STUDILMU Career Advice - Manfaat Kompetisi Kerja pada Otak, Motivasi & Produktivitas

Manfaat Kompetisi Kerja pada Otak, Motivasi & Produktivitas


by STUDiLMU Editor
Posted on Aug 14, 2019

Pengertian Kompetisi Kerja

Kompetisi kerja adalah persaingan yang dilakukan oleh satu individu dengan individu lainnya atau satu kelompok dengan kelompok lainnya yang bertujuan untuk menjadi lebih unggul daripada para pesaingnya. Kompetisi dunia kerja bukanlah persaingan yang menggunakan tenaga atau kekerasan, namun menggunakan kecerdasan, keterampilan dan keahlian untuk bisa menghasilkan prestasi-prestasi baru yang membuat individu atau kelompok menjadi lebih unggul dari kompetitornya. 
 
Kompetisi di dunia kerja dipercaya dapat meningkatkan motivasi, produktivitas dan kinerja individu atau tim. Tidak hanya itu, kompetisi kerja juga diyakini dapat memberikan akuntabilitas dan validasi yang kuat. Lebih istimewanya lagi, kompetisi kerja dapat meningkatkan kinerja tim menjadi lebih baik karena seluruh anggota tim akan merasa terdorong untuk bersama-sama menjadi lebih baik dari para kompetitor. 
 

Contoh Kompetisi Kerja di dalam Dunia Bisnis atau Dunia Kerja

Kita bisa menemukan banyak contoh yang menggambarkan kompetisi kerja di dalam dunia bisnis atau dunia kerja. Misalnya, berusaha menghasilkan suatu produk inovatif yang sebelumnya tidak pernah ada di pasaran. Kita juga bisa mengambil contoh kompetisi pasar tenaga kerja, dimana setiap kandidat berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan. 
 
Kompetisi dalam kerja juga sangat bermanfaat ketika kita ingin meningkatkan penjualan kuartal. Sebagai contoh, perusahaan bisa meningkatkan penjualan kuartal dengan mengadakan kompetisi di antara tim penjualan. Karyawan yang dapat menjual barang (produk) paling terbanyak pada kuartal akan mendapatkan hadiah spesial dari perusahaan. Jangan lupa berikan hadiah yang spesial untuk sang pemenang, misalnya tiket liburan gratis ke Bali selama tiga hari dua malam.
 
Dengan adanya kompetisi kerja semacam ini, setiap karyawan pemasaran atau marketing pasti akan berpikir secerdas mungkin agar bisa mendapatkan strategi terbaik dalam menjual produk-produk yang ada dan meraih jumlah penjualan tertinggi. Dari contoh ini, kita juga bisa melihat bahwa kompetisi dan etos kerja saling berkaitan satu sama lain. Hanya orang-orang yang bersungguh-sungguhlah yang bisa memenangkan kompetisi kerja. 
 

Apa Peranan Rival (Kompetitor) di dalam Kompetisi Kerja? 

Faktanya, kehadiran dari kompetisi kerja saja tidak akan cukup untuk meningkatkan produktivitas dan motivasi individu. Kehadiran rival, pesaing atau kompetitor sangatlah diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan motivasi. Seorang Profesor Psikolog bernama Jillene Grover Seiver, PhD mengatakan bahwa “Anda memerlukan Saingan”. Pernyataan ini disampaikan oleh Seiver berdasarkan penelitian yang dilakukannya pada para pemanah profesional yang menunjukkan performance lebih maksimal ketika pesaing utamanya hadir dalam kompetisi tersebut. Dia membandingkan pemanah yang saingannya tidak hadir dalam kompetisi malah memiliki motivasi yang sangat rendah. 
 
Begitu juga di dalam lingkungan kerja, manajer cenderung menempatkan para karyawannya yang memiliki keterampilan dan bakat yang sama ke dalam suatu kompetisi. Tujuannya agar mereka memiliki dorongan motivasi dan kinerja yang sama kuatnya untuk menjadi yang terdepan. Logikanya, ketika kita melihat orang lain memiliki kemampuan yang sama seperti kita, maka kita akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan kita untuk mencapai hasil yang terbaik.
 

Kompetisi Kerja dapat Memberi Pengaruh Positif pada Motivasi

Menurut Craig Dike (seorang psikolog klinis dan asisten klinis di Doctor on Demand) mengatakan bahwa, “kompetisi dapat mendorong segala spesies untuk bisa bertahan hidup, dan kondisi ini akan mendorong evolusi biologis dan psikologis”. 
 
Sekarang kita sudah tahu bahwa kompetisi memang sangat diperlukan di dalam hidup agar kita terus maju ke depan, mengalami perkembangan dan menciptakan berbagai inovasi yang menakjubkan. Sehingga, kita tidak tertinggal dari orang-orang lain yang terus beradaptasi dengan perubahan. 
 
Kompetisi kerja juga bisa mempengaruhi motivasi ekstrinsik, yang mana penghargaan atau apresiasi dari pihak luar akan membuat kita semakin bersemangat dan termotivasi untuk terus maju dan menciptakan berbagai pencapaian. Misalnya, promosi dari manajer, voucher liburan gratis di akhir pekan, dan lain sebagainya. 
 
Eits! Kompetisi kerja tidak hanya berkaitan dengan motivasi ekstrinsik loh. Individu juga akan memiliki motivasi intrinsik ketika masuk ke dalam kompetisi kerja. Contohnya, mereka akan memiliki beberapa tujuan pribadi yang ingin dicapai di dalam karier seperti, meraih promosi, menjadi karyawan unggulan di kantor, dan lain sebagainya. 
 
Singkatnya, baik secara internal maupun eksternal, kompetisi kerja dapat membantu meningkatkan motivasi, produktivitas, dan kinerja pada diri seseorang.
 
Ada satu fakta lain yang perlu diketahui oleh rekan-rekan Career Advice bahwa para peserta kompetisi akan merasa lebih termotivasi ketika mereka bergabung ke dalam persaingan dengan jumlah yang lebih kecil. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2009 oleh Stephen Garcia dan Avishalom menunjukkan bahwa kompetisi akan menjadi suatu hal yang paling memotivasi ketika hanya ada sedikit kompetitor (pemain) di dalamnya. Pada studi ini, para peneliti meminta para siswa untuk mengikuti kuis singkat yang mana ketentuan pemenangnya adalah 20% siswa teratas yang berhasil menjawab pertanyaan paling cepat dan akurat, maka dia akan mendapatkan $5 sebagai hadiahnya. Pada kompetisi ini, satu kelompok diberitahu bahwa mereka akan bersaing dengan 100 siswa lainnya dan kelompok lainnya juga diberitahu bahwa mereka akan berkompetisi dengan 10 siswa lainnya. Bagaimana hasilnya? Para peserta yang ada di dalam kelompok lebih kecil (hanya memiliki 10 kompetitor) lebih unggul dibandingkan mereka yang bersaing dengan lebih banyak siswa. Para pemenang berhasil menjawab pertanyaan kuis lebih cepat daripada peserta lainnya karena merasa lebih termotivasi dengan jumlah kompetitor yang lebih sedikit.  

Kompetisi Kerja dapat Meningkatkan Daya Kerja Otak

Ketika kita bergabung ke dalam suatu kompetisi, daya kerja otak kita akan semakin meningkat karena kita akan terus mendorong otak agar dapat berpikir tentang strategi-strategi ampuh yang dapat dipergunakan dalam memenangkan persaingan atau kompetisi
 
Saat kita memenangkan suatu kompetisi kerja, pusat-pusat otak kita akan teraktifkan dan menghasilkan aliran dopamine (hormon dengan perasaan yang menyenangkan) di dalam hipotalamus atau pusat kesenangan otak. Setelah otak kita menghadapi kesibukan di dalam kompetisi kerja yang ketat dan berhasil memenangkan kompetisi, maka otak kita akan termotivasi untuk mengalaminya lagi dan lagi. Dengan kata lain, kita akan menyukai kompetisi kerja. 
 
Sayangnya, Seiver menemukan bahwa orang-orang yang telah gagal bersaing dalam kompetisi kerja cenderung menjauhi persaingan apapun. Pusat penghargaan otak hanya dapat diaktifkan jika kita mengerjakan tugas-tugas yang sulit. 
 
Bagi mereka yang tidak menikmati kompetisi kerja, tantangan dapat menjadi cara yang bagus untuk meningkatkan daya kerja otak di dalam lingkungan kerja yang kompetitif. Dengan kata lain, memaksa diri kita untuk tergabung di dalam kompetisi kerja akan membantu kita untuk meningkatkan daya kerja otak. 
 

Kompetisi Kerja dapat Meningkatkan Produktivitas

Selain itu, kompetisi kerja juga diyakini dapat meningkatkan produktivitas setiap individu yang bergabung di dalamnya. Para individu yang sedang berkompetisi akan menghabiskan lebih banyak waktu dalam bekerja dan berusaha untuk menghasilkan pencapaian yang jauh lebih banyak dari sebelumnya. 
 

Menjaga Kompetisi Kerja yang Sehat

Seringkali kompetisi kerja menimbulkan rasa curiga antara satu individu dengan individu lainnya atau satu kelompok dengan kelompok lainnya, karena setiap individu dan kelompok pasti ingin meraih kemenangan. Kondisi seperti ini dapat merusak kekompakan tim dan menumbuhkan perasaan negatif di antara rekan kerja. 
 
Akan tetapi, bukan berarti kompetisi kerja yang sehat tidak dapat diciptakan. Dengan mengadakan kompetisi kerja yang suportif, kita sama saja sedang menyuntikkan beberapa elemen positif dalam menghindari kekesalan yang menumpuk di antara rekan kerja atau para pesaing. Dengan kata lain, sikap suportif sangat diperlukan di dalam kompetisi kerja yang sehat. 
 
Yap! Itulah manfaat yang dapat diberikan oleh kompetisi kerja dalam meningkatkan daya kerja otak, motivasi dan produktivitas yang kita miliki. Jadi, apakah rekan-rekan pembaca sudah siap untuk menghadapi kompetisi kerja? Tetap semangat ya, rekan-rekan Career.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini