Saya yakin pembaca Career Advice pasti sudah sangat tahu tentang generasi milenial. Nah, menurut laporan dari penelitian yang dilakukan oleh Pew Research, ternyata milenial adalah kelompok demografis terbesar yang pernah ada. Bahkan kehadiran mereka menyisihkan rekor Baby Boomers loh.
Bukan hanya dari segi populasinya yang banyak, tentunya ini juga memiliki dampak yang berarti bagi para manajer dan profesional Sumber Daya Manusia (SDM) yang berada di dunia kerja. Dengan banyaknya populasi di Indonesia, kita perlu menjaga semangat pembelajaran serta peningkatan kualitas diri bagi semua generasi milenial di Indonesia.
Itulah mengapa para pebisnis, manajer serta orang-orang ahli dalam bidang SDM harus membangun budaya pembelajaran yang baik di tempat kerja. Ini menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan karena bagi para milenial, kesempatan belajar bukan hanya kesenangan yang menyenangkan untuk dilakukan, namun juga sebuah harapan bagi masa depan mereka.
Tidak hanya itu, beberapa tahun ke depan para milenial ini akan menjadi para pemimpin di dunia kerja, sehingga budaya pembelajaran yang baik benar-benar diperlukan di setiap tempat kerja.
Jika rekan-rekan pembaca sudah tahu mengapa budaya pembelajaran sangat penting diberikan kepada generasi milenial. Yuk, sekarang kita simak beberapa cara ampuh di bawah ini, agar dapat terciptanya budaya pembelajaran yang baik di tempat kerja.
Identifikasi Kemampuan Para Milenial
Langkah awal yang dapat dilakukan untuk membangun budaya pembelajaran di tempat kerja adalah dengan mengenal masing-masing karyawan di tempat kerja. Meskipun banyak orang yang masih meragukan kemampuan milenial di tempat kerja, namun tidak dapat dipungkiri bahwa milenial juga memiliki kemampuan yang luar biasa. Sebagai contoh, mungkin salah satu dari mereka memiliki kemampuan yang sangat baik dalam presentasi. Nah, dari kemampuan yang menonjol inilah, para profesional SDM atau manajer dapat menugaskan mereka untuk membantu karyawan lainnya dalam menyampaikan materi tentang presentasi yang baik.
Melalui pendekatan ini, kita dapat dengan mudah menghubungkan kegiatan pembelajaran di kantor dan mengukur dampak dari program pembelajaran ini terhadap
kualitas kinerja karyawan.
Budaya Pembelajaran Merupakan Inisiatif Strategis
Setelah mengidentifikasi kemampuan para karyawan terutama para milenial di kantor, langkah selanjutnya adalah menetapkan budaya pembelajaran sebagai inisiatif strategis. Agar pembelajaran di kantor menjadi efektif dan tepat pada sasaran, maka para manajer dan profesional SDM perlu mengkomunikasikan jenis pembelajaran dan keterampilan apa yang diperlukan untuk mendukung strategi perusahaan, dan ambil semua peluang pembelajaran demi mencapai tujuan yang perusahaan telah tetapkan.
Ini bukan hanya memudahkan kita dalam mendukung strategi perusahaan, namun juga berfungsi untuk meningkatkan keterlibatan para karyawan dan
meningkatkan produktivitas mereka.
Ada Penghubung yang Jelas antara Belajar dan Kinerja
Membangun budaya pembelajaran yang baik adalah menetapkan perbedaan antara belajar dan kinerja di kantor. Budaya pembelajaran menawarkan proses yang baik bagi para karyawan untuk melakukan perbaikan diri. Sedangkan, kinerja adalah performa seseorang saat bekerja.
Dalam hal ini, Karyawan perlu memahami bahwa keinginan untuk terus belajar sangatlah dihargai. Selain itu, kemampuan karyawan untuk terus terlibat dalam pembelajaran jangka panjang juga merupakan hal yang sangat penting, karena milenial dituntut untuk menjadi orang yang siap menerima tantangan besar di dunia kerja serta mereka perlu untuk terus meningkatkan kinerja di kantor.
Namun, milenial tidak hanya diharapkan untuk menerapkan budaya pembelajaran saja, tetapi juga mengintegrasikan pembelajaran tersebut ke dalam operasi pekerjaan sehari-hari, inilah kuncinya. Dalam kata lain, pembelajaran bukan suatu hal yang terjadi sekali saja dalam seumur hidup, namun ini adalah proses yang terus terjadi dari waktu ke waktu, dan telah menjadi bagian inti dari budaya di tempat kerja.
Pastikan Apa yang Karyawan Pelajari Diterapkan
Ada gula, ada semut. Ada proses pembelajaran, pastinya ada praktik. Ilmu-ilmu yang diajarkan pada setiap proses pembelajaran perlu ditinjau oleh manajer atau para profesional SDM. Apakah karyawan telah berhasil menerapkan poin-poin penting pada pekerjaan mereka.
Namun, budaya pembelajaran di kantor tidak dapat berjalan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari para manajer.
Dalam hal ini, para manajer memerlukan alat pelatihan untuk membantu para pemimpin dan karyawan terutama
para milenial di kantor, untuk bekerja secara harmonis dan mencapai hasil yang diinginkan bersama. Alat pelatihan apa yang dimaksud dalam hal ini? contohnya seperti, memberikan pujian, penilaian positif, serta dukungan yang tiada henti untuk menyemangati karyawan.
Ini terbukti sangat ampuh bagi para karyawan milenial, mereka akan jauh lebih bersemangat jika mendapatkan pujian atau umpan balik yang mendukung performa mereka di tempat kerja. Meskipun begitu, pastikan bahwa pujian dan umpan balik yang diberikan benar-benar sesuai dengan performa mereka yang bagus ya! Karena jangan sampai kita mencetak pekerja yang memiliki semangat atas apa yang tidak mereka kerjakan.
Bertanggung Jawab atas Semua Proses Pembelajaran
Jika proses pembelajaran hanya dilalui begitu saja tanpa adanya tanggung jawab dari masing-masing karyawan, maka hasilnya akan nihil.
Sama seperti proses pembelajaran lainnya, pembelajaran yang dilalui oleh para karyawan sangat memerlukan tanggung jawab, bukan hanya sebuah penerapan. Mengapa demikian? Perusahaan sudah mengeluarkan biaya yang pastinya tidak sedikit agar para karyawannya dapat tetap belajar dan meningkatkan kinerja di kantor.
Jadi, tentunya ini sangat adil bagi perusahaan untuk meminta pertanggungjawaban karyawan. Para karyawan harus memperjelas keterampilan apa yang mereka pelajari, kemajuan apa yang telah mereka rasakan, ilmu baru apa yang telah mereka terapkan, dan seterusnya. Jika sebuah perusahaan memiliki budaya belajar yang kuat, maka perusahaan tersebut dapat mengungguli kompetitor lainnya dengan sangat signifikan.
Generasi milenial adalah generasi yang sangat berbeda, mereka memiliki pergerakan yang cepat, bahkan lebih cepat dari generasi-generasi sebelumnya. Inilah mengapa para manajer dan profesional SDM memiliki tantangan yang hebat untuk mempertahankan yang terbaik dan paling cerdas di antara para milenial. Tidak hanya sampai disitu, kita perlu memutar otak untuk memenuhi keinginan para milenial dalam pengembangan karier mereka, dan dalam waktu yang bersamaan membuka
peluang belajar untuk generasi lain (generasi X,Y,Z) di dalam kelompok kerja multi generasi saat ini. Dengan begitu, para petinggi perusahaan tidak hanya berhasil untuk memberdayakan milenial untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas di tempat kerja, namun generasi lainnya juga bisa mendapatkan manfaat yang luar biasa.
Yap, itu dia beberapa cara untuk membangun budaya pembelajaran untuk karyawan, terutama para generasi milenial. Dengan mengikuti lima cara di atas, kita dapat mengatur kesuksesan perusahaan untuk jangka panjang. Jika pembaca Career Advice adalah seorang manajer, profesional SDM, atau para petinggi perusahaan, tunggu apalagi? Segera ciptakan budaya pembelajaran di kantor demi masa depan perusahaan yang cemerlang dan luar biasa. Selamat mencoba rekan-rekan Career Advice.