emosional tersebut.
Menurut Mayo Oshin, “Kemauan dan kontrol diri kita akan semakin berkurang karena jadwal yang kita buat sepanjang hari”. Inilah yang menjadi masalah utama dari manajemen waktu, yang mungkin jarang disadari oleh banyak orang. Masalahnya, kemauan dan kontrol diri yang dimiliki manusia semakin lama semakin berkurang karena kita memiliki banyak tindakan yang harus segera dieksekusi. Akibatnya, kita gagal untuk mempertimbangkan faktor
emosional, mental dan energi sebagai manusia. Kita merasa diatur oleh waktu dan hal-hal manusiawi kita lainnya seakan direnggut oleh manajemen waktu yang kita buat sendiri.
Lalu, Apa Solusinya? Kita Perlu Membuat Manajemen Waktu yang sesuai dengan Tingkat Energi Kita.
Tidak seperti tips manajemen lainnya, yang menyarankan kita untuk bangun pagi, sarapan, berolahraga, mengerjakan pekerjaan, dan lain sebagainya. Kembali lagi kami ingatkan, tidak semua orang memiliki energi yang besar di pagi hari atau tidak semua dari kita adalah morning person.
Langkah yang perlu kita lakukan adalah mencari tahu pada waktu kapan kita memiliki energi yang banyak dan kuat. Jika jawabannya memang di pagi hari, maka berikan energi dan konsentrasi yang paling banyak pada waktu tersebut, terutama untuk mengerjakan pekerjaan yang berat dan memerlukan daya pikir yang tinggi. Ketika menjelang siang hari, kita bisa melanjutkan dengan pekerjaan yang lebih ringan dan tidak terlalu memusingkan dalam berpikir.
Selain itu, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan ketika energi sedang menurun, yaitu sebagai berikut:
- Tidur lebih dari tujuh jam setiap malam.
- Makan makanan bergizi dan berolahraga secara rutin.
- Menjauh dari media sosial atau gadget untuk sementara waktu agar memiliki waktu istirahat yang cukup.
- Meringankan beban kognitif dengan mendelegasikan pekerjaan dan tidak mengkhawatirkan hal-hal kecil yang sepele.
- Menetapkan tujuan hidup yang tinggi namun realistis, sehingga tidak menjadi beban pikiran kita.
3. Kita Memiliki Komitmen yang Semakin Banyak dan Kewalahan untuk Mengelolanya.
Dengan adanya manajemen waktu, kita terbentuk menjadi pribadi yang sangat yakin bahwa kita dapat menyelesaikan banyak hal dalam satu waktu, bahkan jika ada yang ingin menambahkan tugas, kita akan menerimanya dengan senang hati. Seakan-akan, kita ingin mengatakan bahwa “Memiliki pekerjaan dan komitmen yang sangat banyak merupakan bukti bahwa kita adalah orang yang memiliki tingkat produktivitas sangat tinggi”.
Mungkin manajemen waktu ini akan bekerja dengan baik, namun tidak akan lama. Pada akhirnya, kita akan merasa kewalahan, daya tahan tubuh menjadi menurun,
merasa ketakutan dengan tenggat waktu, dan lain sebagainya.
Lalu, Apa Solusinya? Kita Harus Berani untuk Mengatakan “Tidak”.
Untuk menghindari hal ini, kita harus berusaha dan memaksa diri agar tidak menjadi “Yes Man”. Mengatakan “tidak” untuk beberapa proyek yang ditawarkan tidak akan menjadikan kita sebagai orang yang buruk atau tidak produktif kok. Berani berkata “tidak” bukan berarti kita adalah orang yang tidak produktif atau orang yang tidak memiliki manajemen waktu yang baik.
Manajemen waktu itu adalah proses pengaturan waktu yang baik, namun tetap memikirkan energi, mental, fisik dan emosional kita sebagai manusia. Bukan mengabaikan semua hal tersebut dan berfokus untuk menyelesaikan banyak hal dalam waktu yang singkat.
4. Manajemen Waktu Tidak Sama dengan Produktivitas.
Adam Grant, seorang Profesor dari The Wharton School of Business mengatakan bahwa “Menjadi seorang yang produktif bukan berarti memiliki manajemen waktu yang baik. Setiap harinya, kita memiliki waktu yang sangat terbatas. Jika kita hanya berfokus dengan manajemen waktu, kita akan tersadar bahwa sudah banyak jam yang terbuang begitu saja”. Oh ya, pernyataan ini juga sudah ditulis di dalam The New York Times loh, rekan-rekan!
Lalu, Apa Solusinya? Kita Perlu Melakukan Manajemen Prioritas, bukan sekedar Manajemen Waktu.
Bukan manajemen waktu-nya yang harus kita perhatikan, namun kita perlu memikirkan proyek-proyek atau tugas apa saja yang perlu diprioritaskan untuk mencapai tujuan hidup. Menurut Grant, “Manajemen prioritas adalah suatu seni yang membuat kita berfokus pada sesuatu hal yang harus diselesaikan dengan alasan yang tepat, tempat yang tepat dan waktu yang tepat”. Grant juga menambahkan pernyataannya bahwa, “Jika produktivitas adalah tujuan kita, maka kita harus mendorong diri sendiri untuk menyelesaikan tugas”. Menurut Kayla Sloan, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan dalam hal ini, yaitu sebagai berikut:
- Membuat daftar tugas dengan urutan yang paling diprioritaskan dan diikuti oleh tugas yang tidak terlalu urgent atau darurat (bisa dikerjakan esok hari atau nanti).
- Semua tugas yang ada bukanlah tugas darurat yang harus kita takuti. Santai, jangan mengkhawatirkan segala hal secara berlebihan.
- Kita bisa menggunakan beberapa aplikasi kalender yang dapat menjadwalkan tugas-tugas prioritas yang perlu kita kerjakan agar tidak lupa.
- Jangan mengerjakan tugas prioritas yang dimiliki orang lain. Lindungi waktu kita dengan tugas-tugas prioritas yang memang kita miliki sendiri.
Itulah 4 cara lain yang dapat kita lakukan agar tidak terkecoh dengan tips manajemen waktu yang sudah banyak tersebar selama ini. Manajemen waktu akan menjadi sesuatu hal yang baik ketika kita juga memperhatikan faktor-faktor lain seperti, energi, fisik, mental dan emosional dalam diri sendiri. Jangan pernah terbuai bahwa produktivitas adalah memiliki manajemen waktu yang baik. Selamat menggunakan waktu Anda dengan bijak ya, rekan-rekan Career Advice.