STUDILMU Career Advice - Memahami Perilaku Manusia dari Model DISC

Memahami Perilaku Manusia dari Model DISC


by STUDiLMU Editor
Posted on Mar 26, 2019

 
 
Halo rekan pembaca Career Advice. Apakah Anda menemukan bahwa disekitar Anda terdapat jenis individu yang berbeda-beda? Terkadang Anda menemukan orang yang suka berbicara, pendiam, dan masih banyak lainnya. Sebagai remaja dan orang dewasa, seseorang menjadi tidak terprediksi dan tidak rasional. Diusia saya yang ke-30, saya mempelajari perilaku yang sering diikuti orang-orang dalam segala aspek kehidupan dan dalam segala situasi.
 
Memahami pola perilaku ini, saya sadar bahwa mereka bukanlah tidak rasional. Mereka hanya membuka mata terhadap dunia, memprioritaskan kegiatan mereka, berkomunikasi dengan yang lain dan bertindak sesuai hal yang yang dapat diprediksi. Model perilaku yang saya pelajari dan akhirnya menjadi pelatih utama adalah model perilaku DISC.
 
Sebelum kita membahasnya lebih jauh, saya ingin menekankan bahwa orang suka melakukan hal dengan cara yang dapat diprediksi. Saya bukannya ingin mengkotak-kotakan orang, melabeli mereka atau mengindikasikan bahwa kita dapat mengetahui segalanya tentang seseorang melalui gaya perilaku mereka. Namun, memahami gaya perilaku seseorang dapat menjadi dasar untuk berkomunikasi dan memahami orang lain dengan cara yang lebih efektif dan lebih baik.
 
Dengan kata lain, berikut adalah penjelasan singkat yang menggambarkan perilaku kita semua. Model DISC ditemukan oleh seorang psikolog Universitas Harvard yang bernama Dr. William Moulton Marston pada tahun 1920. Beliau mengembankan teori bahwa seseorang konsep pengembangan diri seseorang berdasarkan satu dari empat faktor: Dominance, Inducement, Steadiness, atau Compliance. Ide inilah yang membentuk teori DISC yang saat ini banyak digunakan. 
 
Kemudian psikolog dan ahli perilaku mengembangkan alat latihan yang digunakan untuk menerapkan teori Marston tersebut. saat ini banyak sekali alat untuk mengukur dan menilai menggunakan model DISC. Saya menggambarkan model DISC sebagai sebuah lingkaran yang mewakili seluruh perilaku manusia yang dibagi menjadi kuadran seperti yang dijelaskan di bawah ini.
 
Bagi lingkaran secara horizontal. Bagian atas merepresentasikan orang-orang yang ramah dan yang bergerak lebih cepat. Bagian bawah merepresentasikan orang-orang pendiam dan yang bergerak lebih lambat. Orang yang ramah lebih suka untuk bergerak cepat, berbicara cepat dan mengambil keputusan dengan cepat. Sedangkan orang yang pendiam akan berbicara pelan-pelan dan lebih lembut daripada orang yang ramah. Mereka lebih suka untuk memikirkan sesuatu dengan seksama sebelum mengambil keputusan. 
 
 
Lingkaran ini juga dapat dibagi secara vertikal. Bagian kiri mempresentasikan orang-orang yang berorientasi pada orang lain (mementingkan perasaan orang, hangat, fleksibel). Bagian sebelah kanan merepresentasikan orang-orang yang berorientasi pada tugas. Orang-orang yang berorientasi pada tugas akan berfokus pada logika, data, hasil dan juga proyek. Orang-orang yang berorientasi pada orang lain akan berfokus pada pengakuan, perasaan, hubungan dan interaksi dengan orang lain. 
 
 
Dan ketika dua model lingkaran ini digabungkan, akan menghasilkan model seperti ini.
 
 
Dominant. Orang-orang dengan tipe ini merupakan orang-orang yang ramah dan berorientasi pada tugas. Mereka adalah orang-orang yang dominan dan tegas. Mereka berfokus pada hasil dan batasan bawah yang berlaku. Mereka adalah tipe orang yang cepat mengambil keputusan, suka memimpin dan suka tantangan. Untuk tipe ini, kita harus menggunakan kata-kata yang langsung pada inti pembicaraan karena orang-orang tipe D tidak suka bertele-tele.
 
Inspiring. Orang-orang dengan tipe ini merupakan orang-orang yang ramah dan berorientasi pada orang lain. Mereka suka menginspirasi dan memengaruhi orang lain. mereka berfokus pada pembicaraan dan aktivitas yang menyenangkan. Mereka suka dengan popularitas. Mereka juga merupakan orang yang ekspresif dalam pergaulan. Mereka akan senang mendengar pujian begitu juga dengan kata-kata yang gaul dan bersahabat. Agar cepat nyambung dengan mereka, kita harus menggunakan wajah yang ekspresif saat berinteraksi. 
 
Supportive. Orang-orang dengan tipe ini merupakan orang-orang yang pendiam dan berorientasi pada orang lain. Mereka adalah orang-orang suportif dan stabil. Mereka berfokus pada kedamaian dan keharmonisan. Mereka kalem, cenderung pendiam dan suka basa-basi. Mereka akan merasa nyaman dengan bahasa tubuh yang tenang. Jika berjabat tangan dengan mereka, lakukan secara pelan-pelan saja, tidak usah terlalu erat. 
 
Cautious. Orang-orang dengan tipe ini merupakan orang-orang yang pendiam dan berorientasi pada tugas. Mereka adalah orang-orang yang berhati-hati dan mengikuti hati nurani. Mereka berfokus pada fakta dan aturan. Mereka suka suka menganalisa, detail dan taat aturan. 
 
Itulah penjelasan model DISC. Model ini sangat cocok untuk diterapkan pada lingkungan kerja. Ya kita tahu bahwa dalam lingkungan kerja terdapat banyak jenis pribadi yang berbeda. Kita perlu mengetahui karakteristik mereka sehingga kita dapat berkomunikasi dengan tepat dan beradaptasi dengan cara yang berbeda-beda. Tetapi, model ini juga dapat diterapkan untuk kehidupan sehari-hari.
 
Sekali lagi, kuncinya adalah beradaptasi. Penyesuaian kata-kata, bahasa tubuh, ekspresi wajah bahkan nada suara akan membuat kita dapat berinteraksi dengan siapapun. Dengan begini, kita dapat memiliki hubungan yang baik dengan siapa saja.
 
Semoga artikel ini membantu rekan pembaca Career Advice untuk menentukan sifat seseorang dan menentukan cara berinteraksi yang tepat. 
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini