STUDILMU Career Advice - Manfaat Coaching

Manfaat Coaching


by Berny Gomulya
Posted on Dec 26, 2017

Jack Welch, seorang tokoh yang dikenal karena kepemimpinannya saat ia menjabat sebagai Pemimipin dan Ketua Eksekutif dari General Electric (GE) pada periode 1981-2001, mewariskan kalimat bijak bagi para pemimpin. “Before you are a leader, success is all about growing yourself. When you become a leader, success is all about growing others”. Karena nyatanya memang seorang pemimpin akan semakin berkembang dengan membantu anggota timnya berkembang menjadi super team. Bukan dengan bersolo karir sebagai superman.
 
Tetapi tugas tersebut bukan hal mudah. Pengetahuan, kemampuan, kesibukan, jadwal padat, waktu minim, dan kendala dalam menghadapi banyak individu dengan karakter berbeda dalam tim menjadi tantangan yang datang dalam satu paket besar. Tidak heran jika banyak pemimpin dengan setengah patah arang bertanya, bagaimana lagi harus memasukkan agenda pengembangan karyawan di dalam daftar panjang pekerjaan? Sedangkan momen pengembangan diri pribadi pun disisipkan di sedikit waktu luang yang tersedia. Bagaimana pula bisa menyisipkan waktu bagi pengembangan mereka dengan tugas yang menumpuk dan target kerja terus berjalan?
 
Nyatanya, agar Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk SDM customer service, di sebuah organisasi dapat mencapai sasaran kerjanya, pemimpin berkewajiban untuk membantu setiap anggota timnya. Cara termudah adalah dengan memberikan coaching. Coaching adalah suatu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dan kapasitas setiap orang sehingga berhasil mencapai sasaran kerjanya. Coaching dapat dilakukan kapan saja pemimpin merasa perlu, tidak bergantung pada jadwal tertentu. Coaching adalah membantu seseorang dengan cara yang dikehendakinya dan membantunya menuju arah yang dikehendakinya (O’Connor dan Lages, 2004). Coaching mendukung seseorang pada setiap level untuk menjadi apa yang mereka inginkan dan menjadi yang terbaik sejauh kemampuan mereka, tentu saja harus selaras dengan tujuan organisasi.
 
Dalam pepatah Jawa, prinsip Coaching dapat dikatakan sebagaimana prinsip seorang pemimpin; Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani– Di depan Menjadi Teladan, di tengah Memberikan Bimbingan dan di belakang Memberikan Dorongan. Coaching dilakukan secara periodik demi berlangsungnya proses belajar terus-menerus dan mencapai performa kerja secara progressive.  Proses Coaching adalah bagian aktivitas manajemen yang bersifat strategis.
 
Pertanyaan yang seringkali diajukan oleh para pemimpin ketika disodori ide pentingnya coaching dalam menjalankan tugas mereka adalah “Apa untungnya buat saya?”. Bagi pemimpin, yang dapat dirasakan langsung adalah terlibat dalam pembelajaran. Dan dengan terlibat, ini tentu membangun ikatan yang lebih dengan anggota timnya. Berbeda jika mengirimkan anggota teamnya untuk mengikuti pelatihan, dalam proses coaching pemimpin ikut dalam pembelajaran. Sangat memungkinkan ada banyak informasi yang diberikan coachee kepada coachnya. Dalam proses coaching pemimpin juga akan lebih paham dengan kondisi aktual yang dihadapi oleh timnya dalam mencapai tujuan bersama. Dalam proses coaching pemimpin dan team menyepakati tujuan yang perlu dicapai bersama sehingga mengakomodasi tujuan pribadi bawahan dengan tujuan departemen yang dipimpin. Coach ikut dalam diskusi permasalahan yang dialami oleh anggota timya, bukan hanya menyuruh tanpa mau tahu permasalahan yang dihadapi oleh timnya. Coaching juga mengembangkan keahlian manager dalam delegasi, review kinerja, konseling, menjalin hubungan dan lain sebagainya. Dan tentunya, dengan berkembangnya kompetensi anggota tim – sebagai hasil pelaksanaan coaching, akan ada lebih banyak tugas yang dapat didelegasikan. Yang artinya, akan ada alokasi waktu bagi pemimpin untuk pengembangan pribadi maupun perencanaan strategis lainnya.
 
Lalu mungkin ada yang masih berpikir bahwa anggota tim sebagai coachee sesungguhnya tidak membutuhkan coaching. Faktanya, coaching sejak lama telah dibutuhkan. Seperti disebutkan dalam Emerging Leader Research Survey Summary Report oleh Center for Creative Leadership (CCL) pada 2003, bahwa semua karyawan menginginkan skill-nya naik. Tapi cara yang mereka inginkan ternyata (yang paling digemari) adalah face-to-face coaching di tempat kerja. 88 % jawaban responden yang diteliti meyakini bahwa memiliki seorang mentor atau coach di tempat kerja merupakan hal yang penting untuk kemajuan karirnya.
 
Jadi sungguh coaching bermanfaat baik bagi coach maupun coachee. Dan bagi perusahaan? Tak perlu diragukan. Bayangkan jika para pemimpinnya memiliki cukup waktu untuk merencanakan hal-hal strategis demi kemajuan perusahaan. Sedangkan eksekutornya memiliki kemampuan yang tak perlu dikhawatirkan lagi. Itu artinya pengembangan produktivitas kerja organisasi, yang berujung pada peningkatan profit organisasi. Pola komunikasi dan budaya organisasi yang lebih terbuka dan efektif akan mendukung pengembangan SDM yang berkesinambungan, sehingga meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Coaching juga bisa dipelajari secara online.
 
Dikutip dari artikel bertajuk “2013 Training Top 125: Verizon’s #1 Calling” yang dimuat trainingmag.com, bukti betapa powerfulnya coaching diungkapkan oleh Amy Hirsch, direktur Human Resources dari Verizon. Program yang mereka miliki,VZLeader1 (new front-line leaders) yang termasuk Coaching individual performance, dan aplikasi functional coaching, dan VZLeader2 (tenured front-line leaders) yang menempa Coaching team performance, membuktikan efektifitasnya. Verizon mendata 125% laba investasi (ROI) dan periode pay-back 5,3 bulan. Peserta program juga melaporkan perbaikan bisnis pasca pelatihan yaitu, 65%peningkatan kualitas, 73% peningkatan produktivitas, 80% peningkatan kepuasankaryawan, 53% peningkatan kepuasan pelanggan, dan 30% peningkatan penjualan.Metrix Global - Executive Briefing: Case Study on the Return on Investment of Executive Coaching pada perusahaan telekomunikasi Fortune 500 bahkan menuliskan bahwa ROI Executive Coaching menembus angka fantastis 529%!
 
Dengan metode coaching yang sederhana, dan beberapa tips yang dibutuhkan untuk menghadapi berbagai karakter karyawan dalam prosesnya, kita juga bisa merasakan manfaat yang sama bagi diri pribadi, tim dan organisasi kita. Langkah-langkah coaching berikut contoh kasus dalam setiap tahap akan memudahkan kita sama-sama bekembang menjadi pemimpin sekaligus good coach bagi anggota tim kita. Untuk itu perusahaan bisa memfasilitasi dengan mengikutkan para leaders mereka mengikuti kursus online coaching agar coaching skills para leaders mereka meningkat.
 
Jika ingin menyelenggarakan training Coaching, silakan menghubungi kami di:
021 29578599 (Hunting)
021 29578602 (Hunting)
0821 1199 7750 (Mobile)
0813 8337 7577 (Mobile)
info@studilmu.com
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini